JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah di awal pekan, Senin (20/4). Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi 0,18% atau 9,841 poin ke level 5.400,803.
Tercatat 176 saham bergerak turun, 107 saham bergerak naik, dan 88 saham stagnan. Selama perdagangan awal pekan ini, melibatkan 12,7 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 21,6 triliun.
Secara sektoral, enam dari 10 indeks sektoral memerah. Sektor aneka industri paling dalam penurunannya yakni 2,94%, selanjutnya agricultureturun 1,12%, dan basic industry turun 0,88%.
Sementara, empat indeks sektoral menghijau diantaranya; consumer goodsnaik 0,88%, finance naik 0,43%, dan infrastructure naik 0,15%.
Saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers LQ45 antara lain; PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 4,27% ke Rp 2.465, PT vale Indonesia Tbk (INCO) turun 3,85% ke Rp 2.875, dan PT Astra International Tbk (ASII) turun 3,45% ke 15.463.
Sedangkan, saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers LQ45 antara lain; PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) naik 5,34% ke Rp 3.325, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 3,37% ke Rp 1.700, dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik 3,02% ke Rp 1.365.
Editor: Yudho Winarto
Bisnis.com, JAKARTA- Indeks harga saham gabungan pada perdagangan Selasa (21/4) diprediksi kembali melemah seiring masih belum adanya sentimen positif yang menghampiri.
Pada perdagangan hari ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali memerah. IHSG ditutup ke posisi 5.400,8, turun 0,18% dari hari sebelumnya.
Memerahnya IHSG berbarengan dengan memerahnya indeks negara lain di Asia Tenggara, kecuali FTSE BM Malaysia yang naik 0,15%.
Kemarin, juga transaksi tutup sendiri saham PT Golden Energy Mines Tbk. di pasar negosiasi terjadi dengan nilai total Rp14,72 triliun. Aksi tersebut mendongkrak total nilai beli bersih investor asing hingga Rp15,075 triliun.
Transaksi tutup sendiri (crossing) tersebut melibatkan volume saham sebanyak 39,4 juta di harga Rp3.735 per saham. Harga tersebut nyaris dua kali lipat dari penutupan saham Golden Energy Mines (GEMS) kemarin di posisi Rp1.860 per saham.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia memprediksi IHSG masih akan melemah pada perdagangan Selasa (21/4). Selain dari rilis data ekonomi yang tak mendukung, kekhawatiran atas laporan keuangan emiten kuartal I/2015 juga ikut memberikan sentimen negatif.
“Trennya masih melemah, saya lihat pasar ada kekhawatiran akan kinerja kuartal I emiten. Ada beberapa emiten yang laporan penjualannya sudah keluar, seperti volume penjualan mobil Astra (ASII) turun 20% yang membuat harga saham astra ikut turun,” kata Satrio kepada Bisnis, Senin (20/4).
Dia memprediksi, IHSG Selasa (21/4) berada pada kisaran support 5.350-5.375 dan resisten 5.435. Bila support 5.350 tidak bisa dicapai maka dimungkinkan IHSG bakal terkoreksi ke 5.200.
Terkait perdagangan hari ini, Satrio mengatakan aksi beli bersih asing memang didorong oleh crossing saham GEMS. Sebenarnya, di pasar reguler asing justru mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp310,3 miliar. “Memang di pasar nego tinggi, crossing saham GEMS,” katanya.
Belum lama ini, Group Sinarmas sebagai pemegang saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) merestui tukar guling saham PT Golden Energy Mines (GEMS) dengan perusahaan asal Singapura United Fiber System Limited (UFS) senilai S$1,88 miliar setara dengan Rp17,98 triliun.
Persetujuan transaksi tersebut dilakukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Transaksi tersebut merupakan satu kesatuan dengan menggunakan metode penukaran saham antara saham perseroan dalam GEMS dengan saham-saham baru UFS dengan nilai transaksi 1,88 miliar dolar Singapura setara dengan Rp17,98 triliun (kurs Rp9.568/S$)
Sebelumnya, Hermawan Tarjono, Direktur & Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Sentosa mengatakan tukar guling saham tersebut diharapkan dapat dilakukan sebelum April 2015.
Setelah tukar guling saham dilakukan, UFS segera menerbitkan saham baru bagi penempatan wajib untuk memenuhi ketentuan kepemilikan saham publik di UFS minimum 12%.
Ketika dikonfirmasi kembali, apakah crossing saham ini terkait dengan aksi tukar guling saham tersebut, Hermawan tidak menjawab panggilan telepon dan pesan singkat Bisnis. Gandhi Sulistyanto, Managing Director Sinar Mas Grup juga belum bisa memberikan komentar. “Saya sedang dalam rapat,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/4).
Komentar
Posting Komentar