DASAR REFORMASI TLAH diletakkan oleh JOKOW1
Jakarta detik -Di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan moderasi ekonomi domestik, Transaksi Modal dan Finansial (TMF) kuartal I-2015 tetap surplus sebesar US$ 5,9 miliar. Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran masuk modal investasi portofolio meningkat signifikan.
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono mengatakan, aliran masuk modal investasi portofolio kuartal I-2015 tercatat sebesar US$ 8,4 miliar (Rp 109 triliun), jauh melampaui aliran masuk pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencatat US$ 62 juta.
lalu lintas devisa itu BIA$A, gw seh hepi2 aza tuH
"Ini masalah sentimen, lebih banyak portofolio membaik. Appetite investor asing tidak hanya didorong PDB saja, Desember banyak outflow, Januari-Februari masuk lagi, Maret keluar lagi, ya begitu," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (15/5/2015).
Dia menjelaskan, peningkatan inflow tersebut ditopang oleh penerbitan global bonds pemerintah dan derasnya net pembelian SUN dan saham oleh investor asing, khususnya pada periode Januari-Februari 2015.
Sementara itu, aliran masuk modal investasi lainnya pada kuartal I-2015 mencatat defisit US$ 5,3 miliar, berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$ 4,1 miliar.
Di samping melambatnya penarikan pinjaman luar negeri swasta seiring moderasi perekonomian domestik, defisit tersebut disebabkan pula oleh naiknya penempatan swasta di luar negeri.
"Jadi rekening bank, rekening perusahaan Indonesia yang ada di luar negeri jumlahnya meningkat sehingga tadinya surplus menjadi minus US$ 5,3 miliar," jelas dia.
Secara umum, indikator kerentanan eksternal masih berada di wilayah normal, bahkan transaksi berjalan atau CA/GDP bergerak membaik karena menyusutnya defisit transaksi berjalan.
"Indikator kerentanan, CAD membaik, masuk kuning, sebelumnya oranye dan sudah pernah merah, cadev masih kuat, CAD juga membaik jadi banyak berita positif," katanya.
(drk/ang)
Jakarta Pada sesi pertama perdagangan Senin (18/5/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,314 poin (0,03%) ke posisi 5.225,782.
Sepanjang perdagangan sesi pertama, indeks mencapai level tertingginya 5.238,774 atau menguat 11,678 dan mencapai level terendahnya 5.218,353 atau turun 8,743 poin.
Sebanyak 140 saham menguat, 122 saham turun, 92 saham stagnan, dan 1898 saham tidak ditransaksikan sama sekali.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2205313/tutup-sesi-i-ihsg-terkoreksi-13-poin-ke-5225
Sumber : INILAH.COM
Jakarta -Pada perdagangan Jumat (15/5) IHSG turun 19 poin (-0,36%) ke level 5.227,10 dengan nilai transaksi di pasar reguler Rp 4,8 triliun, terkena aksi profit taking sektor perbankan di tengah rencana pemerintah meregulasi aturan kepemilikan bank.
Saham-saham yang menjadi pemberat bursa antara lain, UNTR, BBRI, BMRI, BBNI, dan BBCA, di mana asing tercatat melakukan net sell Rp 191,5 miliar dengan saham-saham yang banyak dijual asing antara lain BBRI, BMRI, INTP, TLKM, dan GGRM.
Secara teknikal, indeks turun dengan volume rendah dan masih test resist MA20 dan support MA5. Stochastic dan MACD positif sementara RSI flat.
Hari ini (18/5) IHSG diperkirakan akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas, di kisaran 5.200-5.275, dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain ADRO, ASRI, PWON, SMGR, dan UNVR.
(dnl/dnl)
Jakarta detik -Di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan moderasi ekonomi domestik, Transaksi Modal dan Finansial (TMF) kuartal I-2015 tetap surplus sebesar US$ 5,9 miliar. Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran masuk modal investasi portofolio meningkat signifikan.
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono mengatakan, aliran masuk modal investasi portofolio kuartal I-2015 tercatat sebesar US$ 8,4 miliar (Rp 109 triliun), jauh melampaui aliran masuk pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencatat US$ 62 juta.
lalu lintas devisa itu BIA$A, gw seh hepi2 aza tuH
"Ini masalah sentimen, lebih banyak portofolio membaik. Appetite investor asing tidak hanya didorong PDB saja, Desember banyak outflow, Januari-Februari masuk lagi, Maret keluar lagi, ya begitu," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (15/5/2015).
Dia menjelaskan, peningkatan inflow tersebut ditopang oleh penerbitan global bonds pemerintah dan derasnya net pembelian SUN dan saham oleh investor asing, khususnya pada periode Januari-Februari 2015.
Sementara itu, aliran masuk modal investasi lainnya pada kuartal I-2015 mencatat defisit US$ 5,3 miliar, berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$ 4,1 miliar.
Di samping melambatnya penarikan pinjaman luar negeri swasta seiring moderasi perekonomian domestik, defisit tersebut disebabkan pula oleh naiknya penempatan swasta di luar negeri.
"Jadi rekening bank, rekening perusahaan Indonesia yang ada di luar negeri jumlahnya meningkat sehingga tadinya surplus menjadi minus US$ 5,3 miliar," jelas dia.
Secara umum, indikator kerentanan eksternal masih berada di wilayah normal, bahkan transaksi berjalan atau CA/GDP bergerak membaik karena menyusutnya defisit transaksi berjalan.
"Indikator kerentanan, CAD membaik, masuk kuning, sebelumnya oranye dan sudah pernah merah, cadev masih kuat, CAD juga membaik jadi banyak berita positif," katanya.
(drk/ang)
Jakarta Pada sesi pertama perdagangan Senin (18/5/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,314 poin (0,03%) ke posisi 5.225,782.
Sepanjang perdagangan sesi pertama, indeks mencapai level tertingginya 5.238,774 atau menguat 11,678 dan mencapai level terendahnya 5.218,353 atau turun 8,743 poin.
Sebanyak 140 saham menguat, 122 saham turun, 92 saham stagnan, dan 1898 saham tidak ditransaksikan sama sekali.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2205313/tutup-sesi-i-ihsg-terkoreksi-13-poin-ke-5225
Sumber : INILAH.COM
Jakarta -Pada perdagangan Jumat (15/5) IHSG turun 19 poin (-0,36%) ke level 5.227,10 dengan nilai transaksi di pasar reguler Rp 4,8 triliun, terkena aksi profit taking sektor perbankan di tengah rencana pemerintah meregulasi aturan kepemilikan bank.
Saham-saham yang menjadi pemberat bursa antara lain, UNTR, BBRI, BMRI, BBNI, dan BBCA, di mana asing tercatat melakukan net sell Rp 191,5 miliar dengan saham-saham yang banyak dijual asing antara lain BBRI, BMRI, INTP, TLKM, dan GGRM.
Secara teknikal, indeks turun dengan volume rendah dan masih test resist MA20 dan support MA5. Stochastic dan MACD positif sementara RSI flat.
Hari ini (18/5) IHSG diperkirakan akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas, di kisaran 5.200-5.275, dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain ADRO, ASRI, PWON, SMGR, dan UNVR.
(dnl/dnl)
JAKARTA
– Pertumbuhan ekonomi 2015 diperkirakan 5,4%, di atas tahun lalu
sebesar 5,02%. Meski sulit dicapai, target awal 5,7% tetap akan
diupayakan.
“Pemerintah
tetap optimistis ekonomi tumbuh lebih tinggi dibanding tahun lalu,
sehingga pasar modal tetap akan berkembang meski pertumbuhan kuartal
I-2015 melambat. Pemerintah menetapkan new
outlook untuk
pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,4%, dengan mendorong
investasi melalui APBN, BUMN, dan swasta,” kata Menteri Keuangan
Bambang Brodjonegoro usai acara Sharing
Session antara Menteri Keuangan RI dengan Pelaku Pasar Modal di
Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/5).
Kondisi
global yang masih belum menentu membuat target pertumbuhan ekonomi
tahun ini sebesar 5,7% sangat sulit dicapai. Pemerintah bersama DPR
menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% dalam APBN-P 2015.
Bambang
Brodjonegoro mengatakan, untuk mendorong investasi di pasar modal
tetap berkembang, pemerintah berupaya meningkatkan kepercayaan
investor dengan menjamin fundamental dan stabilitas makroekonomi
tetap terjaga. Pemerintah pun tidak menurunkan target pertumbuhan
ekonomi dan tetap berupaya mencapainya, meski ada revisi world
economic outlook oleh
IMF. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,3%
menjadi 3,1%.
“Kami
bukan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tapi mengupayakan
pertumbuhan optimal yang tentu tidak terlepas dari pengaruh global.
Kami melihat, angka 5,4% itu lebih realistis. Pemerintah berupaya
memberikan confidence
kepada
pasar dengan menjamin fundamental dan stabilitas makroekonomi tetap
terjaga,” imbuhnya.
Pemerintah
optimistis bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5%, dengan cara
mencapai target pajak yang naik signifikan dari realisasi tahun lalu
dan mengeksekusi belanja negara yang lebih tepat pada semester kedua
tahun ini. Dalam APBN-P 2015, target penerimaan pajak mencapai Rp
1.294,26 triliun, naik sekitar 31,41% dari realisasi tahun lalu Rp
984,90 triliun.
Sementara
itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, realisasi penerimaan
pajak Januari-April 2015 sebesar Rp 310,10 triliun, turun 1,29%
dibanding periode sama 2014 sebesar Rp 314,14 triliun.
Menkeu
mengatakan, sharing
dengan
para pelaku pasar sangat penting, agar mereka tidak kehilangan
harapan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh lebih
tinggi. Pemerintah optimistis, namun tetap realistis sesuai
perkembangan, dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2015.
(gye/ant/en)
Baca
selanjutnya di
Komentar
Posting Komentar