Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 27 Mei 2015

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor. Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (27/5), IHSG anjlok 1,27% atau 67,5 poin menjadi 5.253,38.
Seluruh sektor industri memerah, dipimpin sektor barang konsumen sebesar 1,67%, perdagangan 1,42%, konstruksi 1,37%, manufaktur 1,33%, keuangan 1,29%, pertambangan 1,2%.
Sektor infrastruktur juga merah dengan pelemahan 1,1%, industri dasar 1,04%, industri aneka sebesar 0,87%, dan pertanian dengan penurunan sebesar 0,46%. Tercatat hanya 85 saham yang menguat, sedangkan 204 saham melemah, dan 86 saham tidak bergerak.
Nilai transaksi saham yang terjadi hari ini juga hanya mencapai Rp 5,47 triliun, dengan volume 5,35 miliar lot dan frekuensi perdagangan saham sebanyak 230.767 kali.
Melemahnya IHSG mengikuti jejak bursa Asia dipicu anjloknya bursa Amerika Serikat. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed menjadi sentimen negatif perdagangan global. Terlebih data ekonomi AS kian menunjukkan perbaikan.
Editor: Uji Agung Santosa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒