Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 16 Juni 2015 (SEPI)

Bisnis.com, JAKARTA—IHSG berbalik memimpin pergerakan indeks bursa di Asia Tenggara pada Selasa (16/6/2015) setelah kemarin paling anjlok.
Dari 7 indeks yang dipantau melalui Bloomberg, sebanyak 3 indeks melemah, 3 indeks menguat dan 1 indeks stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
IHSG naik paling tajam setelah kemarin berada di dasar daftar pergerakan 7 indeks acuan.
IHSG hari ini berhasil rebound 0,72% ke level 4.872,60 setelah kemarin anjlok 1,99% ke level terendah dalam 1 tahun.
Indeks Vietnam hari ini merosot paling tajam dengan pelemahan 1,05%. Adapun indeks KLCI Malaysia stagnan di kisaran level 1.722,24.


Indeks Bursa Saham Asia Tenggara
IndeksLevelPerubahanWaktu (WIB)
Jakarta Stock Exchange Composite Index4.872,60+0,72%4:00:03 PM
Philippines Stock Exchange PSEi Index7.505,48+0,66%4:46:00 PM
Stock Exchange of Thailand SET Index1.503,28+0,09%4:54:47 PM
FTSE Bursa Malaysia KLCI Index - Kuala Lumpur Composite Index1.722,2404:05:00 PM
Straits Times Index STI3.298,09-0,75%4:10:01 PM
Laos Securities Exchange Composite Index1.371,36-0,83%11:31:59 AM
Vietnam Ho Chi Minh Stock Index / VN-Index580,35-1,05%3:02:10 PM

Sumber: Bloomberg

JAKARTA kontan. Setelah terpuruk selama sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini ditutup menguat. IHSG naik 0,72% atau 34,8 poin menjadi 4.872,6.
Sembilan sektor menghijau dan hanya satu sektor industri yang memerah. Sektor dengan penguatan terbesar adalah industri aneka sebesar 1,55%, diikuti sektor keuangan 1,33%, dan konstruksi 1,09%.
Sektor lain yang menguat adalah pertambangan sebesar 0,70%, lalu infrastruktur 0,53%, manufaktur 0,47%, perdagangan 0,29%, industri dasar 0,15%, dan barang konsumen sebesar 0,08%. Sementara satu-satunya sektor yang memerah adalah sektor pertanian sebesar 0,1%.
Tercatat sebanyak 169 saham yang menghijau, sementara 108 saham memerah dan 93 saham tidak berubah. Total nilai perdagangan saham yang terjadi pada hari ini mencapai Rp 4,89 triliun, dengan volume 4,64 juta lot, dan frekuensi 237.849 kali.
Editor: Uji Agung Santosa


Bisnis.com, JAKARTA—Investor asing meningkatkan aksi beli di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (16/6/2015) di saat IHSG rebound dari level terendah 1 tahun.
Aksi beli pemodal asing di bursa saham Jakarta melebihi Rp199,84 miliar dengan volume penjualan bersih sekitar 142,69 juta lembar saham.
Investor luar negeri meningkatkan aksi beli setelah kemarin hanya membukukan net buy Rp13,94 miliar.
Total saham yang diperdagangkan hari ini sebanyak 4,64 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp4,89 triliun.
IHSG pada akhir perdagangan naik 0,72% ke level 4.872,60, berhasil bangkit dari pelemahan 1,99% pada penutupan kemarin.

Pergerakan Investor Asing di IHSG

Tanggal Nilai Transaksi (Rp/miliar)Kategori
16/62015+199,84Net Buy
15/6/2015+13,94Net Buy
12/6/2015-426,67Net Sell
11/6/2015-673,86Net Sell
10/6/2015-500,65Net Sell

sumber: Bursa Efek Indonesia
 TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 16 Juni 2015 ditutup menguat sebesar 34,80 poin menyusul pelaku pasar asing yang kembali melakukan aksi beli saham.

IHSG BEI ditutup menguat 34,80 atau 0,72 persen menjadi 4.872,59. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 9,20 poin (1,12 persen) menjadi 834,31.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa pelaku pasar asing yang kembali melakukan aksi beli menjadi salah satu faktor bagi IHSG BEI bergerak di area positif. Dalam data BEI, pelaku pasar saham asing mencatatkan beli bersih atau "foreign net buy" sebesar Rp199,844 miliar pada Selasa, 16 Juni 2015.

"Dengan adanya net buy asing, jangan heran kalau IHSG bergerak naik," ucapnya.

Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar saham di dalam negeri diharapkan tetap waspada mengingat kondisi bursa saham di kawasan Asia dan Eropa yang bergerak melemah, kondisi itu cukup rawan bagi IHSG.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa aliran dana asing yang masuk sedikit demi sedikit terlihat mulai terjadi walau belum terkonfirmasi dengan kuat, namun hal itu menunjukkan bahwa proses akumulasi pembelian sedang terjadi pasca mengalami tekanan jual pada perdagangan kemarin (Senin, 15/6).

"Investor jangka menengah maupun panjang saat ini diperkirakan sedang memanfaatkan momentumnya untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat kondisi makro ekonomi kita masih dalam keadaan yang stabil," katanya.

Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 197.732 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,16 miliar lembar saham senilai Rp2,96 triliun. Sebanyak 52 saham bergerak naik, dan 247 saham turun, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 81 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 295,11 poin (1,10 persen) ke level 26.566,70, indeks Nikkei turun 129,85 poin (0,64 persen) ke level 20.257,94, dan indeks Straits Times melemah 22,77 poin (0,69 persen) ke posisi 3.300,36.

ANTARA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒