Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 06 Mei 2015

kontan: 
JAKARTA. Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik lagi. Salah satu indikatornya, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015 cuma 4,71%, di bawah pertumbuhan ekonomi setiap kuartal 2014 yang di atas 5%.
Meski indikator ekonomi jelek, kemari IHSG naik 0,37% ke 5.160,31. Sementara arus masuk dana asing (net buy) tercatat Rp 454,94 miliar. Analis dari Minna Padi Investama Andre Setiawan, menyatakan, buruknya angka pertumbuhan ekonomi tidak terlalu mempengaruhi IHSG.
Pasar sudah mengantisipasi sepekan terakhir dengan jebloknya IHSG.  "Jadi, hari ini berpotensi naik, tapi tidak banyak, karena kenaikan tidak didukung  volume. Kalau  rebound balik ke level 5.200," jelas Andre.  Meski begitu, investor harus tetap waspada, karena Jumat (8/5) akan ada pengumuman angka tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Sementara analis  Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Isfandi juga memprediksi, hari ini IHSG naik terbatas ke 5.250.  Secara teknikal, IHSG sudah jenuh atas koreksi.
Prediksi Andre hari ini IHSG menguat di range 5.100-5.200. Sementara Isfandi memperkirakan, hari ini IHSG menguat di 5.160-5.250.
Editor: Yudho Winarto
JAKARTa kontan. Pasar saham domestik mencoba bangkit setelah terkoreksi tajam sepekan terakhir. Di saat arah pergerakan pasar belum pasti, para investor harus cermat menata portofolio mereka, sembari tetap menyesuaikan dengan horizon investasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Aset Manajemen Putut E. Andanawarih mengatakan, investor harus bijaksana menyikapi koreksi yang terjadi di pasar modal. Menurutnya, investor jangan sampai urung berinvestasi, karena khawatir dengan risiko penurunan nilai aset. "Momentum koreksi justru merupakan kesempatan mengoleksi efek di pasar modal dengan harga murah," ujar Putut, Selasa (5/5).
Ia mengingatkan, investor harus cermat memilih instrumen agar nilai investasi bisa terjaga bahkan meningkat. Menurutnya, reksadana bisa menjadi salah satu pilihan, sebab para investor tak perlu ribet meracik efek di pasar modal yang menjadi portofolio reksadana. "Biarkan itu menjadi tugas manajer investasi yang me-rebalancing portofolio sesuai keadaan pasar modal," imbuh Putut.
Namun, katanya, pemilihan instrumen tetap disesuaikan dengan tujuan investasi awal.  Putut mencontohkan, bagi investor reksadana dengan horizon investasi jangka pendek (1-3 tahun), bisa memiliki reksadana pasar uang dengan porsi 70%, dan reksadana campuran dengan porsi 30%.
Sedangkan, investor berhorizon jangka panjang atau di atas lima tahun, pilihan yang cocok, yaitu mayoritas di reksadana saham. Lalu, reksadana pendapatan tetap, campuran dan pasar uang dengan porsi  lebih sedikit.
Head of Operation and Business Development PT Panin Asset Management Rudiyanto sependapat investor harus fokus pada tujuan investasi mereka. Setiap investor memiliki perencanaan keuangan masing-masing  "Asal berpegang teguh pada tujuan awal berinvestasi, seharusnya setiap investor bisa menangani koreksi ini," papar Rudiyanto.
Jangan sampai pergerakan pasar modal yang menyetir pilihan instrumen investasi. "Kalau sedikit masalah lalu pindah instrumen investasi, seseorang akan berubah dari investor menjadi spekulator," tuturnya.
Rudiyanto menyatakan, jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan investasi (horizon) akan menjadi penentu jenis instrumen investasi yang paling dibutuhkan seorang investor. Sehingga bukan kondisi pasar modal yang mengubah pilihan instrumen. "Sederhana, tujuan akan menentukan instrumen terbaik," ucapnya.
Berbagai pilihan sektor
Perencana Keuangan Eko Endarto menilai, saat ini  waktu yang tepat  mengoleksi saham dengan harga murah. Langkah tersebut terutama bagi investor dengan orientasi investasi jangka panjang atau di atas tiga tahun.
Menurutnya, sektor saham yang masih berprospek antara lain, sektor perbankan atau keuangan, lantaran  merupakan tempat perputaran uang. Lalu, sektor konsumer dan infrastruktur.
Saat kondisi ekonomi melemah, infrastruktur merupakan langkah awal pemerintah menggerakkan kembali ekonomi. "Proyek infrastruktur, banyak menyerap tenaga kerja dan peningkatan pembayaran gaji. Sehingga, belanja masyarakat meningkat," ujar Eko. Selain saham, instrumen reksadana saham masih bagus bagi investor berorientasi jangka panjang.
Namun, bagi investor dengan orientasi angka pendek alias di bawah satu tahun, Eko menyarankan, agar melepas kepemilikan saham mereka dan beralih ke instrumen pasar uang dan emas. "Meski harga emas sedang turun, bagus untuk menjaga inflasi dan berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu membutuhkan dana segar," jelasnya.
Ia membagi portofolio investasi berdasarkan kelompok usia. Bagi usia di bawah 30 tahun, bisa menempatkan 75% dana ke saham. Sisanya 10% ke pasar uang dan 15% ke emas atau obligasi.
Usia di atas 30 tahun-50 tahun, bisa memutar 65%-70% di saham, 10% pasar uang atau deposito serta sisanya di emas dan obligasi.  Usia di atas 50 tahun, bisa menempatkan  30%-40% di obligasi atau emas, 20%-25% di saham dan sisanya pasar uang
Perencana Keuangan One Shildt Financial Planning Risza Bambang mengatakan, bagi investor dengan penempatan dana di jangka menengah dan panjang, koreksi pasar modal bukan masalah. Justru menjadi momentum membeli instrumen dalam jumlah banyak
Tapi bagi investor yang memiliki orientasi jangka pendek koreksi pasar menjadi masalah. "Lebih baik cut loss atau switching ke saham dengan potensi rebound yang lebih cepat," sarannya.
Adapun, sektor saham yang bisa menjadi pilihan saat ini yaitu perbankan dan infrastruktur. "Kedua sektor tersebut paling cepat rebound," imbuhnya.     
Editor: Yudho Winarto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒