siap-siap FLDTN
... WELL sejak 2009, gw dah kenal PERAN TUNGGAL INVESTOR ASIENk (asin, asen, asing beneran, asenk, asink) yaitu CETAK LABA MAKSIMALIS, bukan minimali$ ... jadi : gw dah tau bakal terjadi tsunami keuangan, khususnya di bursa, well, hadapi n atasi, that's it (baca deh)
JAKARTA - Investor asing kembali melanjutkan aksi jual saham. Pada pertengahan perdagangan hari ini, nett sell asing sudah lebih dari Rp795 miliar. Sementara, nett sell asing sejak dua hari kemarin mencapai Rp4,06 triliun.
"Jadi total ditambah dua hari kemarin sudah sekira Rp4,8 triliun. Ini net sell asing terbesar selama 1,5 tahun terakhir," ujar Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang kepada Okezone, Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Aksi jual saham asing tersebut diperkirakan karena beberapa sentimen negatif yang menghantam pasar. Seperti buruknya laporan kinerja emiten-emiten yang ada di lantai Bursa Efek Indonesia.
"Setelah menghantam sektor automotif, perkebunan infrastruktur dan perbankan, giliran sektor ritel terkena dampak perlambatan ekonomi Indonesia. Setelah PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan rugi bersih Rp33,19 miliar," imbuhnya.
Menurutnya, perekonomian Indonesia saat ini memang sedang mengkhawatirkan. Daya beli masyarakat serta aktivitas perbankan belakangan mulai menurun. Hal itu membuat kinerja emiten mulai lesu yang berakibat pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
http://economy.okezone.com/read/2015/04/29/278/1141860/asing-jual-saham-rp4-8-triliun-terbesar-sejak-1-5-tahun-lalu
Sumber : OKEZONE.COM
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk dalam kurun waktu sejak 19 Januari tahun ini pada perdagangan sesi pertama, Rabu (29/4). Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi dalam 2,58% atau 135,429 poin ke level 5.106,728.
Tercatat 220 saham bergerak turun, 60 saham bergerak naik, dan 65 saham stagnan. Perdagangan sesi pertama ini melibatkan 3,37 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,77 tiliun.
Seluruh indeks sektoral pun memerah. Sektor consumers goods paling dalam penurunannya yakni 3,41% dan diikuti finance turun 92,96%, serta manufaktur turun 2,93%.
Saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers LQ45 antara lain; PT Jasa Marga (JSMR) turun 6,37% ke Rp 6.250, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 5,67% ke Rp 41.975, dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 5,49% ke Rp 1.035.
Sedangkan, saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers LQ45 antara lain; PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) naik 2,08% ke Rp 8.600, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) 0,05% ke Rp 53.250.
Mengutip data Bloomberg, pelemahan indeks dipicu sentimen negatif atas pernyataan Australia sehubungan eksekusi duo Bali Nine yang akan berdampak pada hubungan bilateral kedua negara.
Perdana Menteri Tony Abbott berencana menarik duta besarnya dari Indonesia sebagai bentuk reaksi keras atas eksekusi warga negaranya. Asal tahu saja, dua Bali Nine Myuran Sukumaran dan Andrew Chan bersama enam terpidana mati telah dieksekusi di Nusakambangan dini hari tadi.
http://investasi.kontan.co.id/news/sesi-i-ihsg-paling-terpuruk-sejak-19-januari-lalu
Sumber : KONTAN.CO.ID
Jakarta detik-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tutup turun -3,28 poin (-0,06%) ke 5.242,15. Sedangkan untuk indeks LQ-45 di tutup turun -1,99 poin (-0,22%) ke 908,65.
Secara intraday, IHSG sempat menyentuh level terendah di 5.164 namun pada akhir sesi ditutup di 5.242. Walaupun IHSG ditutup turun, tapi candle stick memberikan candle body yang hijau (menguat). Penutupan IHSG masih berada di atas MA 200 hari yang menjadi support jangka panjang.
Dalam beberapa hari ke depan, kami mengestimasi akan terjadi technical rebound jangka pendek karena IHSG sudah berada jauh dalam kondisi oversold. Begitu pun juga dengan hari ini, kami estimasi bahwa IHSG akan menguat dengan resistance 5.350.
Dari hasil filtering kami, beberapa saham seperti: AALI, ADHI, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, INDF, ICBP, JSMR, LPPF, SCMA, TLKM, TBIG yang sudah keluar jauh dari lower Bollinger band mempunyai potensi yang besar untuk terjadi technical rebound dalam jangka pendek. Ini dapat di manfaatkan dan menjadi kesempatan untuk trading jangka pendek
Rupiah bergerak pada kisaran Rp 12.957-Rp 13.019/US$ dan ditutup pada level Rp 12.955/US$. Crude Oil (WTI) ditutup pada posisi US$ 56,90/bbl.
Kisaran pergerakan IHSG berada pada 5.200-5.350.
Bisnis.com, JAKARTA-- Kapitalisasi
pasar (market capitalization) saham sektor keuangan mencapai Rp1.338,79
triliun pada April 2015 atau tumbuh 16,2% dibandingkan dengan Rp1.152,09
triliun pada April 2014.
Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia yang dikutip pada sabtu (30/5), angka kapitalisasi pasar itu menunjukkan perbaikan setelah sempat lesu pada periode yang sama tahun lalu.
Pada April tahun lalu, nilai kapitalisasi pasar dari 87 emiten perusahaan keuangan seperti bank, asuransi, multifinance dan sekuritas itu mengalami penurunan sebesar -3,76% setelah pada April 2013 sempat tumbuh hingga 30,88% dan April 2012 sebesar 1,68%.
Nilai kapitalisasi pasar sektor keuangan itu paling besar dibandingkan dengan kapitalisasi pasar dari 8 sektor yang diklasifikasikan oleh BEI. Seperti diketahui, 4 bank memiliki pangsa kapitalisasi pasar lebih dari 2% dibandingkan dengan kapitalisasi pasar BEI pada April 2015.
Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia yang dikutip pada sabtu (30/5), angka kapitalisasi pasar itu menunjukkan perbaikan setelah sempat lesu pada periode yang sama tahun lalu.
Pada April tahun lalu, nilai kapitalisasi pasar dari 87 emiten perusahaan keuangan seperti bank, asuransi, multifinance dan sekuritas itu mengalami penurunan sebesar -3,76% setelah pada April 2013 sempat tumbuh hingga 30,88% dan April 2012 sebesar 1,68%.
Nilai kapitalisasi pasar sektor keuangan itu paling besar dibandingkan dengan kapitalisasi pasar dari 8 sektor yang diklasifikasikan oleh BEI. Seperti diketahui, 4 bank memiliki pangsa kapitalisasi pasar lebih dari 2% dibandingkan dengan kapitalisasi pasar BEI pada April 2015.
... WELL sejak 2009, gw dah kenal PERAN TUNGGAL INVESTOR ASIENk (asin, asen, asing beneran, asenk, asink) yaitu CETAK LABA MAKSIMALIS, bukan minimali$ ... jadi : gw dah tau bakal terjadi tsunami keuangan, khususnya di bursa, well, hadapi n atasi, that's it (baca deh)
JAKARTA - Investor asing kembali melanjutkan aksi jual saham. Pada pertengahan perdagangan hari ini, nett sell asing sudah lebih dari Rp795 miliar. Sementara, nett sell asing sejak dua hari kemarin mencapai Rp4,06 triliun.
"Jadi total ditambah dua hari kemarin sudah sekira Rp4,8 triliun. Ini net sell asing terbesar selama 1,5 tahun terakhir," ujar Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang kepada Okezone, Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Aksi jual saham asing tersebut diperkirakan karena beberapa sentimen negatif yang menghantam pasar. Seperti buruknya laporan kinerja emiten-emiten yang ada di lantai Bursa Efek Indonesia.
"Setelah menghantam sektor automotif, perkebunan infrastruktur dan perbankan, giliran sektor ritel terkena dampak perlambatan ekonomi Indonesia. Setelah PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan rugi bersih Rp33,19 miliar," imbuhnya.
Menurutnya, perekonomian Indonesia saat ini memang sedang mengkhawatirkan. Daya beli masyarakat serta aktivitas perbankan belakangan mulai menurun. Hal itu membuat kinerja emiten mulai lesu yang berakibat pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
http://economy.okezone.com/read/2015/04/29/278/1141860/asing-jual-saham-rp4-8-triliun-terbesar-sejak-1-5-tahun-lalu
Sumber : OKEZONE.COM
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk dalam kurun waktu sejak 19 Januari tahun ini pada perdagangan sesi pertama, Rabu (29/4). Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi dalam 2,58% atau 135,429 poin ke level 5.106,728.
Tercatat 220 saham bergerak turun, 60 saham bergerak naik, dan 65 saham stagnan. Perdagangan sesi pertama ini melibatkan 3,37 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,77 tiliun.
Seluruh indeks sektoral pun memerah. Sektor consumers goods paling dalam penurunannya yakni 3,41% dan diikuti finance turun 92,96%, serta manufaktur turun 2,93%.
Saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers LQ45 antara lain; PT Jasa Marga (JSMR) turun 6,37% ke Rp 6.250, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 5,67% ke Rp 41.975, dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 5,49% ke Rp 1.035.
Sedangkan, saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers LQ45 antara lain; PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) naik 2,08% ke Rp 8.600, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) 0,05% ke Rp 53.250.
Mengutip data Bloomberg, pelemahan indeks dipicu sentimen negatif atas pernyataan Australia sehubungan eksekusi duo Bali Nine yang akan berdampak pada hubungan bilateral kedua negara.
Perdana Menteri Tony Abbott berencana menarik duta besarnya dari Indonesia sebagai bentuk reaksi keras atas eksekusi warga negaranya. Asal tahu saja, dua Bali Nine Myuran Sukumaran dan Andrew Chan bersama enam terpidana mati telah dieksekusi di Nusakambangan dini hari tadi.
http://investasi.kontan.co.id/news/sesi-i-ihsg-paling-terpuruk-sejak-19-januari-lalu
Sumber : KONTAN.CO.ID
Jakarta detik-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tutup turun -3,28 poin (-0,06%) ke 5.242,15. Sedangkan untuk indeks LQ-45 di tutup turun -1,99 poin (-0,22%) ke 908,65.
Secara intraday, IHSG sempat menyentuh level terendah di 5.164 namun pada akhir sesi ditutup di 5.242. Walaupun IHSG ditutup turun, tapi candle stick memberikan candle body yang hijau (menguat). Penutupan IHSG masih berada di atas MA 200 hari yang menjadi support jangka panjang.
Dalam beberapa hari ke depan, kami mengestimasi akan terjadi technical rebound jangka pendek karena IHSG sudah berada jauh dalam kondisi oversold. Begitu pun juga dengan hari ini, kami estimasi bahwa IHSG akan menguat dengan resistance 5.350.
Dari hasil filtering kami, beberapa saham seperti: AALI, ADHI, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, INDF, ICBP, JSMR, LPPF, SCMA, TLKM, TBIG yang sudah keluar jauh dari lower Bollinger band mempunyai potensi yang besar untuk terjadi technical rebound dalam jangka pendek. Ini dapat di manfaatkan dan menjadi kesempatan untuk trading jangka pendek
Rupiah bergerak pada kisaran Rp 12.957-Rp 13.019/US$ dan ditutup pada level Rp 12.955/US$. Crude Oil (WTI) ditutup pada posisi US$ 56,90/bbl.
Kisaran pergerakan IHSG berada pada 5.200-5.350.
Bisnis.com, JAKARTA— Indo Premier
Securities memprediksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada
perdagangan hari ini, Rabu (29/4/2015) berada di kisaran 5.200—5.270.
Tim Riset Indo Premier Securities mengatakan indeks membentuk pola hammer yang merupakan sinyal bullish reversal namun volume masih di bawah VMA5, stochastic mendekati area oversold sedangkan MACD negatif.
“Target kenaikan indeks pada level 5.270, kemudian 5.290. Support di 5.200 dan 5.165,” tulis Tim Riset Indo Premier Securities dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (29/4/2015).
Indo Premier Securities mengemukakan saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini adalah:
Rekomendasi: Spec BUY
Candle tertahan di atas EMA50 dan membentuk pola tweezer bottom yang merupakan sinyal bullish reversal, stochastic netral dan MACD positif. Target kenaikan harga pada level 5.275 kemudian 5.350 dengan support di 5.125, cut loss jika break 5.025.
Dengan volume tinggi, harga naik tajam hingga break resist EMA5 serta menyentuh EMA10. RSI keluar dari oversold namun MACD masih negatif. Target harga 2.975. Support terdekat 2.760.
Harga berusaha reversal setelah turun tajam hingga overshoot di bawah lower band. Stochastic oversold sedangkan MACD negatif. Target harga masuk di dalam upper-band di level 6.725 kemudian resist EMA5 di 6.800. Support 6.550, cut loss jika break 6.475.
(Reuters) - Asian share markets faded from seven-year peaks on Wednesday while investors exited crowded positions in the U.S. dollar as the Federal Reserve wraps up a two-day policy meeting.
The broad retreat in the U.S. currency came as a string of soft data seemed to push back the day when the Fed might start lifting rates, and ignored a rise in Treasury yields.
Trading was thinner on Wednesday with Japanese markets on holiday and little in the way of major data out in Asian time.
That helped the dollar index .DXY to steady at 96.098 after touching the lowest since March 5. The euro stood at $1.0972 EUR= having stopped short of resistance at $1.1000.
The dollar fared better on the yen at 118.84 JPY= as Japan's central bank is expected to reaffirm its massive stimulus campaign at a policy meeting on Thursday.
Talk of more aggressive policy easing in China has also put a bid under many regional stock markets, and helped Shanghai .SSEC recoup early losses to add 0.2 percent.
MSCI's broadest index of Asia-Pacific shares outside Japan .MIAPJ0000PUS retreated 0.9 percent having touched their highest since early 2008 at one point.
Australian stocks .AXJO slid 1.6 percent after repeatedly shying away from a major psychological barrier at 6,000.
South Korean electronics giant Samsung (005930.KS) rose 1.5 percent after reporting its fattest profit in three quarters.
Financial spreadbetters expected Britain's FTSE 100 .FTSE to open up as much as 0.3 percent, with Germany's DAX .GDAXI adding 0.1 percent and France's CAC 40 .FCHI 0.3 percent.
On Wall Street, the Dow .DJI had ended Tuesday with gains of 0.4 percent, while the S&P 500 .SPX rose 0.28 percent and the Nasdaq .IXIC dipped 0.1 percent.
Aiding the Dow was a 1.9 percent gain in IBM (IBM.N) shares after the company raised its quarterly dividend by 18 percent, the biggest increase in five years.
Apple (AAPL.O) hit a record high after posting stellar results, but still ended down 1.6 percent. Shares of Twitter (TWTR.N) dropped as much as 24 percent after its results disappointed, before closing with a loss of 18.2 percent.
The Fed's latest policy statement will come just hours after data are expected to show the U.S. economy grew at a pedestrian 1 percent annualized pace in the first quarter, partly due to bad weather and a port strike. ECONUS
The Fed has so far played down the softness in the hope of a rebound in the second quarter, and there have been hints of a much-needed upturn in wages and inflation.
"Investors are approaching FOMC with the view it will bore as much as possible. The risk is that what is neutral to the Fed may be surprisingly upbeat to the market," said analysts at Citi.
"We would not see this as a big near-term boost to the dollar and bond yields, but more a reminder that the Fed remains hopeful that data will improve sufficiently for a lift-off in September."
Yields on 10-year U.S. Treasury bonds were near one-month highs at 2.010 percent on Wednesday US10YT=RR, having drifted up from 1.90 percent at the start of the week.
In oil markets, traders were unsure what to make of a surprise move by Saudi King Salman bin Abdulaziz to sack his younger half brother as crown prince and appoint his nephew as the new heir apparent.
Internal reshuffles in Saudi Arabia often move oil prices because stability in the world's biggest oil exporting country is key to global supplies.
Brent crude LCOc1 was quoted 16 cents lower at $64.48 a barrel, while U.S. crude CLc1 fell 14 cents to $56.92.
(Editing by Shri Navaratnam, Jacqueline Wong and Eric Meijer)
Tim Riset Indo Premier Securities mengatakan indeks membentuk pola hammer yang merupakan sinyal bullish reversal namun volume masih di bawah VMA5, stochastic mendekati area oversold sedangkan MACD negatif.
“Target kenaikan indeks pada level 5.270, kemudian 5.290. Support di 5.200 dan 5.165,” tulis Tim Riset Indo Premier Securities dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (29/4/2015).
Indo Premier Securities mengemukakan saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini adalah:
Rekomendasi: Spec BUY
Candle tertahan di atas EMA50 dan membentuk pola tweezer bottom yang merupakan sinyal bullish reversal, stochastic netral dan MACD positif. Target kenaikan harga pada level 5.275 kemudian 5.350 dengan support di 5.125, cut loss jika break 5.025.
- INCO (2.825)
Dengan volume tinggi, harga naik tajam hingga break resist EMA5 serta menyentuh EMA10. RSI keluar dari oversold namun MACD masih negatif. Target harga 2.975. Support terdekat 2.760.
- BBNI (6.650)
Harga berusaha reversal setelah turun tajam hingga overshoot di bawah lower band. Stochastic oversold sedangkan MACD negatif. Target harga masuk di dalam upper-band di level 6.725 kemudian resist EMA5 di 6.800. Support 6.550, cut loss jika break 6.475.
(Reuters) - Asian share markets faded from seven-year peaks on Wednesday while investors exited crowded positions in the U.S. dollar as the Federal Reserve wraps up a two-day policy meeting.
The broad retreat in the U.S. currency came as a string of soft data seemed to push back the day when the Fed might start lifting rates, and ignored a rise in Treasury yields.
Trading was thinner on Wednesday with Japanese markets on holiday and little in the way of major data out in Asian time.
That helped the dollar index .DXY to steady at 96.098 after touching the lowest since March 5. The euro stood at $1.0972 EUR= having stopped short of resistance at $1.1000.
The dollar fared better on the yen at 118.84 JPY= as Japan's central bank is expected to reaffirm its massive stimulus campaign at a policy meeting on Thursday.
Talk of more aggressive policy easing in China has also put a bid under many regional stock markets, and helped Shanghai .SSEC recoup early losses to add 0.2 percent.
MSCI's broadest index of Asia-Pacific shares outside Japan .MIAPJ0000PUS retreated 0.9 percent having touched their highest since early 2008 at one point.
Australian stocks .AXJO slid 1.6 percent after repeatedly shying away from a major psychological barrier at 6,000.
South Korean electronics giant Samsung (005930.KS) rose 1.5 percent after reporting its fattest profit in three quarters.
Financial spreadbetters expected Britain's FTSE 100 .FTSE to open up as much as 0.3 percent, with Germany's DAX .GDAXI adding 0.1 percent and France's CAC 40 .FCHI 0.3 percent.
On Wall Street, the Dow .DJI had ended Tuesday with gains of 0.4 percent, while the S&P 500 .SPX rose 0.28 percent and the Nasdaq .IXIC dipped 0.1 percent.
Aiding the Dow was a 1.9 percent gain in IBM (IBM.N) shares after the company raised its quarterly dividend by 18 percent, the biggest increase in five years.
Apple (AAPL.O) hit a record high after posting stellar results, but still ended down 1.6 percent. Shares of Twitter (TWTR.N) dropped as much as 24 percent after its results disappointed, before closing with a loss of 18.2 percent.
The Fed's latest policy statement will come just hours after data are expected to show the U.S. economy grew at a pedestrian 1 percent annualized pace in the first quarter, partly due to bad weather and a port strike. ECONUS
The Fed has so far played down the softness in the hope of a rebound in the second quarter, and there have been hints of a much-needed upturn in wages and inflation.
"Investors are approaching FOMC with the view it will bore as much as possible. The risk is that what is neutral to the Fed may be surprisingly upbeat to the market," said analysts at Citi.
"We would not see this as a big near-term boost to the dollar and bond yields, but more a reminder that the Fed remains hopeful that data will improve sufficiently for a lift-off in September."
Yields on 10-year U.S. Treasury bonds were near one-month highs at 2.010 percent on Wednesday US10YT=RR, having drifted up from 1.90 percent at the start of the week.
In oil markets, traders were unsure what to make of a surprise move by Saudi King Salman bin Abdulaziz to sack his younger half brother as crown prince and appoint his nephew as the new heir apparent.
Internal reshuffles in Saudi Arabia often move oil prices because stability in the world's biggest oil exporting country is key to global supplies.
Brent crude LCOc1 was quoted 16 cents lower at $64.48 a barrel, while U.S. crude CLc1 fell 14 cents to $56.92.
(Editing by Shri Navaratnam, Jacqueline Wong and Eric Meijer)
Bisnis.com. JAKARTA— First Asia
Capital memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan
hari ini, Rabu (29/4/2015) bergerak dengan resisten di 5.290 dan support
di 5.220.
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pada perdagangan hari ini, dengan dukungan harga saham sektoral yang sudah relatif murah.
“Pelaku pasar mulai melakukan pembelian selektif memanfaatkan isu individual yang positif, seperti pencapaian kinerja kuartal I/2015 dan beberapa agenda pembagian dividen,” kata David dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (29/4/2015).
Dikemukakan IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak bervariasi, namun berpeluang mengalami teknikal rebound.
First Asia Capital mengemukakan saham pilihan pada perdagangan hari ini adalah:
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pada perdagangan hari ini, dengan dukungan harga saham sektoral yang sudah relatif murah.
“Pelaku pasar mulai melakukan pembelian selektif memanfaatkan isu individual yang positif, seperti pencapaian kinerja kuartal I/2015 dan beberapa agenda pembagian dividen,” kata David dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (29/4/2015).
Dikemukakan IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak bervariasi, namun berpeluang mengalami teknikal rebound.
First Asia Capital mengemukakan saham pilihan pada perdagangan hari ini adalah:
- BMRI. 10.800—11.400 Buy, SL 10.600
- INCO. 2.760—3.125 Buy, SL 2.750
- ELSA. 560—610 TB, SL 550
- ADRO. 920—975 Buy, SL 900
- ADHI. 2.800—2.990 TB, SL 2.750
- PTPP. 3.850—3.990 TB, SL 3.750
- LSIP. 1.420—1.500 TB, SL 1.390
Komentar
Posting Komentar