Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 10 September 2014

bole simak lage SEPTEMBER CRASH, khususnya saat DOW JONES crash... 

Jakarta detik -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhenti melemah, kali ini turun tipis 6 poin. Aksi ambil untung kembali terjadi.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.775 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.760 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG melemah 6,869 poin (0,13%) ke level 5.190,250. Sedangkan Indeks LQ45 menipis 1,721 poin (0,19%) ke level 881,941.

Membuka perdagangan, Rabu (10/9/2014), IHSG turun 17,404 poin (0,33%) ke level 5.179,715. Indeks LQ45 berkurang 4,045 poin (0,46%) ke level 879,617.

Seluruh indeks sektoral kembali jatuh ke zona merah, dipimpin saham-saham tambang. Aksi ambil untung menyasar saham-saham unggulan.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terkoreksi 22,590 poin (0,43%) ke level 5.174,880. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 4,807 poin (0,54%) ke level 878,855.

Kemarin IHSG harus menjauh dari posisi rekornya setelah anjlok 49 poin. Investor memanfaatkan posisi rekor IHSG untuk mengambil untung.

Wall Street berakhir di zona merah terseret koreksi saham Apple dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang menyentuh titik tertinggi bulan ini. Pelaku pasar cemas The Federal Reserve akan menaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Bursa regional bergerak mixed cenderung menguat pagi hari ini. Hanya bursa saham Singapura yang masih melemaah.

Berikut situasi di bursa-bursa regional pagi hari ini:

  • Indeks Nikkei 225 melemah 68,00 poin (0,43%) ke level 15.681,15.
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 0,09 poin (0,00%) ke level 2.326,53.
  • Indeks Straits Times berkurang 8,59 poin (0,26%) ke level 3.334,37.
(ang/hds)

TEMPO.CO , Jakarta: Saham-saham perbankan masih menjadi pendorong kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini. Equity Analis dari Asia Financial Network, Agus Susanto mengatakan, secara sektoral, saham emiten sektor perbankan terutama big cap masih akan menjadi pendorong utama indeks.

Hal ini berlaku hingga kebijakan normalisasi oleh bank sentral Amerika Serikat pada awal tahun nanti. (Baca : IHSG Terancam Aksi Ambil Untung).“Sektor perbankan masih didominasi oleh beberapa emiten unggulan seperti BBRI, BMRI dan BBCA,” kata Agus, Selasa 9 September 2014.

Selain perbankan, saham lainnya yang cukup moncer adalah kelapa sawit. Harga sawit yang tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu dan volume produksi yang meningkat, membuat pendapatan dan laba lima saham terbesar sawit bergerak naik. Lima emiten yang dimaksud adalah AALI, SMAR, SSMS, LSIP dan SIMP. (Baca : Kembalinya Investor Asing Jadi Amunisi IHSG)

Senin, 8 September 2014, indeks menembus level tertinggi 5.262,57. Adapun pada Selasa, 9 September 2014, IHSG melemah 49,36 poin (-0,94 persen) pada level 5.197,12 poin. (Baca : IHSG Masih Rentan Terkoreksi)

Selain perkebunan dan perbankan, Kepala Riset KSK Financial Group, David Cornelis mengatakan, saham emiten di sektor infrastruktur, pertambangan dan konsumen layak dikoleksi. Alasannya, pergerakan teknikal, fundamental dan likuiditas emiten sektor-sektor tersebut cukup bagus. Dengan posisi IHSG yang melemah, sebaiknya investor hanya berposisi pada saham-saham berkapitalisasi besar untuk meminimalkan resiko.

David mengatakan, yang perlu diwaspadai adalah kenaikan IHSG yang menembus rekor baru namun tak didukung penuh oleh saham-saham berkapitalisasi besar. “Artinya investor perlu waspada ketika saham-saham bluechips tidak menembus rekor yang baru juga,” kata David, Selasa 9 September 2014.

Justru yang menembus rekor baru adalah saham-saham lapis kedua dan ketiga. Ini merupakan sinyal negatif agar investor lebih waspada terhadap koreksi mendatang yang cukup besar.

FAIZ NASHRILLAH

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini (10/9) diperkirakan bergerak variasi serta berpeluang menguat. Namun, Mandiri Sekuritas memperkirakan, kenaikan indeks akan terbatas.
Indeks akan bergerak di kisaran 5.179 - 5.233. Menurut analisa Mansek, kemarin IHSG diperdagangkan di atas exponential moving average (EMA) 200 hari. Indeks bergerak melemah dan menutup gap sebelumnya di 5.224. "Indeks masih fase konsolidasi dan bergerak tertahan di area resistance 5.226-5.300.
Beberapa faktor yang diperhatikan pasar antara lain, kekhawatiran pasar regional, Federal Reserve akan menaikkan bunga acuan Amerika Serikat (AS) lebih cepat dari perkiraan.
Dari dalam negeri, rencana Bank Indonesia mengatur utang luar negeri dengan memberlakukan aturan rasio utang atau liabilitas terhadap aset dalam bentuk valuta asing. Ini merupakan salah satu antisipasi menghadapi kebijakan kenaikan bunga AS yang dapat menimbulkan risiko pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga.
Beberapa rekomendasi saham Mansek hari ini adalah.
- ADRO, speculative buy, dengan target harga Rp 1.600, stoploss di Rp 1.330 per saham.
- MNCN, buy on weakness, dengan target Rp 2.895, dan stoploss Rp 2.625.
- BJBR, buy on weakness, target Rp 900, stoploss Rp 830.
- SMRA, buy on weakness, dengan target harga Rp 1.340 per saham, dan stoploss Rp 1.200.
- ICBP, rekomendasi sell, dengan target harga Rp 10.600 per saham
Editor: Sanny Cicilia

INILAHCOM, Jakarta – Pola distribusi bursa saham dinilai telah dimulai dan akan diikuti penjualan yang lebih besar pada saham-saham bluechip. IHSG pun berada dalam fase koreksi skala menengah.
“Kita telah sampai pada saat yang ditunggu-tunggu yakni pembentukan pola rising wedge yang sempurna di mana pola distribusi telah dimulai yang akan diikuti dengan penjualan yang lebih besar dari pembelian saham-saham blue chips di Indonesia,” kata Gema Goeyardi, pendiri PT Astronacci Internasional kepada INILAHCOM di Jakarta, Rabu (10/9/2014). “Kita berada di awal fase koreksi skala menengah.”
Dia menjelaskan, IHSG telah mencapai level tertinginya tepat pada waktu yang diberikan yakni 9-10 September 2014. “Saat itu juga price action false break juga terlihat sebagai konfirmasi akhir dari pembentukan sempurna pola rising wedge,” ujarnya.
Gema merekomendasikan jual saham-saham yang telah dibeli hari ini pada harga pembukaan hingga 1 jam pertama perdagangan saham hari ini.
Dia pun merinci beberapa katalis penurunan IHSG berikut ini:
1. Kemungkinan pengesahan RUU Pilkada tak langsung pada minggu terakhir September 2014. Hal ini akan menyebabkan ketidakstabilan pemerintahan baru presiden terpilih;
2. Ancaman pelemahan rupiah hingga kembali menembus 12.000 dan selanjutnya melemah hingga 12.900 per dolar AS yang disebabkan karena adanya peluang naiknya suku bunga Amerika dan FED Tapering;
3. Kenaikan harga BBM bersubsid yang berdampak psikologis sesaat.
Dari sisi Astronacci Time Forecast, Gema menjelaskan beberapa hal berikut ini:
1. Momentum: Bearish divergence telah terlihat pada siklus pergerakan harga sejak Agustus – September 2014;
2. Pattern: Pola Rising Wedge telah terbentuk dengan sempurna dan idealnya harga akan turun menuju target teoritis pola ini;
3. Price: IHSG telah memperlihatkan false break out (gagal break out) dan saat ini seharusnya bergerak melemah menuju 5.040 dan 4.989 untuk menutup gap yang terbentuk sejak Juli 2014;
4. Time: Fase koreksi dapat berlangsung hingga 27 Oktober 2014. Pada perjalanannya, akan ada beberapa pembalikan arah minor. Untuk tahap pertama koreksi akan berlanjut hingga 18 atau 22 September 2014 dan membentuk support baru di antaranya.
Untuk saham pilihan, Gema menyodorkan saham PT PP London Sumatera Indonesia (LSIP), dengan level pembelian di Rp1.925, stop loss di Rp1.860, dan profit taking di Rp2.100. [jin]


Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada kisaran 5.179-5.233.

Tim Riset Equity Retail Mandiri Sekuritas memprediksi indeks berfluktuasi dengan kecenderungan menguat terbatas pada hari ini.

"Indeks diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks masih fase konsolidasi dan tertahan di resisten 5.226/5.300," paparnya dalam risetnya, Rabu (10/9/2014).

Adapun sejumlah saham yang dinilai perlu untuk dicermati pada hari ini:
KodeRekomendasiTarget (Rp)
ADROSpecylative Buy1.600
MNCNBuy on Weakness2.895
BJBRBuy on Weakness900
SMRABuy on Weakness1.340
ICBPSell10.600

Editor : Hery Lazuardi
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk