JAKARTA - Membuka perdagangan di pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tunjukan kenaikan. IHSG tercatat naik 6,91 poin atau 0,1 persen ke 5.093,33.
Pagi ini, 22 saham menguat, 10 saham melemah, dan 13 saham stagnan. Hingga kini, telah terjadi transaksi sebesar Rp37,7 miliar dari 10,45 juta lembar saham diperdagangkan.
Analis MNC Securities Edwin Sembayang mengatakan, IHSG tampaknya akan kembali turun di siang hari.
"Pembukaan yang menguat tipis ini hanyalah hiburan, dimana investor masih akan melakukan penjualan," ujarnya dalam Power breakfast MNC Securities, Jakarta, Senin (4/5/2015).
Indeks LQ45 naik 1,76 poin atau 0,2 persen menjadi 871,20, Jakarta Islamic Index (JII) naik 3,35 poin atau 0,5 persen menjadi 668,15, indeks IDX30 naik 1,07 poin atau 0,2 persen menjadi 450,35, dan indeks MNC36 naik 0,21 poin atau 0,1 persen menjadi 273,35.
Sektor-sektor penopang IHSG mulai bergerak dua arah. Penguatan tertinggi di sektor aneka industri yang naik 1,8 persen. Namun, sektor keuangan dan pertambangan kompak turun masing-masing sebesar 0,4 persen.
Di Asia kompak memerah dengan indeks Nikkei tidak bergerak di 19.532, indeks Hang Seng turun 13 poin ke 28.120, dan indeks Straits Times turun 0,3 persen ke 3.477.
Adapun saham-saham yang masuk jajaran top gainers, antara lain, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp900 atau 2,1 persen ke Rp43.500, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp550 atau 1,1 persen ke Rp50.550, dan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik Rp250 atau 1,9 persen ke Rp13.450.
Sedangkan saham-saham yang bergerak di top losers, antara lain, saham PT Indospring Tbk (INDS) turun Rp230 atau 17 persen ke Rp1.120, saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) turun Rp155 atau 16,3 persen ke Rp795, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun Rp125 atau 1,1 persen ke Rp11.500.
http://economy.okezone.com/read/2015/05/04/278/1144060/ihsg-dibuka-menguat-tipis-dinilai-hanya-hiburan
Sumber : OKEZONE.COM
TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, memprediksi indeks harga saham gabungan akan kembali menguat awal pekan depan. Pada penutupan perdagangan Kamis pekan lalu, IHSG berada di angka 5.086.
"Potensi pergerakan harga IHSG cenderung menguat untuk kembali menguji di level psikologis di angka 5.100," kata Lucky dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Minggu, 3 Mei 2015.
Potensi menguatnya IHSG, menurut Lucky, muncul karena pelaku pasar jenuh dengan aksi jual selama dua pekan terakhir ini. Untuk itu, dia memprediksi menguatnya IHSG dalam jangka pendek masih akan diwarnai dengan potensi spekulasi.
Pelaku pasar, ujar dia, akan cenderung mengakumulasi perdagangan terhadap saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar dan berfundamental solid. Beberapa di antaranya Bank Mandiri Tbk, PT BCA Tbk, BRI Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Danamon Tbk, dan BTN Tbk.
"Pekan depan, menurut saya, cukup menarik karena kondisi pasar akan relatif murah. Hal inilah yang disebut discount market," tutur Lucky.
Penurunan IHSG ke level 5.086 pada pekan lalu merupakan yang terendah sepanjang 2015. Secara rata-rata, sepanjang April 2015, IHSG anjlok sekitar 7,83 persen dan menghapus penguatan 5,48 persen yang dicapai pada tiga bulan sebelumnya.
SINGGIH SOARES
Pagi ini, 22 saham menguat, 10 saham melemah, dan 13 saham stagnan. Hingga kini, telah terjadi transaksi sebesar Rp37,7 miliar dari 10,45 juta lembar saham diperdagangkan.
Analis MNC Securities Edwin Sembayang mengatakan, IHSG tampaknya akan kembali turun di siang hari.
"Pembukaan yang menguat tipis ini hanyalah hiburan, dimana investor masih akan melakukan penjualan," ujarnya dalam Power breakfast MNC Securities, Jakarta, Senin (4/5/2015).
Indeks LQ45 naik 1,76 poin atau 0,2 persen menjadi 871,20, Jakarta Islamic Index (JII) naik 3,35 poin atau 0,5 persen menjadi 668,15, indeks IDX30 naik 1,07 poin atau 0,2 persen menjadi 450,35, dan indeks MNC36 naik 0,21 poin atau 0,1 persen menjadi 273,35.
Sektor-sektor penopang IHSG mulai bergerak dua arah. Penguatan tertinggi di sektor aneka industri yang naik 1,8 persen. Namun, sektor keuangan dan pertambangan kompak turun masing-masing sebesar 0,4 persen.
Di Asia kompak memerah dengan indeks Nikkei tidak bergerak di 19.532, indeks Hang Seng turun 13 poin ke 28.120, dan indeks Straits Times turun 0,3 persen ke 3.477.
Adapun saham-saham yang masuk jajaran top gainers, antara lain, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp900 atau 2,1 persen ke Rp43.500, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp550 atau 1,1 persen ke Rp50.550, dan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik Rp250 atau 1,9 persen ke Rp13.450.
Sedangkan saham-saham yang bergerak di top losers, antara lain, saham PT Indospring Tbk (INDS) turun Rp230 atau 17 persen ke Rp1.120, saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) turun Rp155 atau 16,3 persen ke Rp795, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun Rp125 atau 1,1 persen ke Rp11.500.
http://economy.okezone.com/read/2015/05/04/278/1144060/ihsg-dibuka-menguat-tipis-dinilai-hanya-hiburan
Sumber : OKEZONE.COM
TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, memprediksi indeks harga saham gabungan akan kembali menguat awal pekan depan. Pada penutupan perdagangan Kamis pekan lalu, IHSG berada di angka 5.086.
"Potensi pergerakan harga IHSG cenderung menguat untuk kembali menguji di level psikologis di angka 5.100," kata Lucky dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Minggu, 3 Mei 2015.
Potensi menguatnya IHSG, menurut Lucky, muncul karena pelaku pasar jenuh dengan aksi jual selama dua pekan terakhir ini. Untuk itu, dia memprediksi menguatnya IHSG dalam jangka pendek masih akan diwarnai dengan potensi spekulasi.
Pelaku pasar, ujar dia, akan cenderung mengakumulasi perdagangan terhadap saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar dan berfundamental solid. Beberapa di antaranya Bank Mandiri Tbk, PT BCA Tbk, BRI Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Danamon Tbk, dan BTN Tbk.
"Pekan depan, menurut saya, cukup menarik karena kondisi pasar akan relatif murah. Hal inilah yang disebut discount market," tutur Lucky.
Penurunan IHSG ke level 5.086 pada pekan lalu merupakan yang terendah sepanjang 2015. Secara rata-rata, sepanjang April 2015, IHSG anjlok sekitar 7,83 persen dan menghapus penguatan 5,48 persen yang dicapai pada tiga bulan sebelumnya.
SINGGIH SOARES
Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak konsolidasi dan menguat untuk jangka pendek.
Tim Riset PT Investa Saran Mandiri memprediksi indeks sepekan kedepan akan bergerak pada rentang support 4.900-5.000 dan resistance di 5.150-5.250.
Hal itu, lanjutnya, terjadi seiring penurunan IHSG yang sudah cukup dalam sepanjang pekan lalu yakni sebanyak 348,9 poin.
“Penurunan IHSG membentuk doji dan berada pas di garis bawah channel trend turun, membuka peluang IHSG rebound jangka pendek,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Minggu (3/5/2015).
Dalam riset tersebut juga disebutkan volume perdagangan relatif kecil di bawah rata-rata 20 hari. IHSG lanjutnya telah berada pada tren naik jangka panjang, namun dalam jangka pendek terjadi perubahan menjadi tren turun.
“Tren channel menunjukkan tren naik jangka panjang sejak Agustus 2013. sedangkan janga menengah, kenaikan sejak 14 Oktober di break turun ketika IHSG di bawah 5.330. Sedangkan dalam jangka pendek membentuk tren turun sejak 4 April 2015,” ungkapnya.
Untuk strategi transaksi perdagangan, Investa Saran Mandiri menghimbau untuk tetap melakukan trading dengan disiplin dan cenderung buy on weakness ketika terjadi pelemahan.
Tim Riset PT Investa Saran Mandiri memprediksi indeks sepekan kedepan akan bergerak pada rentang support 4.900-5.000 dan resistance di 5.150-5.250.
Hal itu, lanjutnya, terjadi seiring penurunan IHSG yang sudah cukup dalam sepanjang pekan lalu yakni sebanyak 348,9 poin.
“Penurunan IHSG membentuk doji dan berada pas di garis bawah channel trend turun, membuka peluang IHSG rebound jangka pendek,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Minggu (3/5/2015).
Dalam riset tersebut juga disebutkan volume perdagangan relatif kecil di bawah rata-rata 20 hari. IHSG lanjutnya telah berada pada tren naik jangka panjang, namun dalam jangka pendek terjadi perubahan menjadi tren turun.
“Tren channel menunjukkan tren naik jangka panjang sejak Agustus 2013. sedangkan janga menengah, kenaikan sejak 14 Oktober di break turun ketika IHSG di bawah 5.330. Sedangkan dalam jangka pendek membentuk tren turun sejak 4 April 2015,” ungkapnya.
Untuk strategi transaksi perdagangan, Investa Saran Mandiri menghimbau untuk tetap melakukan trading dengan disiplin dan cenderung buy on weakness ketika terjadi pelemahan.
Komentar
Posting Komentar