BIsnis.com, JAKARTA—Investor asing meraup hampir Rp300 miliar dari Bursa Efek Indonesia sepanjang hari perdagangan Senin (8/6/2015).
Aksi jual pemodal asing di bursa saham Jakarta hari ini mencapai Rp286,51 miliar dengan volume penjualan bersih sekitar 147,70 juta lembar saham.
Total saham yang diperdagangkan hari ini sebanyak 4,74 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp4,47 triliun.
IHSG hari ini ditutup anjlok 1,68% ke level 5.014,99. Indeks telah jatuh 9,20% sejak mencapai rekor tertinggi 5.523,29 pada 7 April 2015.
Pergerakan Investor Asing di IHSG
sumber: Bursa Efek Indonesia
Aksi jual pemodal asing di bursa saham Jakarta hari ini mencapai Rp286,51 miliar dengan volume penjualan bersih sekitar 147,70 juta lembar saham.
Total saham yang diperdagangkan hari ini sebanyak 4,74 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp4,47 triliun.
IHSG hari ini ditutup anjlok 1,68% ke level 5.014,99. Indeks telah jatuh 9,20% sejak mencapai rekor tertinggi 5.523,29 pada 7 April 2015.
Pergerakan Investor Asing di IHSG
Tanggal | Nilai Transaksi (Rp/miliar) | Kategori |
8/6/2015 | -286,51 | Net Sell |
5/6/2015 | -394,36 | Net Sell |
4/6/2015 | -385,16 | Net Sell |
3/6/2015 | -521,61 | Net Sell |
1/6/2015 | -24,69 | Net Sell |
sumber: Bursa Efek Indonesia
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diprediksi akan kembali melemah pada Selasa besok. Pada penutupan bursa
hari ini, IHSG ditutup terkoreksi 1,68% di level 5.014.
Yusuf Nugraha, analis Anugrah Sentra Investama menilai, pelemahan IHSG terjadi karena belum adanya sentimen positif yang cukup kuat untuk mengembalikan arah menuju positif. Kondisi makro Indonesia terutama di nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat mengkhawatirkan, hampir menyentuh Rp 13.400.
“Jika The Fed memutuskan menaikan suku bunga pada Juli atau September, nilai tukar rupiah bisa naik hingga Rp 14.000,” jelas Yusuf. Menurutnya kenaikan suku bunga The Fed memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pelemahan IHSG.
Neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei yang defisit dan inflasi sebesar 7,15% YoY semakin membuat IHSG tersungkur. Belum lagi menjelang bulan puasa dengan lonjakan harga bahan pokok yang memicu kenaikan inflasi bulan Juni.
Analis Relience Securities, Lanjar Nafi Taulat juga menuturkan, belum ada data ekonomi yang bagus dari dalam negeri maupun regional membuat IHSG terpuruk. Cadangan devisa Indonesia sedikit menurun lebih rendah menjadi US$ 110,8 miliar dari sebelumnya US$ 110,9 miliar.
Begitu juga dengan volume perdagangan yang relatif rendah sehingga investor asing kembali melakukan aksi jual. “Nett sell sebesar Rp 286,66 miliar ditengah kekhawatiran depresiasi rupiah,” ujar Lanjar.
Besok. Yusuf memprediksi IHSG cenderung melemah dengan pergerakan datar di range 4.900-5.100. Lanjar memproyeksi IHSG bergerak mixed mencoba rebound di kisaran 4.950-5.070.
Yusuf Nugraha, analis Anugrah Sentra Investama menilai, pelemahan IHSG terjadi karena belum adanya sentimen positif yang cukup kuat untuk mengembalikan arah menuju positif. Kondisi makro Indonesia terutama di nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat mengkhawatirkan, hampir menyentuh Rp 13.400.
“Jika The Fed memutuskan menaikan suku bunga pada Juli atau September, nilai tukar rupiah bisa naik hingga Rp 14.000,” jelas Yusuf. Menurutnya kenaikan suku bunga The Fed memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pelemahan IHSG.
Neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei yang defisit dan inflasi sebesar 7,15% YoY semakin membuat IHSG tersungkur. Belum lagi menjelang bulan puasa dengan lonjakan harga bahan pokok yang memicu kenaikan inflasi bulan Juni.
Analis Relience Securities, Lanjar Nafi Taulat juga menuturkan, belum ada data ekonomi yang bagus dari dalam negeri maupun regional membuat IHSG terpuruk. Cadangan devisa Indonesia sedikit menurun lebih rendah menjadi US$ 110,8 miliar dari sebelumnya US$ 110,9 miliar.
Begitu juga dengan volume perdagangan yang relatif rendah sehingga investor asing kembali melakukan aksi jual. “Nett sell sebesar Rp 286,66 miliar ditengah kekhawatiran depresiasi rupiah,” ujar Lanjar.
Besok. Yusuf memprediksi IHSG cenderung melemah dengan pergerakan datar di range 4.900-5.100. Lanjar memproyeksi IHSG bergerak mixed mencoba rebound di kisaran 4.950-5.070.
Editor: Uji Agung Santosa
Bisnis.com, JAKARTA—IHSG merosot jauh lebih tajam dibandingkan indeks acuan bursa lain di Asia Tenggara pada Senin (8/5/2015).
Dari 7 indeks yang dipantau melalui Bloomberg, sebanyak 2 indeks menguat dan 5 melemah pada akhir perdagangan hari ini.
IHSG hari ini anjlok 1,68% ke level 5.014,99 pada penutupan, level penutupan paling rendah sepanjang 2015.
Pelemahan IHSG jauh lebih tajam dibandingkan indeks acuan lain yang melemah. Indeks Laos hanya melemah 0,57%, sedangkan indeks PSEi jatuh 0,56%.
Dua indeks yang hari ini menguat adalah indeks VN yang naik 0,30%, sedangkan indeks SET Thailand menguat tipis 0,06%.
Indeks Bursa Saham Asia Tenggara
Sumber: Bloomberg
Dari 7 indeks yang dipantau melalui Bloomberg, sebanyak 2 indeks menguat dan 5 melemah pada akhir perdagangan hari ini.
IHSG hari ini anjlok 1,68% ke level 5.014,99 pada penutupan, level penutupan paling rendah sepanjang 2015.
Pelemahan IHSG jauh lebih tajam dibandingkan indeks acuan lain yang melemah. Indeks Laos hanya melemah 0,57%, sedangkan indeks PSEi jatuh 0,56%.
Dua indeks yang hari ini menguat adalah indeks VN yang naik 0,30%, sedangkan indeks SET Thailand menguat tipis 0,06%.
Indeks Bursa Saham Asia Tenggara
Indeks | Level | Perubahan | Waktu (WIB) |
Vietnam Ho Chi Minh Stock Index / VN-Index | 579,83 | +0,30% | 3:01:19 PM |
Stock Exchange of Thailand SET Index | 1.508,28 | +0,06% | 4:51:31 PM |
FTSE Bursa Malaysia KLCI Index - Kuala Lumpur Composite Index | 1.739,45 | -0,34% | 4:05:01 PM |
Straits Times Index STI | 3.320,33 | -0,40% | 4:10:01 PM |
Philippines Stock Exchange PSEi Index | 7.484,89 | -0,56% | 4:41:00 PM |
Laos Securities Exchange Composite Index | 1.365,73 | -0,57% | 11:31:59 AM |
Jakarta Stock Exchange Composite Index | 5.014,99 | -1,68% | 4:00:03 PM |
Sumber: Bloomberg
Komentar
Posting Komentar