JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum bisa keluar dari tekanan. Alih-alih mampu bertahan di level 5.200, IHSG malah melemah 28 poin atau 0,55 persen menjadi 5.187.
IHSG mengambil jeda dengan 86 saham menguat, 149 saham melemah dan 68 saham stagnan. Siang ini, telah terjadi transaksi sebesar Rp749 miliar dari 2,425 miliar lembar saham diperdagangkan.
Indeks LQ45 turun 5 poin atau 0,57 persen menjadi 899, Jakarta Islamic Index (JII) turun 2,8 poin atau 0,4 persen menjadi 695, indeks IDX30 turun 2,6 poin atau 0,56 persen menjadi 464,80 dan indeks MNC36 turun 2,3 poin atau 0,57 persen menjadi 282,29.
Sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas melemah, dengan sektor keuangan turun hingga 1 persen. turun Adapun sektor-sektor yang masih berada di zona hijau yakni sektor tambang dan infrastruktur.
Sejalan dengan IHSG, indeks Nikkei juga melemah 57 poin atau 0,28 persen menjadi 20.505, indeks Straits Times turun 0,75 persen menjadi 3.392. Hanya indeks Hang Seng mampu menguat 181 poin atau 0,66 persen menjadi 27.605,
Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT United Tractor Tbk (UNTR) naik Rp375 ke Rp20.675, saham PT XL Axiata Tbk (UNVR) naik Rp130 ke Rp4.420, dan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik Rp500 ke Rp25.300.
Sedangkan saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) turun Rp475 menjadi Rp9.000, saham PT Gowa Makassar Tourism Dev Tbk (GMTD) turun Rp850 menjadi Rp8.450, dan saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) turun Rp375 menjadi Rp25.125.
http://economy.okezone.com/read/2015/06/01/278/1158358/sesi-i-ihsg-terjungkal-ke-5-187
Sumber : OKEZONE.COM
Jakarta ID-Pekan ini,
investor menanti angka inflasi bulan Mei serta neraca perdagangan bulan
April. Sementara data NFP dan ISM dari AS juga masih akan dicermati
menjelang keputusan Bank Sentral AS (the Fed) dalam kebijakan arah suku
bunga ke depan. Jatuh temponya surat utang Yunani kepada IMF pada 5 Juni
mendatang juga menjadi salah satu faktor utama yang akan mempengaruhi
sentimen pasar pekan ini.
Demikian disampaikan analis Eastspring Investments yang diterima Senin (1/6).
Disebutkan pula, pekan ini, Pemerintah berencana akan melakukan lelang obligasi Sukuk dengan target Rp 2 triliun dari seri acuan SPNS, PBS6, PBS7, dan PBS8.
Sementara itu, analis Eastspring Investment menyebutkan, minimnya katalis positif pada minggu lalu, membuat pasar relatif sepi. Sentimen positif masih seputar naiknya LTV atau turunnya uang muka untuk pembelian rumah pertama menjadi sebesar 20% dari 30%, untuk rumah kedua menjadi 30% dari 40% dan untuk rumah ketiga menjadi 40% dari 50%. Namun pelonggaran LTV hanya berlaku bagi bank yang menjaga likuiditas kredit dengan baik, yaitu untuk bank dengan NPL di bawah 5% .
Pemerintah juga sedang mengajukan perubahan kenaikan PTKP (Pendapatan Tidak Kena Pajak) pada tahun ini untuk mendorong daya beli masyarakat demi mendukung pertumbuhan PDB. PTKP yang semula hanya sebesar Rp 24,3 juta/tahun direncanakan akan naik menjadi Rp 36 juta/tahun.
IHSG turun 1,9% dan ditutup pada level 5.216,4 pekan lalu dengan volume perdagangan rata-rata harian naik 7,2% menjadi 4.729,8 triliun, yang disebabkan meningkatnya volume perdagangan pada akhir bulan oleh aksi window dressing dan adanya MSCI Rebalancing. Satu-satunya sektor yang berkontribusi positif terhadap kinerja indeks pekan lalu berasal dari sektor agribisnis yang naik 1,7%, masih merespons kemungkinan kenaikan harga CPO akibat El Nino di Australia .
Sementara sektor pertambangan dan perbankan mencatatkan kinerja paling rendah, masing-masing turun 4,5% dan
3,1%. Dari 70 saham berkapitalisasi besar, saham MEGA dan SRTG menjadi saham-saham yang mencatatkan kinerja positif paling tinggi, dengan naik masing-masing 10% dan 9%. Sebaliknya, saham GIAA dan UNTR mencatatkan kinerja paling rendah dengan turun masing-masing 13,9% dan 12,8%.
Pasar obligasi masih sepi dan bergerak pada kisaran terbatas. Masih melemahnya nilai tukar rupiah serta minimnya katalis baru menghambat aktivitas perdagangan. Keputusan DMO untuk menurunkan target penyerapan pada lelang Selasa minggu lalu setelah melihat minimnya minat, mengangkat sentimen positif di pasar sekunder. Pada lelang tersebut, total minat hanya mencapai Rp 11,593 triliun dan Pemerintah akhirnya menyerap Rp 7,2 triliun (target awal Rp 10 triliun) dari seri SPN, FR70, dan FR68 dengan rata-rata imbal hasil masing-masing pada 6,75%, 8,22%, dan 8,43%.
Namun sentimen positif hanya terjadi sesaat, kenaikan harga di pasar dengan cepat terserap oleh aksi ambil untung. Imbal hasil FR70 dan FR68 naik 9bps dan 6bps ditutup pada level 8,12% dan 8,34%. Hingga penutupan perdagangan pekan lalu, Indeks HSBC terkoreksi tipis 0,15% ditutup pada level 737,24.
Pada 27 Mei, kepemilikan asing atas obligasi Pemerintah kembali naik menjadi Rp 511,653 triliun dari Rp 507,08 triliun pada 20 Mei lalu. Kepemilikan oleh Bank flat di level Rp 364,922 triliun. Sementara BI menurunkan porsi kepemilikannya menjadi Rp 90,453 triliun dari Rp 97,66 triliun pada periode yang sama.
Demikian disampaikan analis Eastspring Investments yang diterima Senin (1/6).
Disebutkan pula, pekan ini, Pemerintah berencana akan melakukan lelang obligasi Sukuk dengan target Rp 2 triliun dari seri acuan SPNS, PBS6, PBS7, dan PBS8.
Sementara itu, analis Eastspring Investment menyebutkan, minimnya katalis positif pada minggu lalu, membuat pasar relatif sepi. Sentimen positif masih seputar naiknya LTV atau turunnya uang muka untuk pembelian rumah pertama menjadi sebesar 20% dari 30%, untuk rumah kedua menjadi 30% dari 40% dan untuk rumah ketiga menjadi 40% dari 50%. Namun pelonggaran LTV hanya berlaku bagi bank yang menjaga likuiditas kredit dengan baik, yaitu untuk bank dengan NPL di bawah 5% .
Pemerintah juga sedang mengajukan perubahan kenaikan PTKP (Pendapatan Tidak Kena Pajak) pada tahun ini untuk mendorong daya beli masyarakat demi mendukung pertumbuhan PDB. PTKP yang semula hanya sebesar Rp 24,3 juta/tahun direncanakan akan naik menjadi Rp 36 juta/tahun.
IHSG turun 1,9% dan ditutup pada level 5.216,4 pekan lalu dengan volume perdagangan rata-rata harian naik 7,2% menjadi 4.729,8 triliun, yang disebabkan meningkatnya volume perdagangan pada akhir bulan oleh aksi window dressing dan adanya MSCI Rebalancing. Satu-satunya sektor yang berkontribusi positif terhadap kinerja indeks pekan lalu berasal dari sektor agribisnis yang naik 1,7%, masih merespons kemungkinan kenaikan harga CPO akibat El Nino di Australia .
Sementara sektor pertambangan dan perbankan mencatatkan kinerja paling rendah, masing-masing turun 4,5% dan
3,1%. Dari 70 saham berkapitalisasi besar, saham MEGA dan SRTG menjadi saham-saham yang mencatatkan kinerja positif paling tinggi, dengan naik masing-masing 10% dan 9%. Sebaliknya, saham GIAA dan UNTR mencatatkan kinerja paling rendah dengan turun masing-masing 13,9% dan 12,8%.
Pasar obligasi masih sepi dan bergerak pada kisaran terbatas. Masih melemahnya nilai tukar rupiah serta minimnya katalis baru menghambat aktivitas perdagangan. Keputusan DMO untuk menurunkan target penyerapan pada lelang Selasa minggu lalu setelah melihat minimnya minat, mengangkat sentimen positif di pasar sekunder. Pada lelang tersebut, total minat hanya mencapai Rp 11,593 triliun dan Pemerintah akhirnya menyerap Rp 7,2 triliun (target awal Rp 10 triliun) dari seri SPN, FR70, dan FR68 dengan rata-rata imbal hasil masing-masing pada 6,75%, 8,22%, dan 8,43%.
Namun sentimen positif hanya terjadi sesaat, kenaikan harga di pasar dengan cepat terserap oleh aksi ambil untung. Imbal hasil FR70 dan FR68 naik 9bps dan 6bps ditutup pada level 8,12% dan 8,34%. Hingga penutupan perdagangan pekan lalu, Indeks HSBC terkoreksi tipis 0,15% ditutup pada level 737,24.
Pada 27 Mei, kepemilikan asing atas obligasi Pemerintah kembali naik menjadi Rp 511,653 triliun dari Rp 507,08 triliun pada 20 Mei lalu. Kepemilikan oleh Bank flat di level Rp 364,922 triliun. Sementara BI menurunkan porsi kepemilikannya menjadi Rp 90,453 triliun dari Rp 97,66 triliun pada periode yang sama.
Paulus Nitbani/PCN
Jelang Istirahat, IHSG Anjlok 0,44 Persen
Jakarta-Pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang istirahat siang ini masih
didera oleh aksi ambil untung. Tekanan jual yang tinggi membuat IHSG tak
mampu keluar dari zona merah. IHSG jelang jeda siang ini masih berkutat
di teritori negatif dengan pelemahan sebesar 23,23 poin atau turun 0,44
persen ke level 5.193,15.
Sebanyak 93 saham menguat, 138 saham melemah, dan 80 saham stagnan.
Jumlah saham yang ditransaksikan tercatat sebanyak 1,23 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,01 triliun.
Indeks LQ45 melemah 4,17 poin atau turun 0,46 persen ke level 899,96.
Sektor konsumer menjadi penyumbang terbesar penurunan indeks dengan pelemahan sebesar 17,9 persen.
Saham-saham yang memberi kontribusi bagi pelemahan indeks dan berada di jajaran top looser antara lain GGRM melemah Rp 450 (turun 1 persen) ke Rp 46.650, MIKA melemah Rp 400 (turun 1,6 persen) ke Rp 25.100, SMDR melemah Rp 375 (turun 4 persen) ke Rp 9.100, INTP melemah Rp 350 (turun 1,6 persen) ke Rp 22.050, dan LINK melemah Rp 250 (turun 4,4 persen) ke Rp 5.375.
Sedangkan, saham-saham yang menguat dan berada di jajaran top gainer antara lain AALI menguat Rp 475 (naik 1,9 persen) ke Rp 25.275, UNTR menguat Rp 425 (naik 2,1 persen) ke Rp 20.725, CEKA menguat Rp 235 (naik 16,5 persen) ke Rp 1.660,
EXCL menguat Rp 140 (naik 3,3 persen) ke Rp 4.430, dan BIRD menguat Rp 100 (naik 1,2 persen) ke Rp 8.500.
Sedangkan, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 13. 211, menguat 13 poin atau naik 0,10 persen.
Sebanyak 93 saham menguat, 138 saham melemah, dan 80 saham stagnan.
Jumlah saham yang ditransaksikan tercatat sebanyak 1,23 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,01 triliun.
Indeks LQ45 melemah 4,17 poin atau turun 0,46 persen ke level 899,96.
Sektor konsumer menjadi penyumbang terbesar penurunan indeks dengan pelemahan sebesar 17,9 persen.
Saham-saham yang memberi kontribusi bagi pelemahan indeks dan berada di jajaran top looser antara lain GGRM melemah Rp 450 (turun 1 persen) ke Rp 46.650, MIKA melemah Rp 400 (turun 1,6 persen) ke Rp 25.100, SMDR melemah Rp 375 (turun 4 persen) ke Rp 9.100, INTP melemah Rp 350 (turun 1,6 persen) ke Rp 22.050, dan LINK melemah Rp 250 (turun 4,4 persen) ke Rp 5.375.
Sedangkan, saham-saham yang menguat dan berada di jajaran top gainer antara lain AALI menguat Rp 475 (naik 1,9 persen) ke Rp 25.275, UNTR menguat Rp 425 (naik 2,1 persen) ke Rp 20.725, CEKA menguat Rp 235 (naik 16,5 persen) ke Rp 1.660,
EXCL menguat Rp 140 (naik 3,3 persen) ke Rp 4.430, dan BIRD menguat Rp 100 (naik 1,2 persen) ke Rp 8.500.
Sedangkan, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 13. 211, menguat 13 poin atau naik 0,10 persen.
Paulus Nitbani/PCN
Bisnis.com, JAKARTA— Penurunan
harga saham beberapa bank besar menekan pergerakan indeks sektoral pada
Senin pagi (1/6/2015) dan menyeret IHSG merosot semakin dalam.
Dari 9 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar di Bloomberg, sebanyak 4 sektor bergerak menguat dan 5 sektor merosot pada pukul 09.32 WIB.
Saham-saham finansial menjadi beban utama pergerakan IHSG. Indeks sektor finansial turun paling tajam dengan pelemahan 1,06%.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 0,88% menjadi faktor utama yang menahan pergerakan indeks sektor finansial, bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang melemah 1,45%.
IHSG hari ini dibuka turun tipis 0,08% ke level 5.212,13 kemudian semakin tertekan ke level 5.200,20 pada pukul 09.32 WIB atau turun 0,31% dari penutupan Jumat pekan lalu.
Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.33 WIB
sumber: Bloomberg
Dari 9 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar di Bloomberg, sebanyak 4 sektor bergerak menguat dan 5 sektor merosot pada pukul 09.32 WIB.
Saham-saham finansial menjadi beban utama pergerakan IHSG. Indeks sektor finansial turun paling tajam dengan pelemahan 1,06%.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 0,88% menjadi faktor utama yang menahan pergerakan indeks sektor finansial, bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang melemah 1,45%.
IHSG hari ini dibuka turun tipis 0,08% ke level 5.212,13 kemudian semakin tertekan ke level 5.200,20 pada pukul 09.32 WIB atau turun 0,31% dari penutupan Jumat pekan lalu.
Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.33 WIB
Sektor | Perubahan |
Finansial | -1,06% |
Aneka Industri | -0,30% |
Properti | -0,25% |
Industri Dasar | -0,22% |
Perdagangan/Jasa | -0,10% |
Konsumer | +0,02% |
Infrastruktur | +0,23% |
Agribisnis | +0,34% |
Pertambangan | +0,43% |
sumber: Bloomberg
JAKARTA. IHSG mengawali Juni dengan pelemahan terbatas. Saham-saham big cap bergerak variatif pada awal perdagangan Senin (1/6/2015).
IHSG hari ini merosot tipis 0,08% ke level 5.212,13 dan bergerak ke level 5.207,15 pada pukul 09.05 atau turun 0,18% dari penutupan kemarin.
Saham-saham berkapitalisasi besar bergerak variatif. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merosot 3,23 poin bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang turun 1,96 poin.
Penguatan terjadi pada saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ebesar 2,67 poin dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 1,62 poin.
Sebanyak 13 saham dari 510 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia telah bergerak menguat sampai pukul 09.05 WIB, sedangkan 19 saham melemah dan 478 saham stagnan.
Dari 9 indeks sektoral BEI yang terdaftar di Bloomberg, sebanyak 3 indeks sektoral menguat dan 6 indeks sektoral melemah. Sektor aneka industri merosot 0,57%, sedangkan sektor pertambangan naik 0,59%.
Indeks Bisnis27 hari ini dibuka turun 0,10% ke level 444,78 kemudian turun 0,17% ke level 444,46 pada pukul 09.05 WIB.
Saham-saham penghambat IHSG pada pembukaan:
BBCA
-0,88%
BBNI
-1,45%
KLBF
-1,63%
INDF
-2,05%
Saham-saham pendorong IHSG pada pembukaan:
TLKM
+0,88%
UNVR
+0,46%
INCO
+3,21%
UNTR
+0,99%
sumber: Bloomberg
http://market.bisnis.com/read/20150601/7/439106/indeks-bei-1-juni-6-sektor-terkorihsg-turun-tipis-di-awal-perdagangan-juni
Sumber : BISNIS.COM
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 4 poin akibat maraknya sentimen negatif yang beredar. Investor asing masih terus berburu saham.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di posisi Rp 13.210 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu Rp 13.220 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG menipis 4,245 poin (0,08%) ke level 5.212,134. Sedangkan Indeks LQ45 berkurang 1,081 poin (0,12%) ke level 903,052.
Membuka perdagangan awal pekan, Senin (1/6/2015), IHSG turun tipis 9,006 poin (0,17%) ke level 5.207,980. Indeks LQ45 melemah tipis 1,852 poin (0,20%) ke level 902,281.
Indeks terus meluncur sejak pembukaan perdagangan. Mayoritas sektor saham pun terkena koreksi akibat aksi jual.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terpangkas 7,642 poin (0,15%) ke level 5.208,737. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 1,351 poin (0,15%) ke level 902,789.
Akhir pekan lalu IHSG melemah 21 poin di akhir pekan. Investor asing kembali melepas saham
Pasar saham Wall Street berakhir negatif gara-gara ekonomi AS berkontraksi di kuartal I-2015. Kabar dari Yunani juga masih memberi sentimen negatif.
Pasar saham Asia pagi ini kompak bergerak negatif setelah terkena sentimen dari Wall Street yang jatuh pekan lalu. Bursa Singapura hari ini tutup menyambut Hari Raya Waisak.
Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 melemah 103,67 poin (0,50%) ke level 20.459,48.
- Indeks Hang Seng turun 30,12 poin (0,11%) ke level 27.424,19.
- Indeks Komposit Shanghai berkurang 8,52 poin (0,18%) ke level 4.611,74.
Komentar
Posting Komentar