Langsung ke konten utama

BULLISH HARAMI (?) @ ihsg per tgl 07/11/2014


JAKARTA kontan. Kami menyajikan sejumlah berita di halaman bursa saham Harian KONTAN edisi Jumat 7 November 2014, sebagai berikut. PT Indosat Tbk (ISAT) PT Indosat Tbk (ISAT) terus membenahi profil utangnya. Emiten telekomunikasi ini menerbitkan obligasi konvensional dan sukuk ijarah berkelanjutan senilai total Rp 10 triliun. Pada tahap I, ISAT menerbitkan Rp 2,5 triliun, yang meliputi obligasi konvensional Rp 2,2 triliun dan sukuk ijarah Rp 300 miliar. ISAT menjadwalkan penawaran awal obligasi pada 6-20 November 2014. Adapun penawaran umumnya pada 3-5 Desember 2014. Alexander Rusli, Direktur Utama ISAT mengatakan, sebesar 82% dana obligasi konvensional akan dipakai untuk melunasi utang (refinancing) berbentuk rupiah dan dollar AS. Sementara 18% sisa dana obligasi konvensional dan dana sukuk untuk membayar lisensi jaringan kepada pemerintah. ISAT akan membayar utang yang jatuh tempo tahun ini dan tahun depan. PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) kembali mendapatkan suntikan dana eksternal. Emiten menara meraih tiga fasilitas pinjaman senilai Rp 800 miliar. Perjanjian tersebut diteken pada 24 September 2014. Mengutip laporan keuangan per 30 September 2014 yang baru dirilis beberapa hari lalu, utang pertama yang diperoleh IBST adalah fasilitas pembiayaan bilateral non-revolving (tranche A) senilai Rp 400 miliar dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Fasilitas ini untuk membiayai ulang syariah asset IBST berupa 433 unit tower dan 250 shelter co-location di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Jangka waktu pembiayaan 60 bulan termasuk grace period selama enam bulan," tulis manajemen IBST dalam catatan laporan keuangan kuartal III-2014. IBST menjaminkan tanah dan bangunan kantor di Jakarta serta aset infrastruktur telekomunikasi untuk mendapatkan fasilitas tranche A ini. Fasilitas kedua (tranche B) adalah pinjaman sindikasi maksimal Rp 230 miliar. BSM bertindak sebagai mandated lead arranger pinjaman sindikasi tersebut. Kelak, IBST akan menggunakan utang ini untuk membiayai ulang aset yang sebelumnya sudah dibiayai ulang oleh BSM. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) Mengekor penurunan harga batubara, prospek PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) semakin meredup. Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service memangkas rating korporasi BRAU menjadi B3 dari sebelumnya B2. Dengan peringkat yang sama, Moody's juga menurunkan peringkat obligasi senior BRAU dan Berau Capital Resources Pte Ltd (BCR). Surat utang tersebut dijamin oleh BRAU. Moody's memangkas rating BRAU ke B3 karena profil likuiditas emiten itu semakin lemah. Lembaga pemeringkat ini juga memprediksi harga batubara terus menurun. "Ini menyebabkan penurunan pendapatan material dan arus kas BRAU pada 2015," ujar Brian Grieser, Analis Senior dan Vice President Moody's. Selain kinerja operasional BRAU yang memburuk, rencana emiten ini untuk melakukan refinancing pinjaman senilai US$ 450 juta yang jatuh tempo pada Juli 2015 semakin tidak jelas. Hal ini menambah lemah profil utang BRAU. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi. IHSG kemarin (6/11) melemah 0,64% menjadi 5.034,23. Namun investor asing kemarin mencetak net buy Rp 351,24 miliar. Laju IHSG searah bursa Asia yang tecermin dari indeks MSCI Asia Pasifik. Indeks ini juga melemah 0,6% ke 140,18, kemarin pukul 16:10 waktu Hong Kong. Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono menilai pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen politik dalam negeri. "Kondisi DPR saat ini kurang harmonis dari dua kubu, sehingga berdampak negatif," jelas dia. Yang pasti, faktor terbesar yang menekan IHSG belakangan ini adalah kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Alhasil, investor saat ini wait and see. Setiawan Efendi, analis Phintraco Securities mengatakan, investor domestik cenderung takut dibandingkan investor asing. "Investor asing masih mencatatkan net buy," kata dia. Kedua analis menduga IHSG hari ini (7/11) masih melemah. Purwoko memperkirakan IHSG di rentang 5.020-5.070. Sedangkan Setiawan memproyeksikan IHSG berada di kisaran 4.995 hingga 5.062. Editor: Sandy Baskoro KENDARI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah dalam waktu dekat mesti menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk target yang jelas yakni mengalihkan subsidi BBM ke program-program pemerintah yang sifatnya produktif dan prorakyat. "Selain menghindarkan masyarakat dari sifat konsumtif, kebijakan menaikkan harga BBM subsidi akan memudahkan pemerintah membangun berbagai insfrastruktur yang menjadi kebutuhan masyarakat, terutama para petani dan nelayan," katanya di Kendari, Kamis (6/11) malam. Dalam sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional Munas ke-12 Keluarga Alumni Univeritas Gajah Mada (Kagama) di Kendari, Kepala Negara menyatakan nilai total dari BBM subsidi yang dibakar setiap hari dalam kurun waktu lima tahun terakhir mencapai Rp 714 triliun. "Nilai tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dana APBN yang dipakai membiayai pembangunan sektor kesehatan," kata presiden yang juga bertekad menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia itu. Sektor kesehatan, ujarnya, selama lima tahun terakkhir hanya menghabiskan dana APBN sebanyak Rp 222 triliun lebih, sedangkan dana yang dipakai membangun infrastruktur jalan, jembatan, irigasi pertanian dan sebagainya hanya Rp 577 triliun lebih. Menurut dia, jika uang subsidi BMM yang dibakar setiap hari selama lima tahun tersebut dipakai membangun sarana pertanian seperti bendungan, maka bendungan yang bisa diselesaikan mencapai 1.400 unit, dengan asumsi setiap bendungan senilai Rp 400 miliar lebih. "Kalau bendungan sebanyak ini disebar di seluruh wilayah Indonesia yang menjadi sentra-sentra produksi padi, maka negara ini sudah lama swasembada pangan," tegasnya. Tapi karena selama ini tidak ada keberanian mengalihkan subsidi BBM ke hal-hal yang produktif, ujar Jokowi, menyebabkan masyarakat bangsa yang besar ini hanya berkutat dengan masalah-masalah konsumtif atau pemborosan anggaran. Dampaknya, ujar presiden, masyarakat bangsa ini masih tetap dalam kungkungan kemiskinan dan keterbelakangan . Presiden mengaku kebijakan menaikkan harga BBM tersebut tidak populer karena akan mendapat penolakan dari masyarakat. Namun kebijakan itu tetap akan diambil karena hanya dengan cara itu, pemerintah bisa membiayai berbagai program pembangunan yang prorakyat seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan program kesejahteraan sosial lainnya. (ID/ant/ths)   http://id.beritasatu.com/energy/presiden-jokowi-pemerintah-mesti-naikkan-harga-bbm/99328      Sumber : INVESTOR DAILY

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk