PREDIKSI IHSG: Pola Kenaikan Berlanjut Pekan Depan, Cermati 9 Saham
Herdiyan - Minggu, 04 Mei 2014, 11:45 WIB
Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak di level 4.821 hingga 4.917 pada perdagangan awal pekan, Senin (5/5/2014).
Berdasarkan riset PT Asjaya Indosurya Securities, dalam pergerakannya pada perdagangan akhir pekan lalu IHSG telah berhasil menembus resistance 4.854.
Meski pada penutupannya belum mampu berada di atas level tersebut, hal itu cukup mengonfirmasi bahwa pola kenaikan IHSG masih akan berlanjut.
Hal itu ditunjang oleh masih tercatatnya arus modal yang masuk (inflow) pada akhir penutupan perdagangan akhir pekan.
Target resistance berikutnya berada pada level 4.903 yang memiliki peluang besar untuk ditembus.
Sementara itu, support saat ini berada pada level 4.821 masih terjaga dengan kuat. Secara umum IHSG masih berada pada jalur uptrend.
Berikut saham pilihan Indosurya Securities: UNVR, ACES, KAEF, BBNI, UNTR, ASII, MEDC, DSNG, ASGR
Editor : Nurbaiti
kontan
NEW YORK. Sejumlah trader memprediksi, pasar saham akan dipengaruhi oleh dua isu besar pada pekan. Kedua isu tersebut adalah pernyataan dari Pimpinan The Federal Reserve Janet Yellen dan krisis Ukraina. Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, indeks bursa AS melonjak ke rekor tertinggi. Salah satu faktor pemicunya adalah situasi politik di Ukraina yang semakin genting.
Pasar saham global saat ini sangat menantikan pernyataan dari Yellen. Dia akan memberikan kesaksian dua kali, yakni sebelum pertemuan Joint Economic Committee mengenai outlook perekonomian pada Rabu (7/5) dan sebelum pertemuan Senate Budget Committee pada Kamis (8/5).
"Dia (Yellen) berjalan pada jalur yang semestinya. Dia berupaya memberitahukan kita bahwa semuanya berjalan semakin baik. Kita sangat senang dengan hal tersebut. Kita optimistis. Namun, kita juga ingin melihat adanya sejumlah perbaikan lanjutan dari data utama yang telah ada. Saya rasa itu pesannya," jelas Ward McCarthy, chief financial economist di Jefferies.
Selain itu, ada pula data penting ISM lain pada aktivitas sektor jasa dan perekrutan tenaga kerja yang akan dirilis Senin (5/5). Kementrian Keuangan AS juga akan melakukan lelang surat utang negara senilai US$ 69 miliar dengan kurun waktu 3 tahun dan 10 tahun, serta obligasi berjangka waktu 30 tahun mulai Selasa (6/5) hingga Kamis (8/5).
Faktor penting lain yang juga akan mempengaruhi pasar saham global adalah dirilisnya data manufaktur China dan PMI jasa China pada Senin (5/5) dan Rabu (7/5). Lalu, pada Kamis (8/5), ada pula pengumuman suku bunga acuan Bank Sentral Eropa.
Di luar itu semua, pelaku pasar juga masih akan memperhatikan rilis kinerja 75 emiten yang terhimpun pada indeks S&P 500. Beberapa di antaranya yakni: Pfizer (Senin), Disney (Selasa), dan Tesla (Kamis). Headline utama terkait berita emiten pekan depan adalah pertemuan Rapat Umum Pemegang Saham Berkshire Hathaway di mana Warren Buffett akan menjawab pertanyaan dari para investor selama enam jam.
Editor: Barratut Taqiyyah
SUMBER: CNBC
JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren
Komentar
Posting Komentar