JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
terjungkal 2,73% pada penutupan hari ini, Kamis (2/10). Ini merupakan
penurunan tertajam indeks dalam enam bulan terakhir.
IHSG terhempas ke level 5.000,81 setelah turun 140,10 poin. Perdagangan hari ini melibatkan jual beli 4,58 miliar saham dengan nilai Rp 6,49 triliun.
Hanya 41 saham yang menguat, berbanding 296 saham yang merosot. Sedangkan 52 lainnya tak bergerak.
Sepuluh sektor di bursa merah. Aneka industri memimpin penurunan yaitu minus 5,09%, diikuti sektor finansial yang turun 3,38%. Sedangkan sektor barang konsumer mencatat penurunan paling sedikit, yaitu 1,22%.
Di antara LQ45, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menderita penurunan paling besar yaitu 6,73%. Diikuti penurunan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar 5,71% ke Rp 6.600, dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) sebesar 5,65% dan ditutup di Rp 3.925 per saham.
Satu-satunya saham yang mencetak kenaikan di antara LQ45 adalah PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) sebesar 1,34% ke Rp 26.400 per saham.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo hari ini menjelaskan, IHSG tertekan oleh sentimen negatif politik dalam negeri, ditambah kondisi bursa kawasan yang juga sedang lesu. MSCI Emerging Markets Index, yang menggambarkan bursa negara berkembang, merosot 0,5% sore ini.
Metrotvnews.com, Jakarta: Indeks harga saham gabungan (IHSG) sore ini terpantau tak berdaya. IHSG tercatat terperosok dalam nyaris mencapai 150 poin.IHSG terhempas ke level 5.000,81 setelah turun 140,10 poin. Perdagangan hari ini melibatkan jual beli 4,58 miliar saham dengan nilai Rp 6,49 triliun.
Hanya 41 saham yang menguat, berbanding 296 saham yang merosot. Sedangkan 52 lainnya tak bergerak.
Sepuluh sektor di bursa merah. Aneka industri memimpin penurunan yaitu minus 5,09%, diikuti sektor finansial yang turun 3,38%. Sedangkan sektor barang konsumer mencatat penurunan paling sedikit, yaitu 1,22%.
Di antara LQ45, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menderita penurunan paling besar yaitu 6,73%. Diikuti penurunan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar 5,71% ke Rp 6.600, dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) sebesar 5,65% dan ditutup di Rp 3.925 per saham.
Satu-satunya saham yang mencetak kenaikan di antara LQ45 adalah PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) sebesar 1,34% ke Rp 26.400 per saham.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo hari ini menjelaskan, IHSG tertekan oleh sentimen negatif politik dalam negeri, ditambah kondisi bursa kawasan yang juga sedang lesu. MSCI Emerging Markets Index, yang menggambarkan bursa negara berkembang, merosot 0,5% sore ini.
Editor: Sanny Cicilia
IHSG Kamis (2/10/2014) sore terperosok 140,10 poin atau setara 2,73 persen ke posisi 5.000,81. IHSG sempat menyentuh level tertingginya di perdagangan hari ini sebesar 5.107.
Selain itu, indeks LQ45 juga melemah 27,95 poin atau setara 3,2 persen ke posisi 842,86. Sedangkan Jakarta Islamic Index (JII) terpuruk 20,69 poin ke posisi 661.
Beberapa sektor terseret pelemahan IHSG sore ini, di mana sektor yang memimpin pelemahan terdalam yakni sektor manufaktur, perkebunan, konsumer, dan pertambangan.
Transaksi volume perdagangan sore ini terpantau sebanyak 3,9 miliar lembar saham dengan nilai sebesar Rp6,02 triliun. Sebanyak 45 saham melemah, 316 saham menguat, dan 56 saham stagnan.
Adapun pelemahan kali ini karena dipengaruhi asing yang membukukan nett sell selama tujuh hari berturut-turut. Serta mengikuti pelemahan bursa Asia dan regional yang melemah.
Faktor pelemahan selanjutnya datang dari ketidakstabilan politik yang diperparah oleh terpilihnya pimpinan-pimpinan DPR yang berasal dari partai yang beroposisi dengan pemerintah.
"Hal ini menimbulkan kekhawatiran partai pemerintah tidak akan kuat di DPR," tutur tim analis Samuel Sekuritas, seperti dikutip Metrotvnews.com.
AHL
Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan M. Chatib Basri meyakini penurunan tajam IHSG hingga 2,7% ke posisi 5.000 tidak berkaitan dengan eskalasi pertarungan politik di dalam negeri yang menempatkan oposisi 'menguasai' parlemen.
Menurutnya, IHSG jatuh lebih karena fenomena global, mengacu pada bursa saham di Asia Pasifik, Amerika, dan Eropa yang 'merah' pada saat yang sama.
"Logika kapitalisme itu adalah logika profit. Pasar itu bukan aktivis politik yang pro kepada salah satu kubu," ujarnya saat dihubungi, Kamis (2/10).
Kalaupun koreksi Indonesia yang paling dalam se-Asia Pasifik, ujar Chatib, itu lebih karena arus masuk portofolio asing yang deras selama Januari-Agustus.
Dalam catatan Bank Indonesia, capital inflow dalam delapan bulan pertama mencapai US$14,4 miliar.
"Indonesia seringkali yang terdalam karena dominasi asing di pasar finansial kita relatif besar," ujarnya.
Di pasar saham, investor asing menguasai 43% dari total volume perdagangan saham senilai Rp6,3 triliun pada 2 Oktober.
Sementara itu, kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah per 30 September mencapai Rp447,4 triliun atau 37,3% dari total outstanding.
Adapun untuk mengantisipasi risiko pembalikan modal (capital reversal) tahun depan, salah satunya karena kenaikan Fed funds rate, pemerintah merencanakan defisit anggaran yang lebih sempit pada 2015.
Langkah itu akan diikuti dengan pengurangan ketergantungan pada dana asing untuk membiayai defisit fiskal.
Defisit ditetapkan Rp245,9 triliun atau 2,21% terhadap PDB. Defisit ini menciut dari usulan pemerintah senilai Rp257,6 triliun atau 2,32% terhadap PDB.
Meskipun demikian, angka itu lebih besar dari defisit APBN Perubahan 2014 senilai Rp241,5 triliun atau 2,4% terhadap PDB.
Editor : Saeno
Komentar
Posting Komentar