Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 14 Mei 2014 (jangan lupakan kerusuhan Mei 1998)

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia kembali melaju signifikan merespons penguatan rupiah. Data penjualan retail di Amerika Serikat selama bulan April, yang hanya tumbuh 0,1 persen, turun jauh dari periode sebelumnya sebesar 1,5 persen. Hal ini membangun spekulasi program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) akan bertahan hingga akhir 2014. Spekulasi tersebut berdampak positif pada gairah beli investor di bursa saham.

Analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Narandha Putri, mengatakan penguatan rupiah  berdampak positif pada kenaikan indeks. Pasalnya, nilai tukar rupiah yang menguat ke level 11.467 per dolar AS mengalihkan minat investasi sebagian pelaku pasar kembali ke pasar saham. “Penguatan rupiah memberi peluang indeks untuk terus menguat,” katanya.

Karena itu, tak mengherankan bila investor asing mampu membukukan pembelian bersih sebesar Rp  573 miliar pada penutupan sesi I. Imbas hal itu, indeks pun naik 46 poin (0,9 persen) ke level 4.966,95.

Saham-saham sektor manufaktur dan perbankan menjadi penopang kenaikan indeks, dengan laju masing-masing sebesar 1,3 persen dan 1,2 persen. Saham Bank Mandiri naik 2,2 persen menjadi Rp 10.300 per lembar saham, diikuti saham BRI yang juga menguat 2 persen ke Rp 10.250 per lembar saham, serta saham Astra yang juga naik 1 persen menjadi Rp 7.500 per lembar saham.

Namun sebaliknya, lantaran sudah menguat terlalu tajam, sektor saham pertambangan justru menjadi satu-satunya sektor yang bergerak negatif. Laju sektor saham pertambangan tercatat mengalami koreksi sebesar 0,4 persen. Saham Indo Tambangraya Megah anjlok 1,5 persen menjadi Rp 26.575 per lembar saham.

MEGEL


detik Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin naik 8 poin membuntuti penguatan bursa-bursa regional. Aksi beli banyak dilakukan investor asing.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (13/5/2014), IHSG ditutup naik 8,396 poin (0,17%) ke level 4.921,394. Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 0,135 poin (0,02) ke level 831,574.

Baru saja kemarin sentuh titik tertinggi, Indeks Dow Jones dan S&P 500 kembali mencetak rekor. Wall Street ditutup mixed akibat Nasdaq yang melemah terseret saham Cisco.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 19,97 poin (0,12%) ke level 16.715,44, hari ketiganya berturut-turut mencetak rekor. Dow Jones juga sempat sentuh rekor intraday tertinggi di 16.735,51.

Indeks S&P 500 bertambah 0,8 poin (0,04%) ke level 1.897,45, hari keduanya berturut-turut mencetak rekor tertinggi. Rekor intraday tertinggi Indeks S&P 500 ada di 1.902,17.

Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq malah berkurang 13,69 poin (0,33%) ke level 4.130,165.

Hari ini IHSG diperkirakan masih mampu menguat namun dalam rentang yang terbatas. Beberapa hari terakhir ini IHSG sudah naik tinggi dan berpotensi jenuh beli.
berita1 Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan saat ini nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia sudah mendekati angka Rp 5.000 triliun, atau tepatnya sebesar Rp 4.824 triliun.
Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, pasar modal Indonesia semakin likuid setiap tahunnya. Sepanjang tahun lalu, likuiditas pasar modal meningkat 38 persen. Pada tahun 2012 nilai transaksi di pasar modal sekitar Rp 4,5 triliun per hari, lalu meningkat menjadi Rp 6,2 triliun per hari di tahun 2013.
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah menyentuh 4.921, makin mendekati posisi 5.000.
"Target kami tahun ini ada sekitar 30 emiten baru yang listing di bursa, tahun lalu kami bisa mendapat 31 emiten baru. Tentunya perlu upaya untuk mengajak sebanyak mungkin emiten mencatatkan saham di BEI. Ini supaya pasar modal kian berkembang dan menjadi perhatian investor global," jelas Ito Warsito saat acara “Capital Market Awards 2014” di Jakarta, Selasa (13/5).
Pekan lalu, kata Ito, BEI bersama sejumlah emiten mengadakan roadshow ke luar negeri untuk menjaring investor asing. Tanggapan investor asing sangat positif terhadap emiten Indonesia. Hanya saja, ada sejumlah investor yang masih mempertanyakan mengenai likuiditas saham di pasar modal Indonesia.
"Mayoritas investor asing ini adalah investor jangka panjang investasi. Mereka lumayan mempertanyakan soal potensi penurunan likuiditas di pasar modal kita," jelas dia.
Menurut Ito, pihaknya tetap berusaha meyakinkan investor asing bahwa tren IHSG semakin positif tahun ini.
Penulis: RID/JAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih