Indeks ditutup menguat 0,89% di level 476,27 setelah dibuka menguat 3,85 poin atau 0,82% di level 475,91 pagi tadi. Sepanjang hari, indeks bergerak di kisaran 475,03 hingga 477,62.
Penguatan Indeks Bisnis27 sejalan dengan penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang ditutup menguat 36,71 poin atau 0,69% di level 5.390.17 di akhir sesi I. Dari 27 saham emiten, sebanyak 19 saham menguat, 3 saham melemah, dan 5 saham stagnan.
Saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) naik paling tajam 3,85%. Disusul saham PT Vale Indonesia Tbk. (VALE) naik 3,38%.
Sementara itu, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) justru turun paling tajam, yakni -0,92%. Disusul oleh saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang turun 0,57%.
Berikut adalah harga saham Bisnis27 di akhir sesi I :
Kode
Nama Perusahaan
Harga (Rp)
AALI
PT Astra Agro Lestari Tbk
16675
ADRO
PT Adaro Energy Tbk
1215
AKRA
PT AKR Corporindo Tbk
6875
ASII
PT Astra International Tbk
8275
BBCA
PT Bank Central Asia Tbk
15050
BBNI
PT Bank Negara Indonesia Tbk
5875
BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
11800
BDMN
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
3950
BMRI
PT Bank Mandiri Tbk
11225
BMTR
PT Global Mediacom Tbk
885
BSDE
PT Bumi Serpong Damai Tbk
2170
CPIN
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
3630
GGRM
PT Gudang Garam Tbk
64425
ICBP
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
9700
INCO
PT Vale Indonesia Tbk
2750
INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
8125
INTP
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
17450
ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
11425
KLBF
PT Kalbe Farma Tbk
1750
LPKR
PT Lippo Karawaci Tbk
1050
MNCN
PT Media Nusantara Citra Tbk
1995
PGAS
PT Perusahaan Gas Negara Tbk
2880
PTBA
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
9975
SCMA
PT Surya Citra Media Tbk
3000
SMGR
PT Semen Indonesia Tbk
10250
TLKM
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
4200
UNTR
PT United Tractors Tbk
18925
 Sumber: Bloomberg
http://market.bisnis.com/read/20160905/7/581307/indeks-bisnis27-5-september-menguat-421-poin-dua-saham-energi-naik-tajam
Sumber : BISNIS.COM
JAKARTA.kontan: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu menguat 0,35% ke level 5.353,46. Penguatan indeks ini dicetak dengan nilai transaksi yang hanya Rp 5 triliun dan volume transaksi 6,03 miliar saham.
Analis memprediksi, penguatan lanjutan akan terjadi pada perdagangan awal pekan ini, Senin (5/9). Wilson Sofan, Analis Erdhika Elit Sekuritas, mengatakan, IHSG membentuk candlestick piercing line yang mengindikasikan sinyal bullish reversal.
Sinyal penguatan juga didukung oleh stochastic yang telah menunjukkan golden cross. Wilson memprediksi, IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 5.340-5.387.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, sependapat. Menurut William, IHSG telah melewati ujian support di tengah ketidakpastian perubahan suku bunga The Fed. "Kondisi harga komoditas, khususnya harga minyak dunia masih cukup menggerakkan indeks," imbuhnya.
Sekarang pasar memang tengah mencermati pencapaian program tax amnesty. Tapi, kondisi ekonomi secara lebih makro terlihat stabil, sehingga mampu menjaga penguatan indeks.Menurut perkiraan William, IHSG awal pekan ini akan bergerak menguat pada rentang 5.324-5.458.
Bisnis.com, JAKARTA - Meski investor asing mencatatkan net sell tertinggi selama sepekan sejak Juni, analis menilai tidak ada capital outflow melainkan hanya profit taking pascapernyataanhawkish Gubernur Federal Reserve Janet Louise Yellen.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan investor asing tidak lari dari lantai bursa. Investor hanya berhenti beli lantaran wait and see setelah sinyalemen penaikan suku bunga The Fed.
"Investor asing melakukan aksi profit taking di akhir bulan saja. Karena, indeks sudah naik lumayan banyak dalam dua bulan. Agustus indeks masih naik, jadi belum ada sinyal outflow," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (4/9/2016).
Akhir pekan lalu, Jumat (2/9/2016), Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,35% sebesar 18,91 poin ke level 5.353,46. Investor asing membukukan aksi jual bersih senilai Rp6,3 miliar.
Sepanjang pekan lalu, investor asing membukukan net sell sebesar Rp2 triliun dengan penjualan portofolio Rp14,15 triliun. Aksi net sell itu membuat total net buy investor asing sejak awal tahun menipis menjadi Rp37,38 triliun.
Dalam sepekan, IHSG terkoreksi 1,56% sebesar 85,37 poin dari akhir pekan sebelumnya 5.438,83. Akan tetapi, IHSG masih menguat sejak awal tahun sebesar 16,56% di bawah Thailand 18,18%.
Satrio menilai di pasar regular, investor asing masih membukukan pembelian bersih senilai Rp50 miliar pada akhir pekan. Sentimen The Fed yang terjadi sejak akhir pekan lalu dinilai telah price-inke dalam IHSG.
Dijelaskannya, The Fed memang berencana untuk menaikkan Fed Fund Rate (FFR) pada bulan ini. Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat itu telah diperkirakan pelaku pasar satu kali tahun ini.
Akan tetapi, jika The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, pelaku pasar bakal terpengaruh oleh kebijakan itu. Sebenarnya, penaikkan suku bunga acuan itu akan semakin baik bagi lantai bursa Tanah Air bila dilakukan secepatnya.
Selain dari The Fed, sambungnya, sentimen IHSG pada pekan ini datang dari rilis kinerja emiten paruh pertama 2016. Penurunan harga minyak mentah dunia dan komoditas juga menjadi sentimen negatif bagi harga saham emiten di sektor tersebut.
Adapun, pengumuman deflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pekan ini menjadi penahan koreksi IHSG. Indeks harga konsumen (IHK) sepanjang Agustus 2016 mengalami deflasi sebesar 0,02% (month-on-month/mom) dan 2,79% (year-on-year/yoy). Sedangkan, inflasi inti sebesar 0,36% mom dan 3,32% yoy.
"Adanya deflasi menjadi sinyalemen bahwa inflasi terkendali. Akhirnya, suku bunga tidak perlu dinaikkan, kenaikan bunga The Fed tidak perlu ditakutkan," kata dia.
Sementara, realisasi tax amnesty menjadi sentimen yang diperhatikan oleh pelaku pasar. Dalam dua pekan terakhir, pelaku pasar mengharapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Dirjen Pajak dapat membuat target yang lebih realistis dalam pencapaian amnesti pajak.
Hingga akhir pekan lalu, jumlah penerimaan uang tebusan sejak pelaksanaan program amnesti pajak telah menembus Rp4,04 triliun. Total nilai tebusan yang dibayarkan peserta pengampunan pajak mencapai sekitar 2,5% dari target sebesar Rp165 triliun.
Sedangkan, jumlah pernyataan harta pada akhir pekan mencapai sekitar Rp191 triliun yang bersumber dari deklarasi harta bersih luar negeri, deklarasi harta bersih dalam negeri, dan repatriasi.
Pada kesempatan terpisah, Investment Specialist PT BNI Asset Management Akuntino Mandhany, menuturkan investor asing tidak mulai lari dari lantai bursa. Investor hanya melakukan aksi ambil untung setelah reli IHSG dalam beberapa waktu terakhir.
"IHSG naiknya kencang sekali, pelaku pasar mulai profit taking. Beberapa pelaku pasar masih membahas sentimen The Fed juga," katanya.
Dia menilai, investor asing masih ada kemungkinan outflow lantaran valuasi saham di lantai bursa terbilang tinggi. Sentimen dari dalam negeri sudah tidak ada, setelah mulai redupnya isu amnesti pajak.
Bagi investor asing, pada dasarnya lantai bursa Indonesia masih prospektif sebagai salah satu negara emerging market. Harapannya, kinerja emiten di kuartal III dan IV tahun ini bakal membaik setelah harga saham melompat terlalu cepat.
JAKARTA KONTAN. Pekan depan atau minggu pertama di bulan Agustus, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi belum akan berubah banyak. Data non-farm pay roll dari Amerika Serikat yang dirilis pada nanti malam yang cukup ditunggu pasar belum bisa menjadi sentimen positif bagi indeks pekan depan.
Krishna Setiawan analis Lautandhana Securindo mengatakan pola pergerakan indeks pekan depan akan cenderung sama dengan sepekan ini. "Pasar sepertinya masih mempertahankan indeks di level 5.300," kata Krishna kepada KONTAN, Jumat (02/08).
Sepanjang pekan depan, Krishna memprediksi indeks akan berada di rentang 5.300-5.410. Sementara M. Al Amin analis Millenium Danatama Sekuritas memprediksi pekan depan indeks akan mixed cenderung menguat di rentang support 5.268 dan resistance di level 5.427.
Krishna menambahkan, dari berbagai survei para ekonom di Amerika Serikat, tingkat pengangguran Amerika Serikat akan tetap di level 4,9%. Artinya, tidak bagus, juga tidak jelek. "Data tersebut menunjukkan bahwa The Fed masih memerlukan waktu untuk memutuskan suku bunga dinaikkan atau tidak," ujar Krishna.
Lebih lanjut, saham-saham yang bisa diperhatikan pada perdagangan pekan depan adalah saham properti karena di pekan ini beberapa saham seperti PWON dan SMRA sudah cukup tertekan. Investor juga bisa mencermati saham KIJA dan ASRI.
Pelonggaran loan to value (LTV) bagi properti yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia per September, kata Krishna, bisa menjadi sentimen positif bagi industri properti.
Sementara selama sepekan ini, indeks cenderung turun. Dibanding penutupan perdagangan pada pekan sebelumnya yaitu level 5.439, indeks pada hari terakhir di minggu ini turun 1,6% menjadi level 5.353.
Investor asing juga terus melakukan net sell selama sepekan sebesar Rp 2 triliun. Saham-saham yang banyak dijual oleh investor asing adalah PGAS, SMGR, GGRM, BJTM dan ASII. Sementara saham yang mengalami kenaikan ada ADRO, INAF, KAEF, dan SMBR.
kontan: JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan Agustus ternyata masih positif. Padahal, dalam 10 tahun terakhir, IHSG di bulan Agustus lebih sering koreksi. IHSG berhasil menepis mitos koreksi di bulan Agustus karena ada sejumlah sentimen positif yang mengerek aksi beli investor asing.
kontan: JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan Agustus ternyata masih positif. Padahal, dalam 10 tahun terakhir, IHSG di bulan Agustus lebih sering koreksi. IHSG berhasil menepis mitos koreksi di bulan Agustus karena ada sejumlah sentimen positif yang mengerek aksi beli investor asing.
Sepanjang Agustus, IHSG mencatatkan return 3,2% dengan ditutup pada level 5.386,08 di pengujung bulan. Sejumlah saham yang menjadi penggerak IHSG di bulan lalu diantaranya, PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
IHSG justru mulai terlihat konsolidasi pada akhir Agustus setelah ada prediksi kenaikan suku bunga The Fed di bulan September. Meski pada pekan terakhir Agustus terjadi aksi jual investor asing, IHSG masih bertahan di atas level 5.300.
Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest, mengatakan, sepanjang Agustus, IHSG didorong oleh sektor-sektor perbankan yang naik 6%, aneka industri yang tumbuh 4,9%, dan barang konsumen yang tumbuh 5,1%. Hal ini dampak dari adanya euforia amnesti pajak. Sektor perbankan yang menjadi pooling fund amnesti pajak cukup mendapat banyak sentimen positif dari isu tersebut. Sementara sektor barang konsumer masih banyak disukai oleh investor asing karena sifatnya yang defensif. "Di sektor aneka industri, penjualan mobil ASII Juli hingga Agustus cukup membuat sektor aneka industri diminati," ujarnya, Jumat (2/9).
Christian Saortua, Analis Minna Padi Investama mengatakan, adanya penurunan suku bunga acuan, indikator ekonomi makro yang terlihat masih positif, dan terbitnya laporan keuangan emiten di kuartal kedua juga menopang kinerja indeks. Volume perdagangan dan nilai transaksi pasar bulan Agustus juga cukup tinggi. Nilai transaksi harian tercatat berkisar Rp 6,5 triliun hingga Rp 6,7 triliun.
Menurut Christian, perdagangan di pasar saham memang banyak didominasi oleh investor asing. "Pada Agustus, dana asing yang masuk cenderung besar. Pada saat itu, juga ada beberapa insentif dari pasar global karena tingkat suku bunga yang rendah," ujarnya. Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas menambahkan, pelaku pasar global dan lokal menantikan agenda keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang berencana membahas kenaikan suku bunga The Fed. Meski sempat terkoreksi di penghujung bulan, IHSG akhirnya kembali positif. "Nilai tukar rupiah terlihat masih bagus. Sehingga, dana asing yang keluar kemarin sifatnya hanya sementara," imbuhnya.
Aditya menilai, sampai akhir tahun, investor masih akan melihat sentimen realisasi amnesti pajak, defisit APBN, dan rencana kenaikan suku bunga The Fed. Menurut Aditya, jika The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih dari 25 basis poin, maka pasar saham domestik akan tertekan. "Juga tergantung BI rate apakah levelnya bertahan atau diturunkan," imbuhnya.
Christian juga mengungkapkan, pada September ini, sebaiknya investor menunggu keputusan The Fed dan realisasi amnesti pajak. "Bulan ini IHSGcenderung agak volatil. Sehingga harus lebih berhati-hati," imbuhnya. Menurut Lucky, sentimen amnesti pajak justru sudah tidak menjadi bobot penting bagi pelaku pasar. Saat ini pasar lokal lebih banyak memperhatikan sentimen dari global. "Tapi langkah pemerintah merevisi budget justru diapresiasi positif oleh pasar," imbuhnya.
Menurut Lucky, support terbesar IHSG berada di level 5.465. Saham yang perlu diperhatikan adalah MPPA, PPRO, PTPP, ADHI, dan KRAS. Sementara Aditya menilai pada bulan ini IHSG masih memiliki level resistance di 5.380. Sampai dengan akhir tahun, jika laporan keuangan berada di atas ekspektasi, maka Aditya lebih optimistis IHSG bisa di atas level 5.500.
Komentar
Posting Komentar