Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada kisaran 5.385 - 5.500
“Indeks berpotensi melanjutkan kenaikan pada hari ini,” papar Tim Riset Equity Retail Mandiri Sekuritas dalam riset Jumat (27/2/2015).
Adapun sejumlah saham yang dinilai perlu untuk dicermati pada hari ini:
Kode
|
Rekomendasi
|
Target (Rp)
|
LSIP
|
Buy
|
1.885
|
ICBP
|
Buy
|
14.400
|
ADHI
|
Buy
|
3.670
|
AALI
|
Buy
|
25.865
|
BSDE
|
Buy
|
2.300
|
INILAHCOM, Jakarta – IHSG yang terus mencetak rekor baru dinilai telah membuat investor lokal terlalu ketakutan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah di 13.000 per dolar AS. Padahal, investor asing sedang mantap melihat prospek ekonomi Indonesia.
“Karena itu, pergerakan naik IHSG sebenarnya lebih banyak ditopang oleh investor asing dibandingkan pemodal lokal,” kata Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia kepada INILAHCOM di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat (27/2/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 1,128 poin (0,02%) ke posisi 5.450,294.
Koreksi tipis tersebut setelah sepanjang perdagangan indeks mencapai level tertingginya sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) di 5.464,219 atau menguat 12,797 poin akhir pekan ini. Di sisi lain, indeks mencapai level terlemahnya 5.441,139 atau turun 10,283 poin.
Kepada INILAHCOM, Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia memberikan rincian penjelasannya berikut ini: - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan#sthash.1PYUwZsC.dpuf
“Karena itu, pergerakan naik IHSG sebenarnya lebih banyak ditopang oleh investor asing dibandingkan pemodal lokal,” kata Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia kepada INILAHCOM di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat (27/2/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 1,128 poin (0,02%) ke posisi 5.450,294.
Koreksi tipis tersebut setelah sepanjang perdagangan indeks mencapai level tertingginya sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) di 5.464,219 atau menguat 12,797 poin akhir pekan ini. Di sisi lain, indeks mencapai level terlemahnya 5.441,139 atau turun 10,283 poin.
Kepada INILAHCOM, Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia memberikan rincian penjelasannya berikut ini: - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan#sthash.1PYUwZsC.dpuf
Rekor IHSG di 5.464 yang dicapai Jumat (27/2/2015) tidak berarti risiko penurunan untuk arah berikutnya. Saya melihat, pasar masih kuat di tengah penantian pasar terhadap data-data makro ekonomi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (2/3/2015). Pasar menanti data inflasi Februari 2015.
IHSG terus bergerak naik dan investor asing terus mencatatkan pembelian bersih sehingga menjadi sinyal yang bagus untuk arah berikutnya. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20971/1-rekor-ihsg-bukan-ancaman-turun#sthash.BOEyWyZu.dpuf
IHSG terus bergerak naik dan investor asing terus mencatatkan pembelian bersih sehingga menjadi sinyal yang bagus untuk arah berikutnya. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20971/1-rekor-ihsg-bukan-ancaman-turun#sthash.BOEyWyZu.dpuf
Arah IHSG sepekan ke depan, sangat tergantung pada respons pasar terhadap rilis inflasi. Jika reaksi pasar masih bagus, IHSG akan terus menguat. Meski BI memproyeksikan terjadi deflasi pada Februari, saya melihat gejolak harga beras. Sejauh ini, banyak pihak yang merevisi proyeksi inflasinya gara-gara kenaikan harga beras di banyak daerah. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20972/2-arah-ihsg-tergantung-inflasi#sthash.L2iyDPrP.dpuf
Dalam sepekan ke depan, IHSG memiliki support di 5.425 dan resistance di 5.500. Arahnya, cenderung menuju resistance. Kisaran resistance IHSG berada di 5.450-5.600. Artinya, dengan posisi saat ini, indeks sudah menyentuh batas bawah dari resistance IHSG. Sekarang tinggal dilihat, apakah batas atas dari resistance tersebut bisa ditembus juga atau tidak. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20973/3-ihsg-dalam-kisaran-5425-5500#sthash.Fxdozpge.dpuf
Arah IHSG untuk 2015 adalah 6.100-6.350. Karena itu, arah IHSG bakal bagus sehingga para investor tidak perlu khawatir sebenarnya. Saya tegaskan, IHSG tidak punya risiko kemahalan.
Sebab, orang berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2015 akan lebih baik. Produk Domestik Bruto (PDB) ini menunjukkan kembali membaiknya perekonomian Indonesia. Di situlah orang berharap, IHSG bisa terus bergerak naik. Harapan ini terutama muncul dari investor asing. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20974/4-arah-ihsg-2015-tak-kemahalan#sthash.tL5YHocG.dpuf
Hanya saja, pola pikir investor lokal masih takut dengan posisi rupiah yang berada di kisaran 13.000 per dolar AS. Karena itu, pergerakan naik IHSG sebenarnya lebih banyak ditopang oleh investor asing dibandingkan pemodal lokal.
Padahal, saham merupakan investasi jangka panjang. Karena itu, pelaku pasar jangan melihat semata jangka pendek. Pasar harus melihat faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ke depan berpeluang bagus. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20975/5-investor-lokal-ketakutan#sthash.2xRSFbBQ.dpuf
IHSG tidak mesti membutuhkan koreksi sehat. Tinggal lihat hari Senin (2/3/2015). Jika data ekonomi bagus dan direspons positif oleh pasar, IHSG akan bagus. Apalagi, Bank Indonesia (BI) saja sudah fokus pada pertumbuhan ekonomi domestik. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20976/6-ihsg-tak-butuh-koreksi-sehat#sthash.pwt1zMkn.dpuf
Rupiah yang lemah di level 13.000 per dolar AS bukan suatu hal yang krusial. Sejauh ini, pemodal lokal banyak yang terpaku pada rupiah di level tersebut dan membuat mereka ketakutan sendiri. Padahal, fenomena pelemahan mata uang merupakan fenomena global seiring rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan.
Negara-negara lain di dunia berusaha untuk berlomba-lomba mata uangnya melemah agar ekspornya kompetitif. Jadi, rupiah melemah karena memang tren mata uang globalnya juga seperti itu. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20977/7-rupiah-13000-bukan-hal-krusial#sthash.9ZS7e5Kl.dpuf
Sementara itu, masuknya dana asing ke pasar kita, merupakan akibat dari digulirkannya Quantitative Easing (QE) di Eropa. Asing masuk ke Indonesia karena melihat prospek ekonomi RI yang lebih bagus ke depannya.
Atas dasar itu, kalaupun The Fed jadi menaikkan suku bunga pertengahan 2015, tidak ada kekhawatiran terjadinya capital outflow. Sebab, investasi lebih bersifat jangka panjang dan investor terutama asing sedang yakin dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Inilah yang jadi alasan mengapa investor asing terus berposisi net buy.
Yang kabur sendiri dari bursa saham adalah investor lokal yang sedang bingung sendiri di tengah keyakinan pemodal asing yang mantap. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20978/8-asing-melihat-prospek-ekonomi-ri#sthash.lBuyVIdU.dpuf
Untuk pilihan, saya mengunggulkan saham-saham di sektor perbankan terutama saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Meskipun, semua saham perbankan big caps sebenarnya cukup menarik.
Lalu, yang sekarang mulai bergerak adalah sektor konsumer dan komoditas terutama batu bara. Pilihan konsumer adalah PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP), dan PT Gajah Tunggal (GJTL). Di konsumer pakan ternak, saham PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA).
Di sektor komoditas batu bara, PT Indo Tambang Raya Megah (ITMG) dan PT United Tractor (UNTR) tetap menarik. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20979/9-pilihan-saham-di-tiga-sektor#sthash.tJURciGt.dpuf
Untuk saham-saham konstruksi tetap bagus. Hanya saja, untuk jangka pendek, karena pemodal lokalnya tidak percaya diri menyebabkan sektor konstruksi jadi melempem. Meski begitu, kalaupun turun, saham-saham konstruksi jadi kesempatan untuk diakumulasi.
Pilihannya saham PT Wijaya Karya (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan PT Waskita Karya (WSKT). Saya rekomendasikan speculative buy saham-saham tersebut.
Kecuali, jika data makro ekonomi yang dirilis Senin (2/3/2015) mengecewakan pasar, IHSG berpeluang konsolidasi terlebih dahulu. Jika itu yang terjadi, kita tetap bisa buy on weakness saham-saham tersebut. Sebab, IHSG punya support yang sangat kuat di 5.250 hingga 5.200 untuk tren naik jangka pendeknya. [jin] - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20980/10-prospek-saham-konstruksi#sthash.GNnkbZbF.dpuf
INILAHCOM, Jakarta -- Potensi penguatan IHSG Senin (2/3/2015) diprediksi terus berlanjut dengan target resistance terdekat berada pada level 5.513. Sepuluh saham pun disodorkan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham apa saja?
Pada perdagangan Jumat (27/2/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 1,128 poin (0,02%) ke posisi 5.450,294.
Koreksi tipis tersebut setelah sepanjang perdagangan indeks mencapai level tertingginya sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) di 5.464,219 atau menguat 12,797 poin akhir pekan ini. Di sisi lain, indeks mencapai level terlemahnya 5.441,139 atau turun 10,283 poin.
William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG Senin (2/3/2015) berada dalam kisaran support-resisten 5.389 hingga 5.513. "IHSG mengakhiri bulan kedua 2015 dengan sangat cemerlang," katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (1/3/2015).
Rekor baru serta capital inflow besar yang telah berhasil diraih, merupakan prestasi tersendiri di tahun 2015. "IHSG kembali berhasil menembus rekor tertinggi yang baru lagi," ujarnya.
Kondisi itu, kata dia, menggambarkan bahwa kenaikan IHSG semakin kokoh dan berpotensi untuk terus mencetak rekor baru dalam beberapa waktu mendatang. "Potensi penguatan masih akan terus berlanjut dengan target resistance terdekat berada pada level 5.513," tuturnya.
Di sisi lain, support IHSG terjaga pada level 5.389. Pada perdagangan Senin (2/3/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang untuk melanjutkan kenaikan yang akan diiringi dengan rilis data ekonomi di awal bulan ketiga 2015.
"Angkanya diproyeksikan akan stabil sebagai indikator bahwa perekonomian kita masih terkendali," imbuhnya. "Manfaatkan masa koreksi sehat sebagai peluang untuk melakukan akumulasi pembelian saham."
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
1. PT Aneka Antam (ANTM)
2. PT Darma Satya Nusantara (DSNG)
3. PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG)
4. PT Jasa Marga (JSMR)
5. PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
6. PT Summarecon Agung (SMRA)
7. PT PP London Sumatera Indonesia (LSIP)
8. PT Total Bangun Persada (TOTL)
9. PT XL Axiata (EXCL)
10. PT Indofood Sukses Makmur (INDF). - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2182945/10-saham-untuk-pilihan-besok#sthash.tnKIVJxA.dpuf
Dalam sepekan ke depan, IHSG memiliki support di 5.425 dan resistance di 5.500. Arahnya, cenderung menuju resistance. Kisaran resistance IHSG berada di 5.450-5.600. Artinya, dengan posisi saat ini, indeks sudah menyentuh batas bawah dari resistance IHSG. Sekarang tinggal dilihat, apakah batas atas dari resistance tersebut bisa ditembus juga atau tidak. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20973/3-ihsg-dalam-kisaran-5425-5500#sthash.Fxdozpge.dpuf
Arah IHSG untuk 2015 adalah 6.100-6.350. Karena itu, arah IHSG bakal bagus sehingga para investor tidak perlu khawatir sebenarnya. Saya tegaskan, IHSG tidak punya risiko kemahalan.
Sebab, orang berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2015 akan lebih baik. Produk Domestik Bruto (PDB) ini menunjukkan kembali membaiknya perekonomian Indonesia. Di situlah orang berharap, IHSG bisa terus bergerak naik. Harapan ini terutama muncul dari investor asing. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20974/4-arah-ihsg-2015-tak-kemahalan#sthash.tL5YHocG.dpuf
Hanya saja, pola pikir investor lokal masih takut dengan posisi rupiah yang berada di kisaran 13.000 per dolar AS. Karena itu, pergerakan naik IHSG sebenarnya lebih banyak ditopang oleh investor asing dibandingkan pemodal lokal.
Padahal, saham merupakan investasi jangka panjang. Karena itu, pelaku pasar jangan melihat semata jangka pendek. Pasar harus melihat faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ke depan berpeluang bagus. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20975/5-investor-lokal-ketakutan#sthash.2xRSFbBQ.dpuf
IHSG tidak mesti membutuhkan koreksi sehat. Tinggal lihat hari Senin (2/3/2015). Jika data ekonomi bagus dan direspons positif oleh pasar, IHSG akan bagus. Apalagi, Bank Indonesia (BI) saja sudah fokus pada pertumbuhan ekonomi domestik. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20976/6-ihsg-tak-butuh-koreksi-sehat#sthash.pwt1zMkn.dpuf
Rupiah yang lemah di level 13.000 per dolar AS bukan suatu hal yang krusial. Sejauh ini, pemodal lokal banyak yang terpaku pada rupiah di level tersebut dan membuat mereka ketakutan sendiri. Padahal, fenomena pelemahan mata uang merupakan fenomena global seiring rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan.
Negara-negara lain di dunia berusaha untuk berlomba-lomba mata uangnya melemah agar ekspornya kompetitif. Jadi, rupiah melemah karena memang tren mata uang globalnya juga seperti itu. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20977/7-rupiah-13000-bukan-hal-krusial#sthash.9ZS7e5Kl.dpuf
Sementara itu, masuknya dana asing ke pasar kita, merupakan akibat dari digulirkannya Quantitative Easing (QE) di Eropa. Asing masuk ke Indonesia karena melihat prospek ekonomi RI yang lebih bagus ke depannya.
Atas dasar itu, kalaupun The Fed jadi menaikkan suku bunga pertengahan 2015, tidak ada kekhawatiran terjadinya capital outflow. Sebab, investasi lebih bersifat jangka panjang dan investor terutama asing sedang yakin dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Inilah yang jadi alasan mengapa investor asing terus berposisi net buy.
Yang kabur sendiri dari bursa saham adalah investor lokal yang sedang bingung sendiri di tengah keyakinan pemodal asing yang mantap. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20978/8-asing-melihat-prospek-ekonomi-ri#sthash.lBuyVIdU.dpuf
Untuk pilihan, saya mengunggulkan saham-saham di sektor perbankan terutama saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Meskipun, semua saham perbankan big caps sebenarnya cukup menarik.
Lalu, yang sekarang mulai bergerak adalah sektor konsumer dan komoditas terutama batu bara. Pilihan konsumer adalah PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP), dan PT Gajah Tunggal (GJTL). Di konsumer pakan ternak, saham PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA).
Di sektor komoditas batu bara, PT Indo Tambang Raya Megah (ITMG) dan PT United Tractor (UNTR) tetap menarik. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20979/9-pilihan-saham-di-tiga-sektor#sthash.tJURciGt.dpuf
Untuk saham-saham konstruksi tetap bagus. Hanya saja, untuk jangka pendek, karena pemodal lokalnya tidak percaya diri menyebabkan sektor konstruksi jadi melempem. Meski begitu, kalaupun turun, saham-saham konstruksi jadi kesempatan untuk diakumulasi.
Pilihannya saham PT Wijaya Karya (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan PT Waskita Karya (WSKT). Saya rekomendasikan speculative buy saham-saham tersebut.
Kecuali, jika data makro ekonomi yang dirilis Senin (2/3/2015) mengecewakan pasar, IHSG berpeluang konsolidasi terlebih dahulu. Jika itu yang terjadi, kita tetap bisa buy on weakness saham-saham tersebut. Sebab, IHSG punya support yang sangat kuat di 5.250 hingga 5.200 untuk tren naik jangka pendeknya. [jin] - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2183009/investor-lokal-dinilai-terlalu-ketakutan/20980/10-prospek-saham-konstruksi#sthash.GNnkbZbF.dpuf
INILAHCOM, Jakarta -- Potensi penguatan IHSG Senin (2/3/2015) diprediksi terus berlanjut dengan target resistance terdekat berada pada level 5.513. Sepuluh saham pun disodorkan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham apa saja?
Pada perdagangan Jumat (27/2/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 1,128 poin (0,02%) ke posisi 5.450,294.
Koreksi tipis tersebut setelah sepanjang perdagangan indeks mencapai level tertingginya sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) di 5.464,219 atau menguat 12,797 poin akhir pekan ini. Di sisi lain, indeks mencapai level terlemahnya 5.441,139 atau turun 10,283 poin.
William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG Senin (2/3/2015) berada dalam kisaran support-resisten 5.389 hingga 5.513. "IHSG mengakhiri bulan kedua 2015 dengan sangat cemerlang," katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (1/3/2015).
Rekor baru serta capital inflow besar yang telah berhasil diraih, merupakan prestasi tersendiri di tahun 2015. "IHSG kembali berhasil menembus rekor tertinggi yang baru lagi," ujarnya.
Kondisi itu, kata dia, menggambarkan bahwa kenaikan IHSG semakin kokoh dan berpotensi untuk terus mencetak rekor baru dalam beberapa waktu mendatang. "Potensi penguatan masih akan terus berlanjut dengan target resistance terdekat berada pada level 5.513," tuturnya.
Di sisi lain, support IHSG terjaga pada level 5.389. Pada perdagangan Senin (2/3/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang untuk melanjutkan kenaikan yang akan diiringi dengan rilis data ekonomi di awal bulan ketiga 2015.
"Angkanya diproyeksikan akan stabil sebagai indikator bahwa perekonomian kita masih terkendali," imbuhnya. "Manfaatkan masa koreksi sehat sebagai peluang untuk melakukan akumulasi pembelian saham."
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
1. PT Aneka Antam (ANTM)
2. PT Darma Satya Nusantara (DSNG)
3. PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG)
4. PT Jasa Marga (JSMR)
5. PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
6. PT Summarecon Agung (SMRA)
7. PT PP London Sumatera Indonesia (LSIP)
8. PT Total Bangun Persada (TOTL)
9. PT XL Axiata (EXCL)
10. PT Indofood Sukses Makmur (INDF). - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2182945/10-saham-untuk-pilihan-besok#sthash.tnKIVJxA.dpuf
Bisnis.com, JAKARTA- Sucorinvest memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (2/3/2015) bergerak di kisaran 5.429—5.463.
Equity Analyst Sucorinvest Achmad Yaki Yamani mengatakan RSI mendatar dengan Stochastic berpotongan death cross, MACD masih bergerak naik meski tertahan dengan histogram menurun, William %R dan MFI juga menurun, muncul spinning top black, dan penurunan harga kemarin diikuti dengan penurunan volume.
“Hari ini kami perkirakan IHSG akan bergerak berfluktuasi melemah,” kata Yaki dalam risetnya.
Sentimen negatif yang mempengaruhi gerak IHSG, ujarnya, adalah MSCI Asia Pasifik turun dipimpin saham konsumer setelah beberapa emiten seperti Woolworth Ltd, sehingga memotong proyeksi labanya ditengah beberapa emiten di Eropa catat di atas perkiraan. Investor asing net buy saham selama Februari sebesar US$830,5 juta.
“Saham yang bisa dipertimbangkan untuk trading hari ini ADRO, BMTR, EXCL, INCO, SSMS dan UNTR,” kata Yaki.
Komentar
Posting Komentar