LONDON. Bursa Eropa mengalami penurunan untuk kali pertama dalam empat hari terakhir pada pembukaan pagi ini (12/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 08.09 waktu London, Stoxx Europe 600 Index tergerus hingga 0,9% menjadi 397,59.
Penurunan bursa Eropa terjadi seiring aksi wait and see investor terhadap perkembangan perundingan bailout di Yunani.
Sentimen lainnya adalah penurunan harga obligasi di kawasan Eropa. Sekadar informasi, tingkat yield obligasi berjangkawaktu 10 tahun di Italia, Spanyol, Portugal, dan Jerman melonjak pada hari ini. Tingginya ekspektasi terhadap program pembelian obligasi Bank Sentral Eropa menekan nilai valuasi obigasi ke level ekstrem. Menurut Goldman Sachs Group Inc, kondisi itu yang memicu aksi jual besar-besaran di pasar obligasi Eropa.
Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa Eropa di antaranya: Total SA dan BP Plc yang melorot lebih dari 1%. Kondisi tersebut menyebabkan sektor energi tertekan seiring turunnya harga minyak dunia.
Di antara sejumlah emiten yang cukup aktif memberitakan aksi korporasi, saham EasyJet Plc anjlok 5,6% setelah mengatakan adanya pembatalan penerbangan pada April akibat aksi mogok Prancis dan memprediksi terjadinya penurunan laba sebelum pajak senilai 25 juta poundsterling (US$ 39 juta). Ada pula saham Carlsberg A/S yang turun 3,4% setelah mengatakan pasar bir Rusia mengalami penurunan di kuartal satu.
http://investasi.kontan.co.id/news/bailout-yunani-bikin-bursa-eropa-meriang
Sumber : KONTAN.CO.ID
Bisnis.com, JAKARTA— Penguatan harga saham BRI dan Astra adalah penopang utama kenaikan IHSG pada jeda siang pada Selasa (12/5/2015).
Dari 509 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 138 saham menguat, 120 saham melemah, dan 251 saham stagnan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 7,12 poin dan saham PT Astra International Tbk (ASII) yang naik 6,44 poin adalah pendorong utama pergerakan IHSG.
Adapuns saham yang hari ini naik paling tajam adalah PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) dengan penguatan 24,95%. Saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga melejit 9,76%.
IHSG menguat 0,60% ke level 5.203,70 sepanjang sesi I. Indeks konsisten bergerak di zona hijau setelah dibuka naik tipis 0,07% ke level 5.175,95 dan bergerak pada kisaran 5.173,52—5.207,46.
Apa saja 10 emiten pendorong utama pergerakan IHSG siang ini? Berikut rinciannya:
Berdasarkan kapitalisasi pasar terbesar:
Berdasarkan kenaikan presentase saham terbesar:
Sumber: Bloomberg
midday of the 12th of May 2015, ihsg @5200 LAGE:
JAKARTA kontan. Setelah naik dalam sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun. Kemarin (11/5), IHSG menyusut 0,19% ke 5.172,48.
Tekanan aksi jual pemodal asing juga masih besar. Kemarin, dana asing yang keluar (net sell) dari bursa lokal sekitar Rp 66 miliar.
Wijen Pontus, Analis MNC Securities, memprediksikan, hari ini (12/5), IHSG berpotensi melorot. Potensi koreksi rupiah terhadap dollar AS akan mempengaruhi pergerakan IHSG. “Indeks cenderung bearish karena sentimen dalam negeri maupun luar negeri tak ada yang bisa memberikan pengaruh positif,” katanya, kemarin.
tgl 24 April, aye dah MENUNJUKKAN TREN IHSG masuk BEARISHNESS
Analis Batavia Prosperindo Sekuritas Parningotan Julio juga memprediksi IHSG cenderung bearish.
Sebaliknya, prediksi analis Net Sekuritas, Fadli, pergerakan IHSG hari ini berpeluang naik tipis karena IHSG sudah memasuki area jenuh jual. Pergerakan ini masih melanjutkan tren IHSG pada perdagangan pekan lalu yang cenderung naik.
Lagi pula, “Tiongkok memotong suku bunga untuk mendorong pertumbuhan 0,25%. Ini berimbas bagus terhadap IHSG,” katanya.
Dus, Fadli memproyeksikan IHSG hari ini menguat tipis di 5.120-5.220. Wijen memprediksi IHSG melemah di level 5.100-5200. Adapun Parningotan menebak IHSG melemah di 5.137-5207.
Penurunan bursa Eropa terjadi seiring aksi wait and see investor terhadap perkembangan perundingan bailout di Yunani.
Sentimen lainnya adalah penurunan harga obligasi di kawasan Eropa. Sekadar informasi, tingkat yield obligasi berjangkawaktu 10 tahun di Italia, Spanyol, Portugal, dan Jerman melonjak pada hari ini. Tingginya ekspektasi terhadap program pembelian obligasi Bank Sentral Eropa menekan nilai valuasi obigasi ke level ekstrem. Menurut Goldman Sachs Group Inc, kondisi itu yang memicu aksi jual besar-besaran di pasar obligasi Eropa.
Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa Eropa di antaranya: Total SA dan BP Plc yang melorot lebih dari 1%. Kondisi tersebut menyebabkan sektor energi tertekan seiring turunnya harga minyak dunia.
Di antara sejumlah emiten yang cukup aktif memberitakan aksi korporasi, saham EasyJet Plc anjlok 5,6% setelah mengatakan adanya pembatalan penerbangan pada April akibat aksi mogok Prancis dan memprediksi terjadinya penurunan laba sebelum pajak senilai 25 juta poundsterling (US$ 39 juta). Ada pula saham Carlsberg A/S yang turun 3,4% setelah mengatakan pasar bir Rusia mengalami penurunan di kuartal satu.
http://investasi.kontan.co.id/news/bailout-yunani-bikin-bursa-eropa-meriang
Sumber : KONTAN.CO.ID
Bisnis.com, JAKARTA— Penguatan harga saham BRI dan Astra adalah penopang utama kenaikan IHSG pada jeda siang pada Selasa (12/5/2015).
Dari 509 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 138 saham menguat, 120 saham melemah, dan 251 saham stagnan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 7,12 poin dan saham PT Astra International Tbk (ASII) yang naik 6,44 poin adalah pendorong utama pergerakan IHSG.
Adapuns saham yang hari ini naik paling tajam adalah PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) dengan penguatan 24,95%. Saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga melejit 9,76%.
IHSG menguat 0,60% ke level 5.203,70 sepanjang sesi I. Indeks konsisten bergerak di zona hijau setelah dibuka naik tipis 0,07% ke level 5.175,95 dan bergerak pada kisaran 5.173,52—5.207,46.
Apa saja 10 emiten pendorong utama pergerakan IHSG siang ini? Berikut rinciannya:
Berdasarkan kapitalisasi pasar terbesar:
Kode | Harga (Rp) | (%) |
BBRI | 12.050 | +2,34% |
ASII | 7.475 | +2,05% |
BMRI | 11.300 | +1,57% |
CPIN | 3.060 | +4,79% |
BIRD | 9.000 | +9,76% |
Berdasarkan kenaikan presentase saham terbesar:
Kode | Harga (Rp) | (%) |
MREI | 3.405 | +24,95% |
BKSW | 745 | +12,88% |
PALM | 590 | +12,38% |
ETWA | 149 | +11,19% |
BIRD | 9.000 | +9,76% |
midday of the 12th of May 2015, ihsg @5200 LAGE:
JAKARTA kontan. Setelah naik dalam sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun. Kemarin (11/5), IHSG menyusut 0,19% ke 5.172,48.
Tekanan aksi jual pemodal asing juga masih besar. Kemarin, dana asing yang keluar (net sell) dari bursa lokal sekitar Rp 66 miliar.
Wijen Pontus, Analis MNC Securities, memprediksikan, hari ini (12/5), IHSG berpotensi melorot. Potensi koreksi rupiah terhadap dollar AS akan mempengaruhi pergerakan IHSG. “Indeks cenderung bearish karena sentimen dalam negeri maupun luar negeri tak ada yang bisa memberikan pengaruh positif,” katanya, kemarin.
tgl 24 April, aye dah MENUNJUKKAN TREN IHSG masuk BEARISHNESS
Analis Batavia Prosperindo Sekuritas Parningotan Julio juga memprediksi IHSG cenderung bearish.
Sebaliknya, prediksi analis Net Sekuritas, Fadli, pergerakan IHSG hari ini berpeluang naik tipis karena IHSG sudah memasuki area jenuh jual. Pergerakan ini masih melanjutkan tren IHSG pada perdagangan pekan lalu yang cenderung naik.
Lagi pula, “Tiongkok memotong suku bunga untuk mendorong pertumbuhan 0,25%. Ini berimbas bagus terhadap IHSG,” katanya.
Dus, Fadli memproyeksikan IHSG hari ini menguat tipis di 5.120-5.220. Wijen memprediksi IHSG melemah di level 5.100-5200. Adapun Parningotan menebak IHSG melemah di 5.137-5207.
Editor: Yudho Winarto
ID-Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bervarisi (mixed) cenderung tertekan sepanjang perdagangan saham hari ini. Pergerakan indeks kemungkinan berada pada kisaran 5.140-5.215.
Pada
perdagangan saham di BEI kemarin, IHSG ditutup melemah tipis 9,73
poin (0,19%) menjadi 5.172,48. Investor asing lanjutkan penjualan
bersih (net selling) saham hingga Rp 66,67 miliar.
Analis
Reliance Securities, Lanjar Nafi menjelaskan, pergerakan indeks akan
dipengaruhi aksi tunggu investor terhadap data indeks leading ekonomi
dan neraca pembayaran di Jepang dan data tingkat pinjaman baru di
Tiongkok.
Secara
teknikal, menurut dia, IHSG membentuk chart pola konsolidasi dengan
kecenderungan negatif setelah sempat menyentuh resistance MA200 di
level 5.215. “Pola pull back terlihat setelah IHSG ditutup melemah
pada perdagangan hari ini. Indikator Stochastic menunjukkan peluang
dead-cross, meskipun momentum RSI dan CCI masih berada pada area
oversold. Hal ini menjadikan signal pelemahan IHSG,” jelasnya di
Jakarta, Senin (11/5).
Sepanjang
perdagangan saham hari ini, Lanjar merekomendasikan, investor untuk
memerhatikan saham-saham diantaranya BBRI, BSDE, CPIN, LSIP, PGAS,
ADRO.
Pandangan
berbeda diungkapkan Tim Riset Recapital Securities. Tim ini
memperkirakan berlanjutnya penguatan terbatas indeks dengan kisaran
support 5.120 dan resistance 5.205. Pergerakan indeks akan
dipengaruhi sentimen data kinerja keuangan emiten Wall Street,
seperti Actavis, Dean Food, dan Rackspace. (ian)
JAKARTA kontan. Bolehlah berharap hasil survei Bank Indonesia (BI) terhadap sektor ritel ini menyuntikkan optimisme. Menurut BI, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Maret 2015 tercatat sebesar 175,6, naik 19,3% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Angka tersebut juga naik sekitar 2% dibandingkan IPR Februari 2015, dan naik 1,7% dibandingkan posisi Januari 2015.
Bahkan BI memperkirakan indeks penjualan riil di bulan April 2015 akan naik lagi. "Perkiraannya, April sebesar 178,8 atau tumbuh 23,6% secara tahunan," kata Peter Jacobs, Direktur Komunikasi BI, kemarin (11/5).
Kenaikan indeks penjualan riil di bulan Maret sebagian besar ditopang oleh kelompok barang perlengkapan rumah tangga yang tumbuh sebesar 15,2%. Penopangnya antara lain berasal dari penjualan produk bahan konstruksi seperti genteng, ubin, pasir, dan barang konstruksi lainnya seperti pipa dan selang dari plastik.
Adapun di April, peningkatan penjualan terjadi di seluruh kelompok barang. Pertumbuhan tahunan terbesar disokong oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang naik 37%, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 29,6%.
Data-data ini bak angin sejuk di saat kabar buruk terus menerpa ekonomi Indonesia. Maklum, selama ini, belanja masyarakat adalah penopang utama pertumbuhan ekonomi di saat arus investasi dan belanja pemerintah lesu, dan ekspor loyo.
Meskipun begitu, BI memprediksikan, tekanan harga bakal terjadi pada Mei, Juni dan Juli. Juni, harga tingkat eceran akan naik karena puasa dan Lebaran. Indeks Ekspektasi Harga (IEH) di Juni sebesar 157,6, naik dari 140,9 di Mei. Tapi BI melihat, penjualan eceran pada Juni tetap naik kendati harga juga harga.
September, penjualan bisa melambat. Sebab, cuaca menjelang musim hujan akan mengganggu arus distribusi barang dan jasa.
Ekonom BCA David Sumual, menilai, selama tiga bulan pertama tahun ini, konsumsi rumah tangga yang tumbuh bertumpu pada konsumsi bahan pokok. Sedangkan, konsumsi yang bersifat tersier seperti rekreasi, terlihat menurun.
Namun, David memproyeksikan, pertumbuhan konsumsi tersier kini mulai pulih. "Pemerintah perlu mengoptimalkan belanja modal agar menopang belanja konsumen," katanya.
Editor: Yudho Winarto
JAKARTA kontan. Beberapa emiten menggelar aksi
korporasi untuk menambah jumlah saham beredar. Total tambahan saham yang
bisa ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang
Januari-Maret 2015 sebanyak 14,88 miliar saham.
Berdasarkan data BEI, ada 31 emiten menambah jumlah saham beredar. Mekanisme yang dilakukan beragam. Mulai dari rights issue, konversi waran, menebar dividen saham, pemecahan nilai nominal saham alias stock split hingga merger.
PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) adalah dua diantara emiten-emiten yang melakukan rights issue. ARTI menerbitkan 6,72 milar saham baru. Hal ini membuat saham beredar ARTI bertambah menjadi 7,48 miliar saham.
Per akhir 2014, jumlah saham beredar ARTI hanya 1,56 miliar. Kemudian, WOMF yang menerbitkan saham baru sebanyak 1,48 miliar. Pasca aksi ini, total saham beredar emiten pembiayaan ini bertambah dari 2 milar menjadi 3,48 miliar saham.
Konversi waran juga bisa menambah jumlah saham beredar emiten. Contohnya, PT Nirvana Development Tbk (NIRO). Pada tiga bulan pertama, para pemegang waran perseroan ramai-ramai menukarnya menjadi saham. Konversi ini membuat saham emiten properti ini meningkat menjadi 18,96 miliar saham per akhir Maret 2015.
Per akhir Desember 2014, jumlah saham beredar NIRO hanya 18,02 miliar saham. Cara lain yang umum adalah stock split. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) memilih memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:2.
Dengan demikian, jumlah saham beredar perseroan bertambah dua kalilipat menjadi 1,56 miliar saham dari 780 juta saham. PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) memilih membagikan dividen saham untuk mengerek jumlah saham beredar.
Operator jalan tol ini memberikan dividen saham sebanyak 550 juta saham kepada para investor. Pasca aksi ini, jumlah saham beredar CMNP meningkat dari 2,2 miliar saham menjadi 2,75 miilar saham. Merger yang dilakukan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) dan PT Bank Woori Indonesia (BWI) ternyata juga membuat saham bank yang kini bernama Bank Woori Saudara Indonesiaw 1906 ini bertambah.
Sebelum merger, jumlah saham beredar SDRA hanya 2,31 miliar saham. Namun, setelah merger jumlah saham beredar perseroan naik dua kalilipat menjadi 5,07 miliar saham.
Berdasarkan data BEI, ada 31 emiten menambah jumlah saham beredar. Mekanisme yang dilakukan beragam. Mulai dari rights issue, konversi waran, menebar dividen saham, pemecahan nilai nominal saham alias stock split hingga merger.
PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) adalah dua diantara emiten-emiten yang melakukan rights issue. ARTI menerbitkan 6,72 milar saham baru. Hal ini membuat saham beredar ARTI bertambah menjadi 7,48 miliar saham.
Per akhir 2014, jumlah saham beredar ARTI hanya 1,56 miliar. Kemudian, WOMF yang menerbitkan saham baru sebanyak 1,48 miliar. Pasca aksi ini, total saham beredar emiten pembiayaan ini bertambah dari 2 milar menjadi 3,48 miliar saham.
Konversi waran juga bisa menambah jumlah saham beredar emiten. Contohnya, PT Nirvana Development Tbk (NIRO). Pada tiga bulan pertama, para pemegang waran perseroan ramai-ramai menukarnya menjadi saham. Konversi ini membuat saham emiten properti ini meningkat menjadi 18,96 miliar saham per akhir Maret 2015.
Per akhir Desember 2014, jumlah saham beredar NIRO hanya 18,02 miliar saham. Cara lain yang umum adalah stock split. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) memilih memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:2.
Dengan demikian, jumlah saham beredar perseroan bertambah dua kalilipat menjadi 1,56 miliar saham dari 780 juta saham. PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) memilih membagikan dividen saham untuk mengerek jumlah saham beredar.
Operator jalan tol ini memberikan dividen saham sebanyak 550 juta saham kepada para investor. Pasca aksi ini, jumlah saham beredar CMNP meningkat dari 2,2 miliar saham menjadi 2,75 miilar saham. Merger yang dilakukan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) dan PT Bank Woori Indonesia (BWI) ternyata juga membuat saham bank yang kini bernama Bank Woori Saudara Indonesiaw 1906 ini bertambah.
Sebelum merger, jumlah saham beredar SDRA hanya 2,31 miliar saham. Namun, setelah merger jumlah saham beredar perseroan naik dua kalilipat menjadi 5,07 miliar saham.
Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sebanyak 31 emiten menambah jumlah saham beredar dengan berbagai cara. Di antaranya, melalui rights issue, konversi waran, dividen saham, stock split dan merger.
Namun, bertambahnya jumlah saham beredar bukan jaminan porsi saham publik ikut meningkat. Misalnya, PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) yang melakukan rights issue.
Jumlah saham beredar keduanya bertambah. ARTI dari 1,56 miliar saham menjadi 7,48 miliar saham. Sedangkan, WOMF dari 2 miliar saham menjadi 3,48 miliar. Namun, porsi kepemilikan publik malah menyusut.
Porsi saham publik ARTI awalnya 18,65%, setelah rights issue menjadi 3,48%. Begitu pula WOMF, dari 15,41% menjadi 13,78%. Hal ini ditengarai, sejumlah pemegang saham publik tidak mengeksekusi haknya pada pelaksanaan hajatan tersebut.
Begitu pula dengan merger antara PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) dengan PT Bank Woori Indonesia (BWI). Merger ini membuat saham beredar SDRA meningkat dari 2,31 miliar saham menjadi 5,07 miilar saham. Namun, porsi kepemilikan masyarakat di saham ini turun dari 39,73% menjadi 7,46%.
Namun, bertambahnya jumlah saham beredar bukan jaminan porsi saham publik ikut meningkat. Misalnya, PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) yang melakukan rights issue.
Jumlah saham beredar keduanya bertambah. ARTI dari 1,56 miliar saham menjadi 7,48 miliar saham. Sedangkan, WOMF dari 2 miliar saham menjadi 3,48 miliar. Namun, porsi kepemilikan publik malah menyusut.
Porsi saham publik ARTI awalnya 18,65%, setelah rights issue menjadi 3,48%. Begitu pula WOMF, dari 15,41% menjadi 13,78%. Hal ini ditengarai, sejumlah pemegang saham publik tidak mengeksekusi haknya pada pelaksanaan hajatan tersebut.
Begitu pula dengan merger antara PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) dengan PT Bank Woori Indonesia (BWI). Merger ini membuat saham beredar SDRA meningkat dari 2,31 miliar saham menjadi 5,07 miilar saham. Namun, porsi kepemilikan masyarakat di saham ini turun dari 39,73% menjadi 7,46%.
Editor: Barratut Taqiyyah
Komentar
Posting Komentar