Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 30 April 2015_evaluasi @05 Juni 2015

Jakarta detik -Menghadapi libur panjang (long weekend) besok, pergerakan bursa saham masih negatif dan lesu. Pada penutupan hari ini, IHSG turun 19 poin.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG sempat bergerak positif dan naik ke puncak tertingginya di 5.141,497. Setelah itu IHSG terus bergerak di zona merah hingga akhir perdagangan.

Menutup perdagangan Kamis (30/4/2015), IHSG turun 19,138 poin (0,37%) menjadi 5.086,425. Sementara indeks LQ45 turun 7,850 poin (0,89%) menjadi 869,440.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kala penutupan pasar berada di Rp 12.930/US$. Menguat dibanding penutupan kemarin di Rp 12.895/US$.

Aktivitas pasar hari ini berjalan ramai. Terjadi 278.585 kali transaksi yang melibatkan 6,53 miliar unit saham senilai Rp 9,3 triliun. Di atas rata-rata transaksi harian yang sekitar Rp 6 triliun.

Saham-saham yang melemah dan menjadi top gainers di antaranya Merck (MERK) naik Rp 2.500 menjadi Rp 142.500, Solusi Tunas Pratama (SUPR) naik Rp 1.000 menjadi Rp 11.000, Samudera Indonesia (SMDR) naik 675 menjadi Rp 10.475, dan Mayora (MYOR) naik Rp 675 menjadi Rp 25.525.

Sedangkan saham-saham yang masih bisa menguat dan masuk jajaran top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.225 menjadi Rp 50.000, Indo Tambang (ITMG) turun 825 menjadi Rp 12.600, Indocement (INTP) turun Rp 700 menjadi Rp 21.000, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 600 menjadi Rp 21.400.

Berikut perkembangan sejumlah bursa Asia:

  • Nikkei turun 538,94 poin (2,69%) menjadi 19.520,01
  • Hang Seng turun 171,45 poin (0,6%) ke 28.228,89.
  • Straits Times turun 10,87 poin (0,31) menjadi 3.476,28
  • Shanghai Composite Index turun 34,96 poin (0,78%) menjadi 4.441,66.
(dnl/hen) 
Jakarta -Bursa saham Indonesia nampaknya masih dalam tekanan akibat lesunya perekonomian global. Dana asing keluar dari pasar modal sudah mencapai Rp 7 triliun dalam sepekan. Hari ini saja, foreign net sell atau penjualan bersih asing mencapai Rp 1,3 triliun.

Head of Research Mandiri Sekuritas John Rachmat mengungkapkan, buruknya kinerja emiten di pasar modal membuat banyak investor asing menarik dananya. Total dana yang keluar dalam Sepekan dinilai cukup besar.

"Dalam sepekan saja Rp 7 triliun, ini memang berat sekali (kondisi pasar modal). Padahal Januari-Februari kemarin net buy asing masih besar," jelas dia kepada detikFinance, Kamis (30/4/2015).

Selain buruknya kinerja emiten, John menyebutkan,‎ kinerja pemerintah yang belum menunjukkan 'taring' nya membuat investor ragu jika pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla bisa menggenjot perekonomian lebih baik.

"Saya rasa ini kekecewaan investor. Performance pemerintah kurang bagus. Investor ragu," jelas dia.

John menambahkan, pelemahan indeks saham melalui aksi penjualan asing akan berlanjut di pekan depan. Investor menunggu rilis data ekonomi terkait inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

"Minggu depan masih berlanjut. Senin ada pengumuman inflasi, seperti akan jelek dan pertumbuhan ekonomi juga hasilnya akan bikin kaget," imbuhnya.

(drk/rrd) 
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penurunan 0,37% pada transaksi sore ini (30/4). Dengan demikian, posisi terakhir indeks saat ini adalah 5.086,425.
Pada transaksi hari ini, ada 144 saham yang menekan kinerja indeks. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 167 saham dan 67 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi sore ini melibatkan 6,530 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 9,909 triliun.
Secara sektoral, ada enam sektor yang memerah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor industri lain-lain yang turun 2,39%, sektor industri dasar turun 2,14%, dan sektor infrastruktur turun 1,7%.
Sementara itu, saham-saham pada indeks LQ 45 yang menduduki posisi top losers yakni: PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 7,73% menjadi Rp 2.985, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 6,15% menjadi Rp 12.600, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 5,81% menjadi Rp 438.
Sedangkan penghuni top gainers pada indeks LQ 45 adalah: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 5,46% menjadi Rp 3.960, PT indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 4,35% menjadi Rp 13.200, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 2,94% menjadi Rp 17.500.
Editor: Barratut Taqiyyah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒