Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 23 Juni 2015

JAKARTA, KOMPAS.com - Menghijaunya bursa di kawasan Asia Pasifik tak membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut menguat. Indeks bergerak fluktuatif sepanjang hari ini.

Outlook dari lembaga pemeringkat Moody's mengenai industri perbankan nasional juga tak mampu mengerek pergerakan indeks. Pun, nilai transaksi juga tipis pada hari ini. Pukul 16.00, IHSG ditutup turun sebesar 21,6 poin atau 0,43 persen di posisi 4.937,65.

Sebanyak 132 saham yang diperdagangkan menguat, 139 saham melemah dan 83 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 4 miliar lot saham senilai Rp 3,7 triliun.

Saham-saham yang menekan pergerakan IHSG adalah BBRI (Rp 10.800), ASII (Rp 6.825), BBCA (Rp 13.675) dan BBNI (Rp 5.575). Sementara itu, saham-saham yang menahan kejatuhan indeks yaitu BMRI (Rp 10.050), TLKM (Rp 2.850), dan BWPT (Rp 419).

Adapun saham-saham yang menjadi top gainers mencakup BBRM (Rp 122), IBST (Rp 3.440), BWPT (Rp 419), MSKY (Rp 1.330) dan ERAA (Rp 600). Di sisi lain, saham-saham yang menjadi top losers adalah BSWD (Rp 1.700), MFMI (Rp 191), ASJT (Rp 280), LRNA (Rp 209) dan PUDP (Rp 381).

Dari 10 indeks sektoral, tujuh di antaranya melemah, yaitu pertambangan (-0,17 persen), industri dasar (-0,81 persen), aneka industri (-2,1 persen), konsumer (-1,28 persen), keuangan (-0,43 persen), perdagangan (-0,08 persen) dan manufaktur (-1,38 persen).

Adapun sektor yang menguat ada tiga, meliputi agribisnis (1,08 persen), properti (0,81 persen) dan infrastruktur (0,07 persen).

Bursa di kawasan Asia Pasifik sebagian besar ditutup menguat, mengekor Wall Street yang berakhir positif pada dini hari tadi. Bursa Tokyo berakhir menguat 1,87 persen menjadi 20.809,42. Sementara itu bursa Hong Kong juga berakhir menghijau 0,93 persen menjadi 27.333,46 dan bursa Shanghai ditutup positif 2,19 persen di level 4.576,49 setelah mengalami jenuh jual.

Nilai tukar rupiah menguat pada hari ini terhadap dollar AS, yakni Rp 13.316 per dollar AS dari hari sebelumnya Rp 13.318 per dollar AS.


Editor : Bambang Priyo Jatmiko

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒