JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di awal pekan. Pagi ini, IHSG tercatat naik 23,9 poin atau 0,5 persen ke 5.241,23.
Tercatat 31 saham naik,2 saham melemah dan 12 saham stagnan. Nilai transaksi di bursa tercatat sebesar Rp29,85 miliar dengan 6,61 juta lembar saham diperdagangkan.
Indeks LQ45 naik 7,8 poin atau 0,9 persen di 894,38, Jakarta Islamic Index (JII) naik 4,81 poin di 894,34, indeks IDX30 naik 3,65 poin di 455,64, dan indeks MNC36 turun 1,96 poin atau 0,7 persen ke 274,38.
Sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas melompat naik. Dengan kenaikan tertinggi di sektor keuangan dan infrastruktur dengan kenaikan 1,1 persen.
Di Asia, Indeks Nikkei ikut naik 32 poin atau 0,2 persen di 15.701. Namun, hangseng merosot 7 poin atau 0,2 persen di 25.193, serta indeks strait times menurun 3 poin atau 1 persen di 3.339.
Adapun saham-saham yang berada dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp500 menjadi Rp55.500, saham PT Bank BCA Tbk (BBCA) naik Rp250 ke Rp12.350, dan saham PT XL Axiata Tbk (naik Rp225 ke Rp6.700.
Sedangkan saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) turun Rp20 ke Rp1320, PT Pembangunan Perumahan Tbk (Persero) Tbk (PTPP) turun Rp10 ke Rp2.450.
http://economy.okezone.com/read/2014/09/08/278/1035634/ihsg-menanjak-23-9-poin-di-5-241-23-di-awal-pekan
Sumber : OKEZONE.COM
kontan Mengawali bulan September, ekonomi Indonesia disambut sejumlah data positif ekonomi. Sebut saja surplus dagang Bulan Agustus, inflasi terendah dalam dua tahun terakhir, suku bunga masih akan tetap hingga akhir tahun, pemerintahan yang kondusif dan pemilu sesuai ekspektasi pasar. Bursa-bursa global juga memberikan sentimen yang positif dengan bergerak dalam tren naik serentak dalam posisi yang sama.
Nah, memasuki Bulan September ini, menurut David Cornelis, Head of Research KSK Financial Group, ada tiga hal yang harus dicermati. Pertama, periode 472 hari, rekor penutupan baru tapi belum menembus titik tertinggi. Setelah IHSG bergerak relatif cukup lama mendatar di posisi atas dengan sinyal jenuh beli, akhirnya IHSG berhasil menjejakkan kaki di level penutupan tertinggi baru di 5.224. Sayangnya IHSG lantas segera terkoreksi sebelum mampu menembus level tertingginya 472 hari lalu di 5.251.
Oleh karena itu, saat ini investor sebaiknya melakukan strategi berpindah ke saham-saham yang relatif belum naik banyak dan terkait dengan sektor-sektor yang menjadi andalan yang sesuai dengan roadmap tematik pemerintah ke depan. Semisal saham sektor pertanian, energi, maritim, infrastruktur dan ekonomi kreatif. Beberapa saham-saham unggulannya, yaitu AALI, BBRI, INTP, JSMR, PTBA, SMGR, UNVR.
Sektor batubara memang sudah naik paling tinggi dengan persentase double digit sejak periode pilpres lalu. Meski begitu sektor komoditas masih cukup menggiurkan dan masih tergolong murah bagi investor jangka panjang untuk mulai mengoleksinya. Pasalnya pergerakan saham-sahamnya masih tertinggal dalam beberapa tahun terakhir. "Tunggu dan beli saat kembali melemah dalam satu sampai dua bulan ke depan ini, dengan ekspektasi akan mulai naik stabil setelah inagurasi Jokowi di 20 Oktober mendatang," ujar David dalam uraian tertulis yang diterima KONTAN, (7/9).
Kedua, periode 30 hari, mahal tapi masih menarik. IHSG sudah menghijau lebih dari 4% pascapilpres dan lebih dari 22% sejak awal tahun. Kondisi ini menempatkan IHSG pada valuasi relatif P/E sebesar 15x, atau lebih tinggi di atas rerata historisnya selama tiga tahun terakhir. Karena valuasi IHSG untuk saat ini tidak murah lagi, investor sebaiknya melakukan aksi ambil untung dalam momentum naik saat ini ntuk momen jangka pendek.
David mengatakan, "Pasar saat ini IHSG terlihat lebih bergantung pada kebijakan BBM dan kabinet yang akan diambil Jokowi dalam sisa 30 hari kerja kepemimpinan SBY terhitung Senin besok, ketimbang acuh melihat pada fundamental ekonomi Indonesia yang masih kurang baik saat ini."
Ketiga, periode 17 hari, strategi switching. Menjelang pekan depan menunggu rilis pengumuman nama-nama calon menteri, pasar akan bereaksi kembali. Posisi IHSG sangat rawan terhadap koreksi teknikal. Pergerakan naik IHSG memang terlihat menjanjikan. Namun kondisi ini tidak memberi kenyamanan bagi investor dalam jangka pendek karena potensi ruang untuk melemah lebih besar dibanding ruang kenaikan yang sangat terbatas. "Bermain cepat saja hit and run dan switch portofolio ke saham-saham lapis kedua atau ke saham-saham yang belum naik banyak di sektor-sektor pemenang sejak awal tahun, seperti konstruksi, properti dan perbankan," saran David.
Sebelum naik ke target valuasi akhir tahun ini ke level 5.45, menurut David cepat atau lambat IHSG tetap harus turun. Sebab jika semakin lama tidak turun maka hanya akan membuat risiko sistematik pasar yang lebih besar ke depannya. IHSG setidaknya berpotensi terkoreksi dalam waktu dekat ke bawah delirium psikologis 5.000. Berikut tujuh saham selektif secara teknis untuk sepekan ini: ASII, BMRI, INDF, KIJA, PGAS, TINS, TLKM.
Tercatat 31 saham naik,2 saham melemah dan 12 saham stagnan. Nilai transaksi di bursa tercatat sebesar Rp29,85 miliar dengan 6,61 juta lembar saham diperdagangkan.
Indeks LQ45 naik 7,8 poin atau 0,9 persen di 894,38, Jakarta Islamic Index (JII) naik 4,81 poin di 894,34, indeks IDX30 naik 3,65 poin di 455,64, dan indeks MNC36 turun 1,96 poin atau 0,7 persen ke 274,38.
Sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas melompat naik. Dengan kenaikan tertinggi di sektor keuangan dan infrastruktur dengan kenaikan 1,1 persen.
Di Asia, Indeks Nikkei ikut naik 32 poin atau 0,2 persen di 15.701. Namun, hangseng merosot 7 poin atau 0,2 persen di 25.193, serta indeks strait times menurun 3 poin atau 1 persen di 3.339.
Adapun saham-saham yang berada dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp500 menjadi Rp55.500, saham PT Bank BCA Tbk (BBCA) naik Rp250 ke Rp12.350, dan saham PT XL Axiata Tbk (naik Rp225 ke Rp6.700.
Sedangkan saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) turun Rp20 ke Rp1320, PT Pembangunan Perumahan Tbk (Persero) Tbk (PTPP) turun Rp10 ke Rp2.450.
http://economy.okezone.com/read/2014/09/08/278/1035634/ihsg-menanjak-23-9-poin-di-5-241-23-di-awal-pekan
Sumber : OKEZONE.COM
kontan Mengawali bulan September, ekonomi Indonesia disambut sejumlah data positif ekonomi. Sebut saja surplus dagang Bulan Agustus, inflasi terendah dalam dua tahun terakhir, suku bunga masih akan tetap hingga akhir tahun, pemerintahan yang kondusif dan pemilu sesuai ekspektasi pasar. Bursa-bursa global juga memberikan sentimen yang positif dengan bergerak dalam tren naik serentak dalam posisi yang sama.
Nah, memasuki Bulan September ini, menurut David Cornelis, Head of Research KSK Financial Group, ada tiga hal yang harus dicermati. Pertama, periode 472 hari, rekor penutupan baru tapi belum menembus titik tertinggi. Setelah IHSG bergerak relatif cukup lama mendatar di posisi atas dengan sinyal jenuh beli, akhirnya IHSG berhasil menjejakkan kaki di level penutupan tertinggi baru di 5.224. Sayangnya IHSG lantas segera terkoreksi sebelum mampu menembus level tertingginya 472 hari lalu di 5.251.
Oleh karena itu, saat ini investor sebaiknya melakukan strategi berpindah ke saham-saham yang relatif belum naik banyak dan terkait dengan sektor-sektor yang menjadi andalan yang sesuai dengan roadmap tematik pemerintah ke depan. Semisal saham sektor pertanian, energi, maritim, infrastruktur dan ekonomi kreatif. Beberapa saham-saham unggulannya, yaitu AALI, BBRI, INTP, JSMR, PTBA, SMGR, UNVR.
Sektor batubara memang sudah naik paling tinggi dengan persentase double digit sejak periode pilpres lalu. Meski begitu sektor komoditas masih cukup menggiurkan dan masih tergolong murah bagi investor jangka panjang untuk mulai mengoleksinya. Pasalnya pergerakan saham-sahamnya masih tertinggal dalam beberapa tahun terakhir. "Tunggu dan beli saat kembali melemah dalam satu sampai dua bulan ke depan ini, dengan ekspektasi akan mulai naik stabil setelah inagurasi Jokowi di 20 Oktober mendatang," ujar David dalam uraian tertulis yang diterima KONTAN, (7/9).
Kedua, periode 30 hari, mahal tapi masih menarik. IHSG sudah menghijau lebih dari 4% pascapilpres dan lebih dari 22% sejak awal tahun. Kondisi ini menempatkan IHSG pada valuasi relatif P/E sebesar 15x, atau lebih tinggi di atas rerata historisnya selama tiga tahun terakhir. Karena valuasi IHSG untuk saat ini tidak murah lagi, investor sebaiknya melakukan aksi ambil untung dalam momentum naik saat ini ntuk momen jangka pendek.
David mengatakan, "Pasar saat ini IHSG terlihat lebih bergantung pada kebijakan BBM dan kabinet yang akan diambil Jokowi dalam sisa 30 hari kerja kepemimpinan SBY terhitung Senin besok, ketimbang acuh melihat pada fundamental ekonomi Indonesia yang masih kurang baik saat ini."
Ketiga, periode 17 hari, strategi switching. Menjelang pekan depan menunggu rilis pengumuman nama-nama calon menteri, pasar akan bereaksi kembali. Posisi IHSG sangat rawan terhadap koreksi teknikal. Pergerakan naik IHSG memang terlihat menjanjikan. Namun kondisi ini tidak memberi kenyamanan bagi investor dalam jangka pendek karena potensi ruang untuk melemah lebih besar dibanding ruang kenaikan yang sangat terbatas. "Bermain cepat saja hit and run dan switch portofolio ke saham-saham lapis kedua atau ke saham-saham yang belum naik banyak di sektor-sektor pemenang sejak awal tahun, seperti konstruksi, properti dan perbankan," saran David.
Sebelum naik ke target valuasi akhir tahun ini ke level 5.45, menurut David cepat atau lambat IHSG tetap harus turun. Sebab jika semakin lama tidak turun maka hanya akan membuat risiko sistematik pasar yang lebih besar ke depannya. IHSG setidaknya berpotensi terkoreksi dalam waktu dekat ke bawah delirium psikologis 5.000. Berikut tujuh saham selektif secara teknis untuk sepekan ini: ASII, BMRI, INDF, KIJA, PGAS, TINS, TLKM.
Editor: Anastasia Lilin
INILAHCOM, Jakarta - Pola uptrend IHSG dinilai cukup kuat. Indeks pun potensial menembus resistance 5.251. Sepuluh saham disodorkan sebagai bahan pertimbangan. Apa saja?
Pada perdagangan Jumat (5/9/2014), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 12,013 poin (0,231%) ke posisi 5.217,335. Intraday tertinggi 5.224,3 dan terendah 5.199,909.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG Senin (8/9/2014) berada pada kisaran support 5.195 dan resisten 5.251. “IHSG dalam seminggu pertama bulan September didorong oleh rilis data ekonomi serta terus terjadinya capital inflow,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, akhir pekan lalu.
Capital inflow tersebut, lanjut dia, berada pada kisaran Rp830 miliar. Angka ini tercatat hingga akhir pekan yakni periode 1 September 2014 hingga 5 September. “IHSG mencatatkan pertumbuhan 0,76%,” ucapya singkat.
Kondisi itu, dinilai dia, merupakan langkah cerah dari pola pergerakan IHSG dalam membentuk pondasi kuat di tengah minimnya sentimen baik dari dalam maupun luar negri. “Hal ini menunjukkan bahwa IHSG masih memiliki kekuatan besar untuk naik dalam timeframe investasi jangka menengah-panjang,” tandas dia.
Pola uptrend, dia menegaskan, masih terlihat cukup kuat. “Potensi menembus resistance 5.251 masih terbuka cukup lebar, support berada pada level 5.195,” ungkap dia.
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
1. PT Astra Internasional (ASII)
2. PT Aneka Antam (ANTM)
3. PT Timah (TINS)
4. PT Bank Pembangunan Jawa Timur (BJTM)
5. PT Pakuwon Jati (PWON)
6. PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
7. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
8. PT XL Axiata (EXCL)
9. PT BW Plantation (BWPT)
10. PT Wijaya Karya (WIKA). [jin]
INILAHCOM, Jakarta - Pola uptrend IHSG dinilai cukup kuat. Indeks pun potensial menembus resistance 5.251. Sepuluh saham disodorkan sebagai bahan pertimbangan. Apa saja?
Pada perdagangan Jumat (5/9/2014), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 12,013 poin (0,231%) ke posisi 5.217,335. Intraday tertinggi 5.224,3 dan terendah 5.199,909.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG Senin (8/9/2014) berada pada kisaran support 5.195 dan resisten 5.251. “IHSG dalam seminggu pertama bulan September didorong oleh rilis data ekonomi serta terus terjadinya capital inflow,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, akhir pekan lalu.
Capital inflow tersebut, lanjut dia, berada pada kisaran Rp830 miliar. Angka ini tercatat hingga akhir pekan yakni periode 1 September 2014 hingga 5 September. “IHSG mencatatkan pertumbuhan 0,76%,” ucapya singkat.
Kondisi itu, dinilai dia, merupakan langkah cerah dari pola pergerakan IHSG dalam membentuk pondasi kuat di tengah minimnya sentimen baik dari dalam maupun luar negri. “Hal ini menunjukkan bahwa IHSG masih memiliki kekuatan besar untuk naik dalam timeframe investasi jangka menengah-panjang,” tandas dia.
Pola uptrend, dia menegaskan, masih terlihat cukup kuat. “Potensi menembus resistance 5.251 masih terbuka cukup lebar, support berada pada level 5.195,” ungkap dia.
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
1. PT Astra Internasional (ASII)
2. PT Aneka Antam (ANTM)
3. PT Timah (TINS)
4. PT Bank Pembangunan Jawa Timur (BJTM)
5. PT Pakuwon Jati (PWON)
6. PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
7. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
8. PT XL Axiata (EXCL)
9. PT BW Plantation (BWPT)
10. PT Wijaya Karya (WIKA). [jin]
investor daily Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini akan rawan aksi ambil untung (profit taking). Indeks akan bergerak pada kisaran 5.205-5.233.
Pada akhir pekan lalu, IHSG bergerak tanpa arah (sempat minus lima poin) dan di tutup plus 12 poin pada 5.217.
Analis Sucorinvest Central Gani Pang Tek Djen mengatakan, indeks akan sedikit tertekan menyusul kenaikan yang berturut-turut. Indeks juga dibayangi penurunan indek bursa regional.
“Indeks juga dipengaruhi kebijakan stimulus ECB dan menjelang pengumuman data AS nonfarm payrolls,” ujar dia di Jakarta, Minggu (7/9)
Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di http://www.investor.co.id/pages/investordailyku/paidsubscription.php
Pada akhir pekan lalu, IHSG bergerak tanpa arah (sempat minus lima poin) dan di tutup plus 12 poin pada 5.217.
Analis Sucorinvest Central Gani Pang Tek Djen mengatakan, indeks akan sedikit tertekan menyusul kenaikan yang berturut-turut. Indeks juga dibayangi penurunan indek bursa regional.
“Indeks juga dipengaruhi kebijakan stimulus ECB dan menjelang pengumuman data AS nonfarm payrolls,” ujar dia di Jakarta, Minggu (7/9)
Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di http://www.investor.co.id/pages/investordailyku/paidsubscription.php
Komentar
Posting Komentar