Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 25 September 2014


Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,35% ke 5.192,11 pada akhir sesi I siang ini Kamis (25/9/2014).
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 5.192,08-5.213,24. Dari 502 saham yang diperdagangkan, sebanyak 177 saham menguat, 95 saham melemah, dan 230 saham stagnan.
Enam dari sembilan sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia menguat dipimpin kenaikan sektor properti 0,78%. Adapun tiga sektor lainnya melemah dengan penurunan terbesar dialami sektor aneka industri 0,44%.
Indeks Bisnis 27 siang ini juga menguat 0,32% ke 452,22. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,01% ke Rp11.955 per dolar AS.

Editor : Fatkhul Maskur


JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini melompat naik. IHSG dibuka menguat 27,50 poin atau 0,5 persen di 5.201,51.

Pagi ini, sebanyak 41 saham menguat, 0 saham melemah, dan 4 saham stagnan. IHSG dibuka dengan transaksi sebesar Rp38,65 miliar dari 9,78 juta lembar saham diperdagangkan.

Indeks LQ45 naik 7,21 poin atau 0,8 persen ke 885,92, Jakarta Islamic Index (JII) naik 5,82 poin atau 0,8 persen ke 698,35, indeks IDX30 naik 3,38 poin atau 0,8 persen ke 452,89, dan indeks MNC36 naik 2,39 poin atau 0,9 persen ke 274,75.

Sektor penggerak IHSG mayoritas menguat, dengan kenaikan tertinggi di sektor konsumsi naik 0,9 persen. Namun, hanya sektor perkebunan yang turun 0,1 persen

Indeks Asia menghijau, dengan Indeks Nikkei naik 190 atau  1,2 persen ke 16.357, Sedangkan Hang Seng menguat 81 poin atau 0,3 persen di 24.002, sedangkan Strait Times indeks naik 0,1 persen ke 3.295.

Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp950 atau 1,7 persen ke Rp56.750, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp175 atau 0,6 persen ke Rp31.500,  saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik Rp275 atau 2,5 persen ke Rp11.275.

Sedangkan saham-saham yang bergerak di jajaran top losers, antara lain saham PT BW Plantation Tbk (BWPT) turun Rp180 atau 25 persen ke Rp540, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp125 atau 0,5 persen Rp23.000, dan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun Rp25 atau 0,4 persen.

http://economy.okezone.com/read/2014/09/25/278/1044059/ihsg-kembali-tembus-5-200




Sumber : OKEZONE.COM
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah. Rabu (24/9) IHSG menurun 0,27% ke level 5.174,007. Dana asing pun kembali mencatatkan net sell sebesar Rp 440,62 miliar.
Alwi Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia mengatakan IHSG memang sedang dikelilingi oleh sentimen negatif. Salah satunya datang dari bursa saham regional terutama global. "Harga saham Wall Street yang sudah terlalu tinggi dan mengalami koreksi," jelasnya.
Selain itu, data manufaktur Eropa yang melambat lebih tajam dari perkiraan pasar juga menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Sedangkan dari dalam negeri, ketidak pastian akan banyak hal juga membuat para investor masih wait and see. "Mulai dari RUU Pilkada, kenaikan bbm, dan penyusunan kabinet," tambah Alwi.
Hal yang serupa juga dilontarkan oleh Wijen Pontus, Analis AAA Sekuritas. Ia bilang, data manufacturing Eropa yang menurun juga menjadi faktor penurunan indeks. "Datanya tak sesuai dengan perkiraan pasar," jelasnya.
Wijen juga mengatakan, pelemahan rupiah juga masih membayangi pertumbuhan IHSG. Tapi ia memperkirakan jika rupiah di pekan depan akan menguat dibanding pekan lalu, "Siapa tahu itu bisa menjadi sentimen positif," katanya.
Alwi dan Wijen pun mengira jika IHSG akan kembali melemah. Alwi meramal IHSG akan bergerak di kisaran 5.136-5207 pada transaksi besok. Sedangkan Wijen memprediksi IHSG berada di kisaran 5.150-5.200.
Editor: Barratut Taqiyyah


Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada kisaran 5.163-5.196. 

Tim Riset Equity Retail Mandiri Sekuritas memprediksi indeks berfluktuasi dengan kecenderungan melemah pada hari ini.

"Indikator Stochastic masih berada di area bullish dan membentuk deadcross dan mengindikasikan kenaikan semakin terbatas dan berpotensi reversal," paparnya dalam riset, Kamis (25/9/2014).

Adapun sejumlah saham yang dinilai perlu untuk dicermati pada hari ini:
Kode       Rekomendasi       Target (Rp)
MPPA        Buy                       3.385
BBCA        Sell                       12.250
MAIN        Speculative Buy    3.700
TLKM        Sell                       2.795
CPIN         Sell                       4.015

Editor : Hery Lazuardi


JAKARTA. Kami menyuguhkan sejumlah berita di halaman bursa saham Harian KONTAN edisi 25 September 2014, sebagai berikut.
Kepak Sayap Bisnis Grup Rajawali
Grup Rajawali terus membesarkan bisnis perkebunan kelapa sawit. Kelompok usaha milik konglomerat Peter Sondakh ini siap menguasai PT BW Plantation Tbk (BWPT) melalui skema penawaran umum terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam aksi ini, BWPT menawarkan 27,02 miliar saham setara 85,71% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Berdasarkan pengumuman resmi BWPT, setiap satu pemegang saham lama berhak mendapat enam HMETD. BWPT menawarkan harga pelaksanaan Rp 390 sampai Rp 411 per saham. Dus, BWPT akan meraup dana berkisar Rp 10,54 triliun hingga Rp 11,11 triliun.
Di awal September tahun ini, Grup Rajawali melalui PT Rajawali Corpora mencatatkan kepemilikan tak langsung 21,54% saham BWPT. Rajawali masuk BWPT dengan membeli 558,38 juta saham (12,48% saham) milik Matacuna Group Limited. Kemudian membeli 405,1 juta saham atau 9,06% saham BWPT milik Pegasus CP One Limited.
Dalam aksi rights issue BWPT kali ini, Grup Rajawali akan masuk melalui PT Rajawali Capital International. Perusahaan ini akan bertindak sebagai pembeli siaga rights issue. Mengacu perjanjian pembelian 19 September 2014, sejumlah pemilik BWPT, yakni PT BW Investindo, Credit Suisse AG SG Branch S/A Matacuna Group Limited dan Credit Suisse AG SG Branch S/A Pegasus CP One Ltd tak akan mengeksekusi hak mereka. Mereka akan mengalihkan HMETD ke Rajawali Capital. Pasca rights issue, Rajawali Capital mengempit 48,22% saham BWPT. Secara total, Grup Rajawali bakal menguasai 69,76% saham BWPT.
Meski menjadi pengendali baru BWPT, Grup Rajawali tak wajib tender offer. "Tidak ada kewajiban tender offer apabila pengendalian melalui rights issue," ungkap Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pemilik Baru PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Tanpa diketahui banyak pihak, daftar pemegang saham produsen batubara milik Keluarga Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), telah berubah. Hal ini terjadi dalam kurun waktu 5 September hingga 12 September 2014.
Mengacu data Biro Administrasi Efek Ficomindo Buana Registrar pada 16 September 2014, PT Tritunggal Sumber Utama tercatat menguasai 16,35 miliar saham atau 30,86% total saham BUMI. Mengacu harga BUMI kemarin Rp 190 per saham, nilai transaksi ini mencapai Rp 3,11 triliun.
Tritunggal beralamat di Jl Proklamasi No. 91 Menteng, Jakarta Pusat. Tapi, perusahaan ini tak punya situs resmi yang bisa menjadi rujukan.
Kepemilikan Tritunggal bahkan lebih besar dari pemegang saham terbesar BUMI sebelumnya, Long-haul Holdings Ltd. Per 30 Juni 2014, perusahaan milik Grup Bakrie ini menguasai 6,06 miliar saham atau 29,18% saham BUMI.
Tritunggal bukan satu-satunya pemegang saham baru BUMI. Sebelumnya, ada dua perusahaan yang masuk BUMI, yakni PT Damar Reka Energi dan PT Karsa Daya Rekatama. Masing-masing membeli 6,9 miliar saham atau 13,03% saham BUMI per 5 September 2014. Di periode 8 September-12 September 2014, Damar menjual 1 miliar saham BUMI, jadi kepemilikannya turun menjadi 11,14%. Seperti Tritunggal, identitas Damar Reka dan Karsa Daya juga misterius.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) merilis surat utang melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap kedua. SMRA menerbitkan obligasi Rp 800 miliar dengan suku bunga tetap 11,5% per tahun.
SMRA juga merilis sukuk ijarah Rp 300 miliar dengan cicilan imbalan sukuk Rp 34,5 miliar per tahun. Jadi, total surat utang SMRA mencapai Rp 1,1 triliun. Obligasi dan sukuk ijarah mendapat jaminan khusus berupa tiga bidang tanah di Jakarta Utara. "Nilai jaminan itu minimal 100% jumlah terutang," ujar Johannes Mardjuki, Direktur Utama SMRA dalam keterbukaan informasi ke BEI, Rabu (24/9). Bunga obligasi maupun imbalan sukuk akan dibayar setiap tiga bulan sekali.
Editor: Sandy Baskoro

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih