ihsg per tgl 10 Oktober 2014 (fluktuasi ekstrim: ihsg 4500-5100, tunggu November 2014; MI TAMBAH INVESTAS1)
MO cek INVESTASI REKSA DANA gw yang berusia lebe dari 11 taon
... per midday of 10th October 2014:
Metrotvnews.com, Jakarta: Indeks harga saham gabungan (IHSG) pagi ini langsung dibuka merosot mengikuti pergerakan bursa regional dan Asia yang melemah.
IHSG Jumat (10/10/2014) ambles 58,51 poin atau setara 1,2 persen ke posisi 4.935. Sementara indeks LQ45 melemah 13,16 poin ke 831 dan JII turun 10,11 poin ke 652.
Transaksi volume perdagangan di lantai bursa pagi ini tercatat sebanyak 256 juta lembar saham dengan nilai sebesar Rp253,6 miliar. Sebanyak 19 saham menguat, 161 saham melemah, dan 38 saham stagnan.
Seluruh sektor juga terpantau melemah. Sehingga tak mampu menopang kinerja IHSG pagi hari ini. Sektor perkebunan dan pertambangan memimpin pelemahan pagi ini.
Saham-saham yang melemah pagi ini di antaranya yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melemah Rp500 ke Rp25.000, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun Rp300 ke Rp15.500, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ambrol Rp200 ke Rp12.800.
Sementara saham-saham yang menguat di antaranya yakni PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TIG) naik Rp75 ke Rp8.000, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menguat Rp50 ke Rp6.825, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik Rp25 ke Rp6.100.
AHL http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/10/10/303073/buum-ihsg-terjun-bebas-58-poin
Sumber : METROTVNEWS.COM
Jakarta – Pada awal sesi pertama perdagangan Jumat (10/10/2014) hingga pukul 9.30 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 37,738 poin (0,756%) ke posisi 4.956,141.
Semua indeks saham mendukung pelemahan IHSG. Antara lain, indeks saham-saham unggulan LQ45 yang anjlok 7,2 poin (0,86%) ke posisi 837,1; IDX30 turun 3,9 poin (0,91%) ke angka 428,032;
MBX turun 10,8 poin (0,75%) ke angka 1.417,3; DBX turun 5,4 poin (0,74%) ke angka 727,043; dan indeks saham-saham syariah yang tergabung dalam JII turun 6,7 poin (1,01%) ke posisi 656,111.
Sebanyak 28 saham menguat, 46 saham stagnan, dan 181 saham melemah. Total saham yang ditransaksikan mencapai 255 saham.
Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp557,9 miliar dan Rp100,07 miliar di pasar negosiasi.
Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp166,6 miliar dan Rp257,1 miliar sebagai penjualan. Alhasil, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net foreign sell) sebesar Rp90,5 miliar.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2143423/awal-sesi-i-ihsg-kalah-37-poin-ke-4956#.VDdMz1cbbFw
Sumber : INILAH.COM
Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah tajam 0,91% ke 4.948,28 pada perdagangan Jumat (10/10/2014).
JAKARTA kontan. Kondisi pasar modal yang fluktuatif
akibat faktor luarnegeri dan politik tak mengurangi minat sejumlah
manajer investasi (MI) menerbitkan produk reksadana baru. Malah, MI
ingin memanfaatkan minat investasi yang cukup tinggi di akhir tahun.
Maklum, ada harapan pemerintahan baru bakal membawa ekonomi Indonesia
lebih baik dan mengerek imbal hasil reksadana.
Direktur Trimegah Asset Management Like Kaawoan menegaskan, kondisi politik yang belum kondusif tak menjadi halangan bagi perusahaan untuk menerbitkan reksadana baru. Apalagi kemelut politik yang menekan pasar modal hanya bersifat sementara.
Like yakin, presiden terpilih Joko Widodo bersama jajaran kabinetnya akan membawa perubahan positif bagi Indonesia. “Keadaan politik saat ini tidak berdampak signifikan pada rencana peluncuran produk baru,” tutur Like.
Trimegah Asset Management berencana meluncurkan enam produk reksadana baru di sisa tahun ini. “Ada reksadana open-end, terproteksi dan penyertaan terbatas,” kata Presiden Direktur Trimegah Asset Management Denny Thaher baru-baru ini.
Manajer investasi lain, yakni Indo Premier Investment Management juga berencana menerbitkan satu produk exchange traded fund (ETF) Financials. Aset dasar ETF ini mayoritas bakal ditempatkan pada efek saham sektor keuangan.
Direktur Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti bilang, produk baru tersebut bakal terbit Oktober atau November nanti. “Kami masih menunggu izin efektif,” kata Diah.
Menurutnya, pemerintah baru bakal membangun banyak proyek infrastruktur yang membutuhkan dukungan sektor finansial. Alhasil, sektor finansial bakal semakin bertumbuh. Diah menargetkan imbal hasil produk ETF Financial sebesar 15% hingga 20% dalam setahun.
Jangka panjang
Sementara BNP Paribas Investment Partners lebih mempertimbangkan kebutuhan pasar dalam menerbitkan produk reksadana baru. Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma mengatakan, masih mengkaji rencana peluncuran produk baru. “Jika jadi diluncurkan, jenisnya akan tergantung dari minat dan kondisi pasar,” ujar Vivian tanpa mengurai detail rencana tersebut.
Sedangkan Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja mengaku belum berencana menerbitkan reksadana anyar akhir tahun ini. Panin ingin fokus meningkatkan kinerja produk yang kini sedang dikelola.
Analis Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai, prospek penerbitan reksadana baru pada kuartal IV tergantung pada jenis reksadananya. "Reksadana terproteksi akan lebih aman kinerjanya dibanding reksadana saham karena kondisi pasar modal saat ini," ujar Edbert.
Sebelum berinvestasi, Edbert menyarankan agar investor mempertimbangkan kondisi pasar modal yang masih sulit ditebak. Investor juga harus mencermati aset dasar dari produk reksadana. Sesuaikan dengan profil risiko serta horizon investasi. Investasi mungkin juga harus jangka panjang agar investor meraih imbal hasil optimal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga 26 September 2014 terdapat 835 produk reksadana aktif. Jumlah ini turun 0,81% dibanding sebulan sebelumnya (month on month/MoM) lantaran terdapat 11 produk reksadana terproteksi yang dibubarkan.
Direktur Trimegah Asset Management Like Kaawoan menegaskan, kondisi politik yang belum kondusif tak menjadi halangan bagi perusahaan untuk menerbitkan reksadana baru. Apalagi kemelut politik yang menekan pasar modal hanya bersifat sementara.
Like yakin, presiden terpilih Joko Widodo bersama jajaran kabinetnya akan membawa perubahan positif bagi Indonesia. “Keadaan politik saat ini tidak berdampak signifikan pada rencana peluncuran produk baru,” tutur Like.
Trimegah Asset Management berencana meluncurkan enam produk reksadana baru di sisa tahun ini. “Ada reksadana open-end, terproteksi dan penyertaan terbatas,” kata Presiden Direktur Trimegah Asset Management Denny Thaher baru-baru ini.
Manajer investasi lain, yakni Indo Premier Investment Management juga berencana menerbitkan satu produk exchange traded fund (ETF) Financials. Aset dasar ETF ini mayoritas bakal ditempatkan pada efek saham sektor keuangan.
Direktur Indo Premier Investment Management Diah Sofiyanti bilang, produk baru tersebut bakal terbit Oktober atau November nanti. “Kami masih menunggu izin efektif,” kata Diah.
Menurutnya, pemerintah baru bakal membangun banyak proyek infrastruktur yang membutuhkan dukungan sektor finansial. Alhasil, sektor finansial bakal semakin bertumbuh. Diah menargetkan imbal hasil produk ETF Financial sebesar 15% hingga 20% dalam setahun.
Jangka panjang
Sementara BNP Paribas Investment Partners lebih mempertimbangkan kebutuhan pasar dalam menerbitkan produk reksadana baru. Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma mengatakan, masih mengkaji rencana peluncuran produk baru. “Jika jadi diluncurkan, jenisnya akan tergantung dari minat dan kondisi pasar,” ujar Vivian tanpa mengurai detail rencana tersebut.
Sedangkan Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja mengaku belum berencana menerbitkan reksadana anyar akhir tahun ini. Panin ingin fokus meningkatkan kinerja produk yang kini sedang dikelola.
Analis Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai, prospek penerbitan reksadana baru pada kuartal IV tergantung pada jenis reksadananya. "Reksadana terproteksi akan lebih aman kinerjanya dibanding reksadana saham karena kondisi pasar modal saat ini," ujar Edbert.
Sebelum berinvestasi, Edbert menyarankan agar investor mempertimbangkan kondisi pasar modal yang masih sulit ditebak. Investor juga harus mencermati aset dasar dari produk reksadana. Sesuaikan dengan profil risiko serta horizon investasi. Investasi mungkin juga harus jangka panjang agar investor meraih imbal hasil optimal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga 26 September 2014 terdapat 835 produk reksadana aktif. Jumlah ini turun 0,81% dibanding sebulan sebelumnya (month on month/MoM) lantaran terdapat 11 produk reksadana terproteksi yang dibubarkan.
Editor: Sofyan Nur Hidayat
... per midday of 10th October 2014:
Metrotvnews.com, Jakarta: Indeks harga saham gabungan (IHSG) pagi ini langsung dibuka merosot mengikuti pergerakan bursa regional dan Asia yang melemah.
IHSG Jumat (10/10/2014) ambles 58,51 poin atau setara 1,2 persen ke posisi 4.935. Sementara indeks LQ45 melemah 13,16 poin ke 831 dan JII turun 10,11 poin ke 652.
Transaksi volume perdagangan di lantai bursa pagi ini tercatat sebanyak 256 juta lembar saham dengan nilai sebesar Rp253,6 miliar. Sebanyak 19 saham menguat, 161 saham melemah, dan 38 saham stagnan.
Seluruh sektor juga terpantau melemah. Sehingga tak mampu menopang kinerja IHSG pagi hari ini. Sektor perkebunan dan pertambangan memimpin pelemahan pagi ini.
Saham-saham yang melemah pagi ini di antaranya yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melemah Rp500 ke Rp25.000, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun Rp300 ke Rp15.500, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ambrol Rp200 ke Rp12.800.
Sementara saham-saham yang menguat di antaranya yakni PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TIG) naik Rp75 ke Rp8.000, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menguat Rp50 ke Rp6.825, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik Rp25 ke Rp6.100.
AHL http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/10/10/303073/buum-ihsg-terjun-bebas-58-poin
Sumber : METROTVNEWS.COM
Jakarta – Pada awal sesi pertama perdagangan Jumat (10/10/2014) hingga pukul 9.30 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 37,738 poin (0,756%) ke posisi 4.956,141.
Semua indeks saham mendukung pelemahan IHSG. Antara lain, indeks saham-saham unggulan LQ45 yang anjlok 7,2 poin (0,86%) ke posisi 837,1; IDX30 turun 3,9 poin (0,91%) ke angka 428,032;
MBX turun 10,8 poin (0,75%) ke angka 1.417,3; DBX turun 5,4 poin (0,74%) ke angka 727,043; dan indeks saham-saham syariah yang tergabung dalam JII turun 6,7 poin (1,01%) ke posisi 656,111.
Sebanyak 28 saham menguat, 46 saham stagnan, dan 181 saham melemah. Total saham yang ditransaksikan mencapai 255 saham.
Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp557,9 miliar dan Rp100,07 miliar di pasar negosiasi.
Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp166,6 miliar dan Rp257,1 miliar sebagai penjualan. Alhasil, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net foreign sell) sebesar Rp90,5 miliar.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2143423/awal-sesi-i-ihsg-kalah-37-poin-ke-4956#.VDdMz1cbbFw
Sumber : INILAH.COM
Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah tajam 0,91% ke 4.948,28 pada perdagangan Jumat (10/10/2014).
Selanjutnya,
indeks semakin tertekan 1,01% ke 4.943,31 pada pukul 09.07 WIB.
Pelemahan ini terjadi sejalan dengan penurunan bursa global dan
regional. Sebelumnya, indeks ditutup naik 0,71%.
Dari 502 saham yang diperdagangkan, sebanyak 3 saham menguat, 40 saham melemah, dan 459 saham stagnan.
Sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seluruhnya melemah dengan penurunan terbesar dialami sektor aneka industri 1,48%.
Indeks
Bisnis 27 juga dibuka anjlok 1,43% ke 426,03. Adapun nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS melemah 0,21% ke Rp12.211 per dolar AS.
Saham-saham yang melemah pagi ini:
-2,44%
| |
-1,86%
| |
-1,83%
| |
-1,18%
|
Saham-saham yang menguat pagi ini:
INDF
|
+0,74%
|
TBIG
|
+0,95%
|
EXCL
|
+0,4%
|
-
|
-
|
Sumber: Bloomberg
Editor : Nurbaiti
JAKARTA kontan. Pada perdagangan Kamis (9/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 35 poin (0,71%) ke level 4.993,88 mengikuti kenaikan sejumlah bursa regional lainnya menyikapi sentimen positif dari AS.
Saham-saham yang menjadi pendorong kenaikan bursa antara lain BBCA, ASII, BBRI, UNVR dan BMRI. Investor asing masih melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 85 miliar. Saham-saham yang banyak dijual di antaranya BBRI, TLKM, BMRI, dan UNTR.
Secara teknikal, indeks naik dan tutup diatas MA5-nya namun dengan gravestone doji candle dan volume yang masih dibawah VMA5-nya. Stochastic dan RSI flat sementara MACD negatif divergence.
"Hari ini (10/10), IHSG diperkirakan akan cenderung melemah di kisaran 4.960-5.050," jelas Bahana. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan yakni WIKA, APLN, PNLF,
DILD, dan BSDE.
Editor: Barratut Taqiyyah
JAKARTA kontan. Riset Mandiri Sekuritas yang
dirilis pagi ini (10/10) memprediksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
akan dipengaruhi oleh sentimen domestik dan global. Dari faktor global,
pasar saham AS berbalik melemah seiring tingginya kekhawatiran terhadap
perlambatan ekonomi Eropa. Koreksi dialami oleh indeks Dow Jones
Industrial Average sebesar 1,97% dan indeks S&P500 sebesar 2,07%.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh kekhawatiran pelambatan ekonomi global. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang sebesar 1,13% dan indeks Kospi Composite di Korea Selatan 0,75%.
Dari dalam negeri, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan III-2014 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan keterangan BI, hal itu tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang sebesar 11,25%, lebih rendah dari SBT triwulan sebelumnya sebesar 21,05% dan 13,35% pada triwulan III-2013.
"Pertumbuhan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran diikuti oleh sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Di triwulan IV-2014, kegiatan usaha diperkirakan akan tumbuh menguat kembali dengan SBT sebesar 26,28%," jelas Mandiri Sekuritas.
Di sisi lain, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan jika indeks harga saham gabungan (IHSG) diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat ditutup pada level 4.993 atau naik 0,71%. Indikator RSI masih di area konsolidasi.
Mandiri Sekuritas memprediksi, hari ini, indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas coba menguji resistance harian di 5.007. Indeks bergerak di kisaran support 4.985 dan resistance 5.007.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh kekhawatiran pelambatan ekonomi global. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang sebesar 1,13% dan indeks Kospi Composite di Korea Selatan 0,75%.
Dari dalam negeri, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan III-2014 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan keterangan BI, hal itu tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang sebesar 11,25%, lebih rendah dari SBT triwulan sebelumnya sebesar 21,05% dan 13,35% pada triwulan III-2013.
"Pertumbuhan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran diikuti oleh sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Di triwulan IV-2014, kegiatan usaha diperkirakan akan tumbuh menguat kembali dengan SBT sebesar 26,28%," jelas Mandiri Sekuritas.
Di sisi lain, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan jika indeks harga saham gabungan (IHSG) diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat ditutup pada level 4.993 atau naik 0,71%. Indikator RSI masih di area konsolidasi.
Mandiri Sekuritas memprediksi, hari ini, indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas coba menguji resistance harian di 5.007. Indeks bergerak di kisaran support 4.985 dan resistance 5.007.
Editor: Barratut Taqiyyah
NEW YORK. Bursa AS bergerak bak roller coaster beberapa hari terakhir.
Setelah anjlok 1,5% pada 7 Oktober dan reli hampir 1,8% pada 8 Oktober lalu, semalam (9/10), indeks S&P 500 ambles 2,1% pada pukul 16.00 waktu New York. Ini merupakan pembalikan arah terbesar dalam tiga tahun terakhir.
Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average terjatuh 2% menjadi 16.659,25. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, indeks Dow Jones mencatatkan kenaikan 0,5%.
Pasar saham anjlok pada transaksi tadi malam di tengah kecemasan mengenai prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi Eropa yang akan berdampak pada perekonomian AS. Apalagi the Federal Reserve juga memutuskan untuk mengakhiri program pembelian obligasi.
Jika dihitung, saat ini, posisi indeks S&P 500 4,1% berada di bawah level penutupan tertingginya di 2.011,36 yang dicapai pada 18 September lalu.
Seluruh sektor pada indeks S&P 500 merosot setidaknya 0,9%. Saham-saham energi, misalnya, tergerus 3,7% seiring kemerosotan harga minyak mentah ke dalam pasar bearish. Sektor industri dasar tergerus 2,5% meskipun harga emas menorehkan reli.
"Ada kecemasan bahwa suku bunga acuan global sangat rendah sehingga akan memicu terjadinya deflasi. Selain itu, pemulihan ekonomi AS saat ini kembali mengalami kemunduran," jelas Timothy Ghriskey, chief investment officer Solaris Asset Management LLC.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
Komentar
Posting Komentar