ADU JELI ANALISIS : Mansek v. Warteg saham gw (19 Desember 2014) v. IHSG PENUTUPAN PER TGL 30 DESEMBER 2014
resolusi MAEN SAHAM 2015
secara teknikal emang 5360 TEREKSPEKTASI @ IHSG akhir 2014, tapi gw berekspektasi MODERAT @ : IHSG 5220, itu ekspektasi sesuai TREN RERATA KENAEKAN harian n TEKNIKAL @ warteg saham gw; sejak sebelum PILPRES USAI 2014, gw UDA berekspektasi bahwa IHSG akan POSITIF, khususnya @ 5220
PILPRES jadi TITIK ZERO fase BULLISH menuju 5220 seh
kondisi EKUITAS TOTAL warteg saham gw neh per 30/12/2014
JAKARTA KONTAN. Investor saham Indonesia tersenyum lebar menutup tahun ini. Pada transaksi di hari terakhir perdagangan tahun 2014, Selasa (30/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,94% menjadi 5.226,95. Total jenderal, sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), IHSG mencatatkan imbal hasil atau return 22,29%.
JAKARTA KONTAN. Investor saham Indonesia tersenyum lebar menutup tahun ini. Pada transaksi di hari terakhir perdagangan tahun 2014, Selasa (30/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,94% menjadi 5.226,95. Total jenderal, sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), IHSG mencatatkan imbal hasil atau return 22,29%.
Di Asia Tenggara, return IHSG di posisi runner-up setelah indeks Filipina (PSEI) yang meraih pertumbuhan 22,76%. Dari regional Asia, pencapaian IHSG masuk empat besar, setelah indeks Shanghai dengan return 49,61%, indeks BSE India 29,29% dan Filipina 22,76%.
Hajatan politik lima tahunan, yakni pemilu tak menyurutkan minat investor. Pada 8 September 2014, IHSG menyentuh titik tertinggi sepanjang hayat di 5.246,49. Pemodal asing di 2014 membukukan net buy Rp 42,6 triliun. Pada tahun 2013, ketika IHSG minus 0,98%, asing mencetak net sell Rp 20,65 triliun.
Managing Director Investa Saran Mandiri, Jhon Veter mengungkapkan, laju IHSG tahun ini dipengaruhi dua faktor. Pertama, kenaikan earning per share (EPS) emiten. Kedua, naik turun risk free return, seperti inflasi dan bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Tahun lalu, inflasi dalam negeri 8%, IHSG menyusut 0,98% ke 4.274,17. "Tahun ini, inflasi diperkirakan 6%, sehingga IHSG lebih positif," ujar Jhon. Dengan penurunan inflasi, pasar saham lebih menarik dengan potensi imbal hasil lebih tinggi dari inflasi.
Di awal 2014, IHSG memiliki korelasi hingga 85% terhadap nilai tukar rupiah. Tapi hingga akhir tahun ini, korelasi IHSG dengan rupiah kian berkurang. "Setiap kenaikan atau penurunan kurs sebesar 10% hanya berimbas sekitar 1% ke pasar," ungkap Jhon.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai, pertumbuhan IHSG tahun ini sejalan dengan fundamental ekonomi dalam negeri. Ini dapat dilihat dari price earning ratio (PER) IHSG yang masih berada di bawah 20 kali. "Dengan PER sebesar itu, IHSG masih tergolong murah," ungkap dia.
Bagaimana tahun depan? Konsensus analis menargetkan IHSG di rentang 5.300-5.500 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,1%. Di sisi lain, pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,8%. Secara teknikal, Satrio memprediksi IHSG mencapai level tertinggi pada 6.100-6.300.
Jhon memperkirakan, EPS di Indonesia naik 15%-18% di 2015. IHSG bisa mencapai 6.400 di akhir 2015.
Meski demikian, investor perlu memperhatikan tingkat inflasi di bulan Desember yang dirilis pada Januari tahun depan. Saat ini inflasi memiliki korelasi besar terhadap IHSG dan otomatis akan berpengaruh ke IHSG di 2015 Pasar memprediksi, inflasi Desember 1,5%-1,8%. "Perlu diperhatikan jika inflasi di atas 2%-2,1%," lanjut Jhon.
Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA-PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan posisi indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada akhir 2014 berada di level 5.350 poin.
"Posisi indeks BEI itu dengan asumsi hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tidak menunjukan tanda-tanda kenaikan suku bunga AS (Fed rate) akan dilakukan dalam waktu dekat," ujar Head of Equity Research Mandiri Sekuritas John Rachmat di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan bahwa rapat The Fed itu dijadwalkan pada 17-18 Desember 2014 waktu setempat. Saat ini, pasar cenderung khawatir bahwa hasil dari rapat FOMC memberikan sinyal kenaikan suku bunga AS lebih awal dari konsensus pada Juni 2015. Konsensus memprediksi kenaikan suku bunga akan mulai terjadi pada pertengah tahun depan atau sekitar bulan Juni 2015.
Menurut dia, ekspektasi positif terhadap pemerintah saat ini melalui kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan maupun direncanakan dinilai positif oleh investor di dalam negeri merupakan salah satu faktor pendorong untuk IHSG BEI melaju ke level 5.350 poin pada akhir tahun 2014 ini.
"Realisasi penaikan bahan bakar minyak (BBM) serta fokus pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur pada 2015 akan menopang indeks hingga akhir tahun ini," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, kondisi politik di dalam negeri yang mulai cenderung kondusif menambah sentimen positif bagi industri pasar modal di sisa akhir tahun 2014 ini.
Sementara itu, Director of Investment of PT Valbury Asia Asset Management Andreas Yasakasih memprediksi indeks BEI di kisaran 5.100-5.200 poin hingga akhir tahun 2014 ini.
"Paling bagus indeks BEI bisa menyentuh level 5.200 poin pada akhir tahun ini," ucapnya.
Menurut dia, masih adanya bayangan kenaikan suku bunga AS serta perekonomian global yang cenderung juga masih melambat menjadi salah satu faktor penahan laju indeks BEI untuk terus menguat menembus rekor tertinggi di tahun ini, yakni di level 5.246 poin.(ant/hrb)
Komentar
Posting Komentar