TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan negatif dari bursa saham global tidak berimbas pada pergerakan indeks saham hari ini.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada sesi pertama hari ini ditutup menguat 27,9 poin (0,51 persen) ke level 5.475,97.
Bursa regional Asia cenderung melemah mengikuti pelemahan di indeks Dow Jones kemarin malam. Indeks Hang Seng terkoreksi 0,57 persen, indeks Shanghai melemah 1,31 persen, Strait Times melemah 0,19 persen. Sementara itu Nikkei 225 naik tipis 0,1 persen.
Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggerak indeks. Saham Bank BRI (BBRI) naik 0,4 persen ke Rp 12.875 per lembar, disusul Lippo Karawaci (LPKR) yang menguat 0,4 persen ke Rp 1.150. Saham Telkom naik 0,5 persen ke Rp 2.925 per lembar.
Saham-saham komoditas yang berorientasi ekspor turut menguat seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Saham Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) melesat 2,3 persen ke Rp 11.050 per lembar, saham Adaro Indonesia (ADRO) Indonesia naik 2 persen ke Rp 1.005 per lembar, dan saham Vale Indonesia (INCO) turut menguat 1,6 persen ke Rp 3.445 per lembar.
Saham yang berpindah tangan hingga siang ini sebesar 2,6 miliar lembar senilai Rp 2,3 triliun di pasar reguler. Total frekuensi sebesar 108,3 ribu kali dan investor asing mencatat penjualan bersih Rp 21 miliar.
PDAT | M. AZHAR
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (5/3). Data RTI menunjukkan indeks naik 0,30% atau 16,521 poin ke level 5.464,58 pada pukul 09.27 WIB.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada sesi pertama hari ini ditutup menguat 27,9 poin (0,51 persen) ke level 5.475,97.
Bursa regional Asia cenderung melemah mengikuti pelemahan di indeks Dow Jones kemarin malam. Indeks Hang Seng terkoreksi 0,57 persen, indeks Shanghai melemah 1,31 persen, Strait Times melemah 0,19 persen. Sementara itu Nikkei 225 naik tipis 0,1 persen.
Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggerak indeks. Saham Bank BRI (BBRI) naik 0,4 persen ke Rp 12.875 per lembar, disusul Lippo Karawaci (LPKR) yang menguat 0,4 persen ke Rp 1.150. Saham Telkom naik 0,5 persen ke Rp 2.925 per lembar.
Saham-saham komoditas yang berorientasi ekspor turut menguat seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Saham Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) melesat 2,3 persen ke Rp 11.050 per lembar, saham Adaro Indonesia (ADRO) Indonesia naik 2 persen ke Rp 1.005 per lembar, dan saham Vale Indonesia (INCO) turut menguat 1,6 persen ke Rp 3.445 per lembar.
Saham yang berpindah tangan hingga siang ini sebesar 2,6 miliar lembar senilai Rp 2,3 triliun di pasar reguler. Total frekuensi sebesar 108,3 ribu kali dan investor asing mencatat penjualan bersih Rp 21 miliar.
PDAT | M. AZHAR
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (5/3). Data RTI menunjukkan indeks naik 0,30% atau 16,521 poin ke level 5.464,58 pada pukul 09.27 WIB.
Tercatat ada 112 saham bergerak naik, 73 saham bergerak turun, dan 75 saham stagnan. Pada pembukaan perdagangan pagi ini melibatkan 760 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 736 miliar.
Menguatnya IHSG ditopang dengan melajunya indeks sektoral. Tampak sembilan dari 10 indeks sektoral menghijau. Industri lain-lain memimpin penguatan dengan naik 1,06% dan diikuti pertambangan (0,64%), serta konsumsi (0,45%). Sementara, hanya sektor konstruksi yang memerah yakni turun 0,39%.
Kiswoyo Adi Joe, Analis Investa Saran Mandiri, bilang, Kamis ini IHSG dikelilingi sentimen positif. Salah satunya adalah Tiongkok yang menurunkan tingkat suku bunga. India juga mengayunkan langkah seirama dengan China. Ia menilai hal ini bisa mendongkrak bursa regional termasuk IHSG.
Sentimen dalam negeri belum ada, paling banter seputar laporan keuangan di tahun lalu. "Hingga saat ini hasil laporan keuangan para emiten masih cukup positif," ujar Muhammad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas.
Sementara itu, penurunan IHSG yang terjadi kemarin menurut analis hanya sekadar profit taking, setelah mencetak rekor beberapa kali. Alfatih menambahkan, peluang IHSG untuk naik kian besar karena dana asing yang masuk.
Editor: Yudho Winarto
Jakarta detik -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat setelah kemarin terkoreksi. Laju IHSG berlawanan dengan Wall Street dan bursa regional yang terjebak di 'jalur merah' karena minimnya sentimen yang bisa menggerakkan pasar.
Membuka perdagangan Kamis (5/3/2015), IHSG berada di posisi 5.457,89. Menguat 9,84 poin (0,18%). Indeks LQ45 juga dibuka menguat 2,49 poin (0,26%) menjadi 949.
Namun sayangnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum mampu memutus tren pelemahan. Rupiah akhirnya menembus level Rp 13.000/US$, tepatnya di Rp 13.015/US$. Melemah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yaitu Rp 12.971/US$.
Kemarin, IHSG yang sudah jenuh beli (overbought) terkoreksi karena pelaku pasar cenderung mengambil posisi jual. Pada awal perdagangan, investor sepertinya mulai ambil posisi beli untuk mengambil keuntungan dari pelemahan yang terjadi kemarin.
Indeks bergerak berlawanan arah dengan Wall Street. Pada perdagangan Rabu semalam, indeks Dow Jones Industrial Average turun 106.47 poin (0,58%) menjadi 18.096,9. Indeks S&P500 turun 9,15 poin (0,44%) ke posisi 2.098.53. Sementara indeks Nasdaq turun 12,76 poin (0,26%) ke 4.967,14.
Bursa saham Asia pun bergerak mix cenderung melemah. Minimnya sentimen di pasar menyebabkan investor memilih untuk menahan diri.
Berikut perkembangan sejumlah bursa di Asia:
(hds/hds)
Liputan6.com, Jakarta - Mirip dengan kemarin, pada hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berseberangan dengan pergerakan bursa lainnya di Asia. Di saat sebagian besar indeks di Asia mengalami pelemahan, IHSG justru dibuka menguat.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (5/3/2015), IHSG naik 9,83 poin (0,18 persen) ke level 5.457,57. Indeks saham LQ45 mendaki 0,26 persen ke level 949. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih menguat 6,06 poin ke level 5.454,08. Indeks saham LQ45 menguat 0,14 persen ke level 947,93.
Pagi ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi di 5.459,81 dan terendah 5.453,34. Penguatan indeks saham ini ditopang dari 54 saham yang menghijau. Sementara itu, 41 saham melemah dan 70 saham lainnya diam di tempat.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham konstruksi turun 0,08 persen dan sektor saham infrastruktur yang melemah 0,09 persen.
Sektor saham yang menguat antara lain sektor saham perkebunan naik 0,07 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,16 persen, dan sektor saham industri dasar menanjak 0,04 persen.
Total transaksi perdagangan saham tak seramai biasanya hanya di kisaran 5.212 kali dengan volume perdagangan saham 184,58 juta saham. Nilai transaksi saham sekitar Rp 197,44 miliar.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 5 miliar. Sementara itu, pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 5 miliar pada pagi ini.
Saham-saham yang mencatatkan kenaikan indeks saham dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham CMPP naik 8,33 persen ke level Rp 130 per saham, saham MYTX mendaki 7,62 persen ke level Rp 113 per saham, dan saham JPRS menguat 4,26 persen ke level Rp 245 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham PLIN turun 14,53 persen ke level Rp 2.265 per saham, saham MPPA melemah 2,72 persen ke level Rp 4.110 per saham, dan saham IMJS tergelincir 2,15 persen ke level Rp 455 per saham.
Analis Patersons Securities Ltd, Tony Farnham menjelaskan, investor gagal mendapatkan sentimen positif sehingga bursa Asia tertekan. "Sentimen yang hadir justru menekan indeks yaitu target ekonomi China yang rendah," jelasnya seperti dikutip dariBloomberg, Kamis (5/3/2015).
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut menargetkan pertumbuhan ekonomi di level 7 persen. Level tersebut merupakan level terendah dalam 15 tahun terakhir.
Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,2 persen menjadi 145,32 pada pukul 09.18 waktu Tokyo, Jepang. Indeks Topix Jepang, turun 0,1 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,1 persen dan Indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,3 persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,4 persen.
Analis BNI Securities, Thendra Crisnanda menjelaskan, kemarin IHSG ditutup mengalami pelemahan sebesar 0,49 persen ke level 5.448 disebabkan oleh aksi profit taking oleh para investor d itengah minimnya katalis positif di domestik.
"Oleh karena itu, kami memproyeksikan IHSG masih berpotensi melanjutkan penurunan dengan rentang pergerakan 5.410 hingga 5.485," jelasnya.
Technical Analyst Retail Research Team Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah menjelaskan,range untuk indeks berada pada kisaran 5,420 – 5,470. "Pergerakan IHSG cenderung mixed dengan kecenderungan melemah," tutupnya. (Gdn)
Jakarta detik -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat setelah kemarin terkoreksi. Laju IHSG berlawanan dengan Wall Street dan bursa regional yang terjebak di 'jalur merah' karena minimnya sentimen yang bisa menggerakkan pasar.
Membuka perdagangan Kamis (5/3/2015), IHSG berada di posisi 5.457,89. Menguat 9,84 poin (0,18%). Indeks LQ45 juga dibuka menguat 2,49 poin (0,26%) menjadi 949.
Namun sayangnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum mampu memutus tren pelemahan. Rupiah akhirnya menembus level Rp 13.000/US$, tepatnya di Rp 13.015/US$. Melemah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yaitu Rp 12.971/US$.
Kemarin, IHSG yang sudah jenuh beli (overbought) terkoreksi karena pelaku pasar cenderung mengambil posisi jual. Pada awal perdagangan, investor sepertinya mulai ambil posisi beli untuk mengambil keuntungan dari pelemahan yang terjadi kemarin.
Indeks bergerak berlawanan arah dengan Wall Street. Pada perdagangan Rabu semalam, indeks Dow Jones Industrial Average turun 106.47 poin (0,58%) menjadi 18.096,9. Indeks S&P500 turun 9,15 poin (0,44%) ke posisi 2.098.53. Sementara indeks Nasdaq turun 12,76 poin (0,26%) ke 4.967,14.
Bursa saham Asia pun bergerak mix cenderung melemah. Minimnya sentimen di pasar menyebabkan investor memilih untuk menahan diri.
Berikut perkembangan sejumlah bursa di Asia:
- Nikkei 225 menguat 53,3 poin (0,28%) menjadi 18.756,9.
- Hang Seng turun 104,62 poin (0,43%) ke posisi 24.360,76.
- Shanghai Composite Index melemah 15,48 poin (0,47%) menjadi 3.264,06.
- Straits Times naik 4,17 poin (0,12%) ke posisi 3.419,7.
Liputan6.com, Jakarta - Mirip dengan kemarin, pada hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berseberangan dengan pergerakan bursa lainnya di Asia. Di saat sebagian besar indeks di Asia mengalami pelemahan, IHSG justru dibuka menguat.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (5/3/2015), IHSG naik 9,83 poin (0,18 persen) ke level 5.457,57. Indeks saham LQ45 mendaki 0,26 persen ke level 949. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih menguat 6,06 poin ke level 5.454,08. Indeks saham LQ45 menguat 0,14 persen ke level 947,93.
Pagi ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi di 5.459,81 dan terendah 5.453,34. Penguatan indeks saham ini ditopang dari 54 saham yang menghijau. Sementara itu, 41 saham melemah dan 70 saham lainnya diam di tempat.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham konstruksi turun 0,08 persen dan sektor saham infrastruktur yang melemah 0,09 persen.
Sektor saham yang menguat antara lain sektor saham perkebunan naik 0,07 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,16 persen, dan sektor saham industri dasar menanjak 0,04 persen.
Total transaksi perdagangan saham tak seramai biasanya hanya di kisaran 5.212 kali dengan volume perdagangan saham 184,58 juta saham. Nilai transaksi saham sekitar Rp 197,44 miliar.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 5 miliar. Sementara itu, pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 5 miliar pada pagi ini.
Saham-saham yang mencatatkan kenaikan indeks saham dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham CMPP naik 8,33 persen ke level Rp 130 per saham, saham MYTX mendaki 7,62 persen ke level Rp 113 per saham, dan saham JPRS menguat 4,26 persen ke level Rp 245 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham PLIN turun 14,53 persen ke level Rp 2.265 per saham, saham MPPA melemah 2,72 persen ke level Rp 4.110 per saham, dan saham IMJS tergelincir 2,15 persen ke level Rp 455 per saham.
Analis Patersons Securities Ltd, Tony Farnham menjelaskan, investor gagal mendapatkan sentimen positif sehingga bursa Asia tertekan. "Sentimen yang hadir justru menekan indeks yaitu target ekonomi China yang rendah," jelasnya seperti dikutip dariBloomberg, Kamis (5/3/2015).
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut menargetkan pertumbuhan ekonomi di level 7 persen. Level tersebut merupakan level terendah dalam 15 tahun terakhir.
Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,2 persen menjadi 145,32 pada pukul 09.18 waktu Tokyo, Jepang. Indeks Topix Jepang, turun 0,1 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,1 persen dan Indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,3 persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,4 persen.
Analis BNI Securities, Thendra Crisnanda menjelaskan, kemarin IHSG ditutup mengalami pelemahan sebesar 0,49 persen ke level 5.448 disebabkan oleh aksi profit taking oleh para investor d itengah minimnya katalis positif di domestik.
"Oleh karena itu, kami memproyeksikan IHSG masih berpotensi melanjutkan penurunan dengan rentang pergerakan 5.410 hingga 5.485," jelasnya.
Technical Analyst Retail Research Team Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah menjelaskan,range untuk indeks berada pada kisaran 5,420 – 5,470. "Pergerakan IHSG cenderung mixed dengan kecenderungan melemah," tutupnya. (Gdn)
Komentar
Posting Komentar