Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas
30 poin di tengah perdagangan yang sepi. Dana asing kembali keluar
lantai bursa nilainya sekitar Rp 600 miliar.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke posisi Rp 12.210 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.160 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG melemah 45,595 poin (0,91%) ke level 4.948,284 terkena sentimen negatif pelemahan bursa global tadi malam. Bursa Asia yang kompak melemah juga ikut menekan pergerakan IHSG.
Aksi jual saham langsung muncul sejak pembukaan perdagangan. Indeks sempat jatuh hingga ke titik terendahnya hari ini di level 4.933,385.
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG terpangkas 37,625 poin (0,75%) ke level 4.954,254 akibat aksi jual yang terjadi sejak pagi tadi. Saham-saham unggulan dan lapis dua jadi sasaran aksi jual.
Ekonomi Jerman yang melambat ditambah rencana The Federal Reserves menaikkan tingkat suku bunga menjadi sentimen negatif di pasar. Aksi jual tak henti-hentinya terjadi.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (10/10/2014), IHSG berkurang 30,919 poin (0,62%) ke level 4.962,960. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 5,720 poin (0,68%) ke level 838,676
Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Jumat (10/10/2014) tercatat melemah 30,92 poin atau 0,62% ke level 4.962,96.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.933,39 hingga 4.971,03.
Dari 502 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 78 saham menguat, 200 saham melemah, dan 224 saham stagnan.
Dari sembilan sektor yang ada, hanya satu yang menguat, sedangkan sisanya kompak melemah.
Sektor aneka industri yang anjlok 2,57% mencatatkan koreksi paling tajam, sedangkan sektor barang konsumsi menguat sendirian, yakni 0,32%.
Pada saat yang sama indeks Bisnis 27 juga melemah 0,79% atau 3,41 poin ke level 428,8.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,3% ke level Rp12.222/US$.
Saham-saham penekan indeks:
Saham-saham pendorong indeks:
Sumber: Bloomberg, 2014
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke posisi Rp 12.210 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.160 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG melemah 45,595 poin (0,91%) ke level 4.948,284 terkena sentimen negatif pelemahan bursa global tadi malam. Bursa Asia yang kompak melemah juga ikut menekan pergerakan IHSG.
Aksi jual saham langsung muncul sejak pembukaan perdagangan. Indeks sempat jatuh hingga ke titik terendahnya hari ini di level 4.933,385.
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG terpangkas 37,625 poin (0,75%) ke level 4.954,254 akibat aksi jual yang terjadi sejak pagi tadi. Saham-saham unggulan dan lapis dua jadi sasaran aksi jual.
Ekonomi Jerman yang melambat ditambah rencana The Federal Reserves menaikkan tingkat suku bunga menjadi sentimen negatif di pasar. Aksi jual tak henti-hentinya terjadi.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (10/10/2014), IHSG berkurang 30,919 poin (0,62%) ke level 4.962,960. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 5,720 poin (0,68%) ke level 838,676
Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Jumat (10/10/2014) tercatat melemah 30,92 poin atau 0,62% ke level 4.962,96.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.933,39 hingga 4.971,03.
Dari 502 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 78 saham menguat, 200 saham melemah, dan 224 saham stagnan.
Dari sembilan sektor yang ada, hanya satu yang menguat, sedangkan sisanya kompak melemah.
Sektor aneka industri yang anjlok 2,57% mencatatkan koreksi paling tajam, sedangkan sektor barang konsumsi menguat sendirian, yakni 0,32%.
Pada saat yang sama indeks Bisnis 27 juga melemah 0,79% atau 3,41 poin ke level 428,8.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,3% ke level Rp12.222/US$.
Saham-saham penekan indeks:
ASII | -2,97% |
BMRI | -1,57% |
BBRI | -0,98% |
TLKM | -0,54% |
BBCA | +0,98% |
GGRM | +1,79% |
TBIG | +4,73% |
UNVR | +0,33% |
Sumber: Bloomberg, 2014
Editor : Rustam Agus
Komentar
Posting Komentar