TOKYO. Bursa Asia dibuka positif pada transaksi perdagangan hari ini (13/9). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.06 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,5% menjadi 138,37.
Pergerakan positif bursa regional menyusul rebound yang terjadi di bursa AS. Sekadar mengingatkan, indeks Standard & Poor's 500 ditutup dengan kenaikan 1,5%.
Sementara, berdasarkan data CNBC, indeks Topix naik 0,5% dan indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,66%. Sedangkan indeks ASX 200 Australia naik 1% setelah anjlok 2,24% pada transaksi Senin kemarin.
Adapun indeks Kospi Korea Selatan naik 0,84%.
Kenaikan bursa Asia terkerek pernyataan dovish dari salah seorang petinggi The Federal Reserve, yakni Lael Brainard, yang notabene memiliki hak suara dalam The Fed.
Dalam pidato yang disampaikan Senin (12/9) kemarin, Brainard mengatakan, meski perekonomian AS terus bergerak ke sisi positif, namun akan lebih bijaksana jika bank sentral terus memperlonggar kebijakan moneter.
Di tengah kecemasan yang dirasakan market mengenai kenaikan suku bunga AS, Brainard malah mengungkapkan pernyataan yang lebih hati-hati. Brainard masih tetap mencemaskan mengenai dampak masalah yang dihadapi global terhadap ekonomi AS.
Secara spesifik, Brainard menyebut perekonomian emerging market dan China sebagai kecemasannya.
"Saya menilai, ada sedikit rasa lega yang dirasakan market seiring pernyataandovish salah seorang anggota The Fed. Apalagi belakangan, muncul kecemasan di market mengenai efektivitas kebijakan bank sentral," jelas Anna Rathbun, director of research for CBIZ Retirement Plan Services.
Pasca pernyataan Brainard, kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada pertemuan The Fed selanjutnya langsung anjlok. Para trader kini hanya mengantisipasi 15% kemungkinan kenaikan suku bunga, turun dari sebelumnya 21% sebelum pidato dan 30% pada Jumat lalu.
Namun, probabilita kenaikan suku bunga pada akhir tahun nanti malah mendaki dari 57,7% menjadi 59,2%.
NEW YORK. Bursa AS ditutup dengan lonjakan yang cukup tinggi pada transaksi perdagangan Senin (12/9). Mengutip data CNBC, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,32% menjadi 18.325,07. Saham Wal Mart mencatatkan kenaikan tertinggi. Sedangkan saham DuPont menjadi satu-satunya saham yang tertekan.
Adapun indeks S&P 500 naik 1,47% menjadi 2.159,04. Pada indeks ini, sektor telekomunikasi memimpin kenaikan di antara sektor-sektor lainnya.
Sedangkan indeks Nasdaq naik 1,68% menjadi 5.211,89. Saham Apple dan iShares Nasdaq Biotechnology ETF naik sekitar 2,2% dan 3%.
Dalam setiap tiga saham yang naik, terdapat satu saham yang tertekan di New York Stock Exchange. Volume transaksi perdagangan tadi malam melibatkan 1,004 miliar saham.
Bursa AS berakhir sumringah setelah salah satu petinggi utama The Federa Reserve menyarankan "sikap hati-hati" terkait dengan suku bunga acuan.
Gubernur The Fed Lael Brainard dalam pidatonya mengatakan, meski pemulihan ekonomi terus berlanjut, akan sangat bijaksana jika The Fed mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.
Menurut Anna Rathbun, director of research for CBIZ Retirement Plan Services, ada rasa lega di benak para investor karena pernyataan anggota The Fed yang cukup dovish. "Ada kecemasan umum yang terjadi di market, di luar apa yang terjadi hari ini, mengenai efektivitas dari kebijakan bank sentral," jelasnya.
Sedangkan Quincy Krosby, market strategist Prudential Financial menambahkan, Brainard juga menegaskan sejumlah kecemasannya mengenai alasan mengapa The Fed jangan mengerek suku bunga acuan.
Dibanding akhir pekan lalu, IHSG tergerus 1,34%. Selama sepekan investor asingnet sell mencapai Rp 1,4 triliun.
Pekan depan, Muhammad Al Amin, Analis Millenium Danatama Sekuritas, memprediksi, indeks akan melemah di rentang 5.180–5.365. "Sentimennya masih dari pasar yang mulai pesimistis terhadap realisasi tax amnesty," kata Al Amin kepada KONTAN kemarin (9/9).
Krishna Setiawan, analis Lautandhana Securindo memproyeksi, IHSG akan bergerak di kisaran 5.216–5.300.
SRI MULJANI yuk PACU KONSUMSI dalam negeri LAGE
SRI MULJANI yuk PACU KONSUMSI dalam negeri LAGE
SIDNEY. Bursa Asia lesu pada perdagangan Senin pagi (12/9). Investor mengawasi kenaikan yield obligasi serta keseriusan bank sentral AS Federal Reserve yang mungkin menaikkan bunganya di awal pekan depan.
Indeks MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang turun 1,9%, menarik turun indeks dari posisi tertingginya dalam 13 bulan. Ini merupakan penurunan indeks Asia terbesar sejak akhir Juni lalu ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa.
Indeks Shanghai merosot 1,5%, sedangkan bursa Australia turun 2%.
Indeks Nikkei 225 di Jepang juga turun 1,5%, seiring dengan penguatan yen sebagai safe haven. Bursa Tokyo juga tertekan sementara obligasi 10 tahunnya menyentuh yield tertinggi sejak Maret. Yen tercatat diperdagangkan di 102,49 per dollar AS.
Pasar kini mengawasi tanda dari AS. Beberapa anggota The Fed dari kubu hawkish yakin ada peluang bunga naik pada pertemuan September, pekan depan. FOMC dijadwalkan digelar pada 20-21 September 2016.
"Perdebatan tentang inflasi yang rendah, bunga rendah, versus upaya peningkatan ketenagakerjaan dan peningkatan nilai aset masih dibahas di AS," tulis analis di ANZ. Namun, pilihan yang diambil The Fed September ini, dia harap bisa menenangkan volatilitas pasar.
Komentar
Posting Komentar