Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 22 Juni 2015



JAKARTA . Meski sempat jeblok di awal pekan, pasar saham domestik mencoba bangkit. Alhasil, kemarin (19/6), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 0,79% ke level 4.985,01. Sepekan, indeks mampu rebound 0,99%.
Fadli, analis Net Sekuritas, menilai, indeks menguat karena terjadi technical rebound setelah turun tajam. "Ditambah keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga, sedikit memberikan sentimen positif," ujarnya, kemarin.
Koreksi tajam indeks sebelumnya akibat tekanan eksternal. Ketidakpastian penyelesaian utang Yunani dan antisipasi kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) memicu sentimen negatif bagi pasar domestik.
Analis Mina Padi Investama Andre Setiawan menambahkan, isu domestik ikut menyeret indeks. "Makro ekonomi Indonesia jelek dan realisasi proyek infrastruktur lambat, sehingga investor asing banyak menarik dana dan beralih ke dollar," jelasnya.
Pekan depan, Andre menduga, fluktuasi IHSG akan berkurang. Indeks akan konsolidasi dan terbuka peluang naik. Sebab, minim data ekonomi yang bisa melemahkan pasar. Ia menebak, indeks bergerak antara 4.900-5.100.
Sedangkan, Fadli meramal, sepekan mendatang IHSG masih rawan terkoreksi. Ini lantaran pasar kekurangan katalis penopang. Pelaku pasar sedang menunggu rilis laporan keuangan emiten kuartal II-2015. Tapi, kinerja emiten disinyalir masih lesu.
Yang jelas, lanjutnya, hingga Selasa depan, IHSG kemungkinan masih mampu reli terbatas di zona hijau. "Rebound teknikal masih berpeluang berlanjut. Pergerakan indeks di kisaran 4.935-5.035," prediksi Fadli.
Editor: Uji Agung Santosa
Bisnis.com, JAKARTA—IHSG mencatatkan penguatan mingguan pertama dalam sebulan pada Jumat (19/6/2015) didorong oleh saham bank yang rebound tajam.
IHSG hari ini ditutup menguat 0,80% ke 4.985,01 setelah dibuka menguat 0,27% ke level 4.958,86. Indeks terus bergerak di atas level pembukaan dengan level tertinggi di 4.988,48.
IHSG menguat 1% sepanjang pekan ini, rebound dari pelemahan 7,31% yang dicetak dalam 3 pekan sebelumnya.
Sektor finansial yang melesat 1,60% memimpin penguatan 9 indeks sektoral BEI yang terdaftar di Bloomberg pada hari ini.
Saham bank hari ini rebound usai Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI Rate di level 7,50%.
Kemarin, BI mengumumkan suku bunga acuan setelah bursa saham ditutup melemah tipis 0,01% tertekan pelemahan saham-saham bank.
Dari 512 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 160 saham bergerak naik, 102 saham melemah, dan 250 saham stagnan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memimpin IHSG dengan penguatan 7,32 poin, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 5,16 poin.
Di sisi lain, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menjadi beban utama IHSG dengan pelemahan 3,02%. JSMR telah tergelincir 10% sejak Presiden Jokowi mengumumkan penurunan tarif tol di sekitar Lebaran pada akhir pekan lalu.
Indeks Bisnis27 hari ini menguat 1,09% ke level 424,02, sedangkan rupiah berakhir melemah 0,19% ke Rp13.332 per dolar AS di pasar spot.
Saham-saham pendorong utama IHSG:
BMRI+3,10%
BBRI+1,86%
UNVR+0,72%
BBNI+1,81%
Saham-saham penekan utama IHSG:
JSMR-3,02%
ICBP-1,52%
KLBF-0,88%
DUTI-5,51%
 Sumber: Bloomberg


Desmon Silitonga menyatakan, saat ini pasar saham memang berada dalam tekanan. Return IHSG justru minus 5,38% YTD. Dalam jangka pendek memang bermasalah. Namun dalam jangka menengah-panjang, potensi pasar modal Indonesia sangat menarik.

Meski saat ini laba dan penjualan emiten turun, Desmon melihat dalam jangka menengah fundamental emiten cukup solid. Yang dilakukan emiten saat ini adalah bertahan dan mendorong efisiensi. “Ini akan berdampak positif tahun depan, sehingga profitabilitas emiten bisa tumbuh 15-10%,” kata Desmon.

Desmon mengimbau, otoritas moneter dan fiskal jangan mengambinghitamkan ketidakpastian global, khususnya kenaikan suku bunga The Fed, sebagai penyebab kejatuhan IHSG atau pelemahan rupiah. Otoritas perlu lebih percaya diri dan menumbuhkan optimism di kalangan pelaku pasar.

“Otoritas justru harus menumbuhkan optimisme dan serius membenahi persoalan di sektor moneter maupun sector riil. Infrastruktur harus dikebut, sistem tender harus dipermudah dan pembebasan lahan jangan dipersulit,” kata Desmon.

Investor akan melihat bagaimana kinerja pemerintah pada kuar tal II, apakah mampu mengeksekusi belanja modal secara baik untuk pembangunan infrastruktur. “Investor asing menunggu sinyal pemerintah. Jika positif, mereka kembali,” tuturnya. (ian/gor)

Baca selanjutnya di

 

INILAHCOM, Jakarta Pada perdagangan Jumat (19/6/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 39,507 poin (0,80%) ke posisi 4.985,006.

Sepanjang perdagangan Jumat, indeks mencapai level tertingginya 4.988,579 atau menguat 43,080 dan mencapai level terendahnya 4.958,859 atau menguat 13,360 poin.

Sebanyak 179 saham menguat, 99 saham turun, 88 saham stagnan, dan 189 saham tidak ditransaksikan sama sekali.

Semua indeks saham kompak mendukung penguatan IHSG. Antara lain, indeks saham-saham unggulan LQ45 yang naik 7,073 poin (0,832%) ke posisi 857,653; IDX30 naik 3,639 poin (0,827%) ke angka 443,559;

MBX naik 11,324 poin (0,794%) ke angka 1.437,307; DBX naik 3,084 poin (0,452%) ke angka 684,704; dan saham-saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) naik 1,765 poin (0,265%) ke angka 666,82.

Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp3,6 triliun dan Rp1,7 triliun di pasar negosiasi.

Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp3,09 triliun dan penjualan saham senilai Rp2,6 triliun. Alhasil, investor asing mencatatkan pembelian saham bersih (net foreign buy) senilai Rp430,5 miliar. [jin]
- See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2215214/ihsg-berakhir-kokoh-395-poin-ke-4985#sthash.u6IdOQ93.dpuf Saham ADHI Grafik Mingguan IHSG Mulai Baik, Pilih Saham Ini INILAHCOM, Jakarta - Terbentuknya pola bullish hammer pasca-koreksi dari 5.330 ke level rendah 4.827 selama sebulan merupakan indikasi bahwa sudah terciptakan pola bottom pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam situasi ini, empat saham bisa menjadi pilihan. Senior Research HD Capital Yuganur Wijanarko, dalam riset hariannya di Jakarta, Jumat (19/6/2015) mengungkapkan grafik mingguan IHSG terlihat mengalami perbaikan. “Sehingga dapat memicu pola perubahan trend jangka pendek ke 5.014-5.035,” papar Yuganur. Pada perdagangan Kamis (18/6/2015), IHSG ditutup turun tipis 0,254 poin (0,01%) ke posisi 4.945,499. Sebanyak 139 saham menguat, 143 saham turun, 79 saham stagnan, dan 193 saham tidak ditransaksikan sama sekali. Indeks-indeks saham melaju variatif. Antara lain, indeks saham-saham unggulan LQ45 yang naik 0,403 poin (0,047%) ke posisi 850,58; dan IDX30 turun 0,292 poin (0,066%) ke level 439,920; HD Capital menyodorkan empat saham pilihannya untuk dimainkan pada perdagangan hari ini. Keempat saham itu yakni PT Adhi Karya (ADHI), PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Wijaya Karya Beton (WTON) serta PT Alam Sutera (ASRI). Berikut rekomendasinya detil masing-masing sahamnya. - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2214934/grafik-mingguan-ihsg-mulai-baik-pilih-saham-ini#sthash.QQidSHwI.dpuf Saham ASRI juga mendapat rekomendasi positif. Menurut HD Capital, saham properti residential dan komersial ini mulai pulih dari koreksi sebelumnya. “Rekomendasi akumulasi pada percobaan pembentukan minor uptrend kembali menuju di atas level Rp575,” jelas HD Capital. Perusahaan sekuritas ini memaparkan, berdasarkan harganya saat ini, saham ASRI diperdagangkan pada price earning (PE) 2015 sebesar Rp8,2 kali, price to book value (PBV) 1,6 kali serta return on equity (ROE) 19,07 persen. “Beli dengan entry (1) Rp525, entry (2) Rp515, serta cut loss point Rp505,” imbuhnya. [mdr] - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2214934/grafik-mingguan-ihsg-mulai-baik-pilih-saham-ini/24782/saham-asri#sthash.GrfWjugD.dpuf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒