Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 18 Mei 2015

DASAR REFORMASI TLAH diletakkan oleh JOKOW1 
Jakarta detik -Di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan moderasi ekonomi domestik, Transaksi Modal dan Finansial (TMF) kuartal I-2015 tetap surplus sebesar US$ 5,9 miliar. Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran masuk modal investasi portofolio meningkat signifikan.

Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono mengatakan, aliran masuk modal investasi portofolio kuartal I-2015 tercatat sebesar US$ 8,4 miliar (Rp 109 triliun), jauh melampaui aliran masuk pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencatat US$ 62 juta.
lalu lintas devisa itu BIA$A, gw seh hepi2 aza tuH

"Ini masalah sentimen, lebih banyak portofolio membaik. Appetite investor asing tidak hanya didorong PDB saja, Desember banyak outflow, Januari-Februari masuk lagi, Maret keluar lagi, ya begitu," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (15/5/2015).

Dia menjelaskan, peningkatan inflow tersebut ditopang oleh penerbitan global bonds pemerintah dan derasnya net pembelian SUN dan saham oleh investor asing, khususnya pada periode Januari-Februari 2015.

Sementara itu, aliran masuk modal investasi lainnya pada kuartal I-2015 mencatat defisit US$ 5,3 miliar, berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$ 4,1 miliar.

Di samping melambatnya penarikan pinjaman luar negeri swasta seiring moderasi perekonomian domestik, defisit tersebut disebabkan pula oleh naiknya penempatan swasta di luar negeri.

"Jadi rekening bank, rekening perusahaan Indonesia yang ada di luar negeri jumlahnya meningkat sehingga tadinya surplus menjadi minus US$ 5,3 miliar," jelas dia.

Secara umum, indikator kerentanan eksternal masih berada di wilayah normal, bahkan transaksi berjalan atau CA/GDP bergerak membaik karena menyusutnya defisit transaksi berjalan.

"Indikator kerentanan, CAD membaik, masuk kuning, sebelumnya oranye dan sudah pernah merah, cadev masih kuat, CAD juga membaik jadi banyak berita positif," katanya.
(drk/ang)
Jakarta Pada sesi pertama perdagangan Senin (18/5/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,314 poin (0,03%) ke posisi 5.225,782.

Sepanjang perdagangan sesi pertama, indeks mencapai level tertingginya 5.238,774 atau menguat 11,678 dan mencapai level terendahnya 5.218,353 atau turun 8,743 poin.

Sebanyak 140 saham menguat, 122 saham turun, 92 saham stagnan, dan 1898 saham tidak ditransaksikan sama sekali.

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2205313/tutup-sesi-i-ihsg-terkoreksi-13-poin-ke-5225




Sumber : INILAH.COM
Jakarta -Pada perdagangan Jumat (15/5) IHSG turun 19 poin (-0,36%) ke level 5.227,10 dengan nilai transaksi di pasar reguler Rp 4,8 triliun, terkena aksi profit taking sektor perbankan di tengah rencana pemerintah meregulasi aturan kepemilikan bank.

Saham-saham yang menjadi pemberat bursa antara lain, UNTR, BBRI, BMRI, BBNI, dan BBCA, di mana asing tercatat melakukan net sell Rp 191,5 miliar dengan saham-saham yang banyak dijual asing antara lain BBRI, BMRI, INTP, TLKM, dan GGRM.

Secara teknikal, indeks turun dengan volume rendah dan masih test resist MA20 dan support MA5. Stochastic dan MACD positif sementara RSI flat.

Hari ini (18/5) IHSG diperkirakan akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas, di kisaran 5.200-5.275, dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain ADRO, ASRI, PWON, SMGR, dan UNVR.

(dnl/dnl)
JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi 2015 diperkirakan 5,4%, di atas tahun lalu sebesar 5,02%. Meski sulit dicapai, target awal 5,7% tetap akan diupayakan.

“Pemerintah tetap optimistis ekonomi tumbuh lebih tinggi dibanding tahun lalu, sehingga pasar modal tetap akan berkembang meski pertumbuhan kuartal I-2015 melambat. Pemerintah menetapkan new outlook untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,4%, dengan mendorong investasi melalui APBN, BUMN, dan swasta,” kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro usai acara Sharing Session antara Menteri Keuangan RI dengan Pelaku Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/5).

Kondisi global yang masih belum menentu membuat target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,7% sangat sulit dicapai. Pemerintah bersama DPR menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% dalam APBN-P 2015.

Bambang Brodjonegoro mengatakan, untuk mendorong investasi di pasar modal tetap berkembang, pemerintah berupaya meningkatkan kepercayaan investor dengan menjamin fundamental dan stabilitas makroekonomi tetap terjaga. Pemerintah pun tidak menurunkan target pertumbuhan ekonomi dan tetap berupaya mencapainya, meski ada revisi world economic outlook oleh IMF. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,3% menjadi 3,1%.

“Kami bukan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tapi mengupayakan pertumbuhan optimal yang tentu tidak terlepas dari pengaruh global. Kami melihat, angka 5,4% itu lebih realistis. Pemerintah berupaya memberikan confidence kepada pasar dengan menjamin fundamental dan stabilitas makroekonomi tetap terjaga,” imbuhnya.

Pemerintah optimistis bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5%, dengan cara mencapai target pajak yang naik signifikan dari realisasi tahun lalu dan mengeksekusi belanja negara yang lebih tepat pada semester kedua tahun ini. Dalam APBN-P 2015, target penerimaan pajak mencapai Rp 1.294,26 triliun, naik sekitar 31,41% dari realisasi tahun lalu Rp 984,90 triliun.

Sementara itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, realisasi penerimaan pajak Januari-April 2015 sebesar Rp 310,10 triliun, turun 1,29% dibanding periode sama 2014 sebesar Rp 314,14 triliun.

Menkeu mengatakan, sharing dengan para pelaku pasar sangat penting, agar mereka tidak kehilangan harapan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh lebih tinggi. Pemerintah optimistis, namun tetap realistis sesuai perkembangan, dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2015. (gye/ant/en)

Baca selanjutnya di

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒