JAKARTA ID-Perusahaan pengelola reksadana PT Panin Asset Management berharap adanya manuver ’window dressing’ di penghujung tahun 2015 sehingga berpengaruh pada kinerja perusahaan.
"Adanya window dressing di bulan Desember, di mana indeks bisa naik 5-6 persen maka akan berpengaruh pada kinerja reksadana juga," kata Kepala Operasional dan Pengembangan Bisnis Panin Asset Maangement Rudiyanto saat dihubungi Antara, di Jakarta, Rabu.
Window dressing yang bisa diartikan suatu kondisi di mana harga saham di bursa cenderung menguat jelang pergantian tahun, diharapkan oleh perusahaan manajer investasi tersebut dikarenakan sebagian besar dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) mereka adalah reksadana saham.
"Karena hampir 90 persen dana kelolaan kita ada di reksadana saham dan campuran, maka jika indeks naik 5 persen saja kita tidak membeli saham, kinerja kelolaan kita sudah naik Rp500 miliar," katanya.
Menurut Rudiyanto, selama 13 tahun terakhir sudah terjadi window dressing di bulan Desember yang beberapa di antaranya berlanjut ke Januari yang efeknya positif bagi IHSG.
Lebih lanjut, Rudiyanto menyatakan sejak 2001 window dressing tidak pernah gagal dan biasanya ’return’ yang diperoleh akan positif, namun dengan peningkatan yang bervariasi.
"Terkadang ’return’ yang diperoleh bisa mencapai 5-10 persen, namun ada yang 1-2 persen. Meski begitu, rata-rata kenaikannya 2-3 persen," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun Antara, untuk posisi dana kelolaan (AUM) Panin Asset Management sampai dengan Oktober 2015 telah mencapai Rp10,8 triliun dengan jumlah investor sebanyak 52.442. Raihan AUM tersebut di bawah targetnya yang berada di angka Rp14 triliun rupiah.
"Namun dari dana masuk dan keluar masih terbilang positif, karena market sedang turun maka secara nilai, aset juga turun dan AUM juga turun. Dengan ada window dressing akhir tahun, mudah-mudah awal tahun bisa lebih bagus, reboundnya cukup lumayan, tapi kita hanya berharap," ucapnya.(*/hrrb)
"Adanya window dressing di bulan Desember, di mana indeks bisa naik 5-6 persen maka akan berpengaruh pada kinerja reksadana juga," kata Kepala Operasional dan Pengembangan Bisnis Panin Asset Maangement Rudiyanto saat dihubungi Antara, di Jakarta, Rabu.
Window dressing yang bisa diartikan suatu kondisi di mana harga saham di bursa cenderung menguat jelang pergantian tahun, diharapkan oleh perusahaan manajer investasi tersebut dikarenakan sebagian besar dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) mereka adalah reksadana saham.
"Karena hampir 90 persen dana kelolaan kita ada di reksadana saham dan campuran, maka jika indeks naik 5 persen saja kita tidak membeli saham, kinerja kelolaan kita sudah naik Rp500 miliar," katanya.
Menurut Rudiyanto, selama 13 tahun terakhir sudah terjadi window dressing di bulan Desember yang beberapa di antaranya berlanjut ke Januari yang efeknya positif bagi IHSG.
Lebih lanjut, Rudiyanto menyatakan sejak 2001 window dressing tidak pernah gagal dan biasanya ’return’ yang diperoleh akan positif, namun dengan peningkatan yang bervariasi.
"Terkadang ’return’ yang diperoleh bisa mencapai 5-10 persen, namun ada yang 1-2 persen. Meski begitu, rata-rata kenaikannya 2-3 persen," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun Antara, untuk posisi dana kelolaan (AUM) Panin Asset Management sampai dengan Oktober 2015 telah mencapai Rp10,8 triliun dengan jumlah investor sebanyak 52.442. Raihan AUM tersebut di bawah targetnya yang berada di angka Rp14 triliun rupiah.
"Namun dari dana masuk dan keluar masih terbilang positif, karena market sedang turun maka secara nilai, aset juga turun dan AUM juga turun. Dengan ada window dressing akhir tahun, mudah-mudah awal tahun bisa lebih bagus, reboundnya cukup lumayan, tapi kita hanya berharap," ucapnya.(*/hrrb)
HONG KONG. Indeks acuan di emerging market tak bertenaga pada siang ini (5/11). Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 13.00 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Markets turun 0,2% menjadi 866,81.
Indeks acuan negara berkembang ini menuju penurunan pertama dalam empat hari terakhir.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia turun 0,4%. Adapun indeks Shanghai Composite berhasil melaju sebesar 3,1%.
Tujuh dari sepuluh sektor di indeks emerging melorot. Penurunan terbesar dialami sektor bahan baku dan barang konsumen.
Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa emerging antara lain: LG Chem Ltd yang turun 3% di Seoul dan Amorepacific Corp turun 3,1% di Seoul.
Sentimen yang menjadi faktor penggerus tenaga emerging market kali ini adalah spekulasi The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya sebelum akhir tahun ini.
Pimpinan The Fed, Janet Yellen, mengatakan kenaikan suku bunga pada Desember mendatang memungkinkan jika data ekonomi AS -terutama inflasi- akan terus naik ke depannya. Dia juga bilang, saat ini ekonomi AS berada pada tahapan siap untuk kenaikan suku bunga.
"Kenaikan suku bunga AS sudah pasti akan dilakukan, cuma permasalahannya adalah kapan? Selain itu, pasar China masih penuh dengan ketidakpastian dan volatil. Meski memasuki pasar bullish, tapi masih didominasi investor ritel dan digerakkan oleh sentimen," papar Ang Kok Heng, chief investment officer Phillip Capital Management Bhd.
http://investasi.kontan.co.id/news/pasar-saham-emerging-terkulai-ada-apa
Jakarta detik -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah cukup dalam menjelang pengumuman pertumbuhan ekonomi RI. Aksi jual sudah ramai sejak pembukaan perdagangan.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini melemah . Dolar AS berada di Rp 13.546 dibandingkan posisi pada perdagangan sore kemarin di Rp 13.530.
Pada perdagangan preopening, IHSG melemah 11,922 poin (0,26%) ke level 4.600,643. Sedangkan Indeks LQ45 turun 3,132 poin (0,39%) ke level 791,509.
Membuka perdagangan, Kamis (5/11/2015), IHSG berkurang 15,102 poin (0,33%) ke level 4.597,463. Indeks LQ45 mundur 4,034 poin (0,51%) ke level 790,607.
Saham-saham yang kemarin naik tinggi langsung dilepas investor. Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun terkena koreksi.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terpangkas 37,440 poin (0,81%) ke level 4.575,125. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 9,348 poin (1,18%) ke level 785,293.
Kemarin IHSG melesat tinggi bersama bursa-bursa Asia. Menguatnya saham-saham unggulan mendorong IHSG tumbuh 1,75%.
Wall Street melemah tipis pada perdagangan Rabu sejalan dengan aksi jual di saham-saham energi. Pernyataan Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen membuat investor berhati-hati.
Pasar saham Regional merespons pernyataan Yellen dengan mix. Pagi ini bursa Asia bergerak variatif.
Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini melemah . Dolar AS berada di Rp 13.546 dibandingkan posisi pada perdagangan sore kemarin di Rp 13.530.
Pada perdagangan preopening, IHSG melemah 11,922 poin (0,26%) ke level 4.600,643. Sedangkan Indeks LQ45 turun 3,132 poin (0,39%) ke level 791,509.
Membuka perdagangan, Kamis (5/11/2015), IHSG berkurang 15,102 poin (0,33%) ke level 4.597,463. Indeks LQ45 mundur 4,034 poin (0,51%) ke level 790,607.
Saham-saham yang kemarin naik tinggi langsung dilepas investor. Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun terkena koreksi.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terpangkas 37,440 poin (0,81%) ke level 4.575,125. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 9,348 poin (1,18%) ke level 785,293.
Kemarin IHSG melesat tinggi bersama bursa-bursa Asia. Menguatnya saham-saham unggulan mendorong IHSG tumbuh 1,75%.
Wall Street melemah tipis pada perdagangan Rabu sejalan dengan aksi jual di saham-saham energi. Pernyataan Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen membuat investor berhati-hati.
Pasar saham Regional merespons pernyataan Yellen dengan mix. Pagi ini bursa Asia bergerak variatif.
Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 naik 95,86 poin (0,51%) ke level 19.022,77.
- Indeks Hang Seng turun 28,26 poin (0,12%) ke level 23.025,31.
- Indeks Komposit Shanghai menguat 13,42 poin (0,39%) ke level 3.473,06.
- Indeks Straits Times melemah 18,68 poin (0,61%) ke level 3.021,80.
(ang/ang)
JAKARTA. Indo Premier Securities memprediksikan indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Kamis (5/11/2015) bergerak di kisaran 4.555 –4.660.
Tim Riset Indo Premier Securities mengatakan indeks berhasil ditutup di atas MA20 dan membentuk pola white marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation, stochastic netral dan MACD berpotensi bullish cross over.
“Target kenaikan indeks pada level 4.660. kemudian 4.710 dengan support 4.555 dan 4.495,’ tulis Indo Premier dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (5/11/2015).
Indo Premier Securities mengatakan saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini adalah:
SMGR (10.800)Rekomendasi: Spec BUY
Candle membentuk pola white opening marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation, stochastic netral dan MACD berpotensi bullish cross over. Target kenaikan harga pada level 10.975 kemudian 11.300 dengan support 10.250, cut loss jika break 9.850.
SILO (10.400)Rekomendasi: Spec BUY
Dengan volume tinggi di atas VMA5, candle berusaha rebound dari lower band meskipun belum mampu break resist EMA5. MACD masih negatif sementara stochastic oversold. Sebaiknya beli jika break resist 10.575 dengan target harga 11.850 kemudian 12.300. Support 10.000, cut loss jika break 9.400.
PPRO (173)Rekomendasi: Sell On Strength
Candle break resist 171 dengan volume diatas VMA5. MACD positif sedangkan stochastic netral. Dengan kondisi di atas upper band maka lebih baik profit taking dengan target harga 189 kemudian 200, sementara support 170.
http://market.bisnis.com/read/20151105/189/489111/indo-premier-target-kenaikan-ihsg-ke-level-4.660
Sumber : BISNIS.COM
TOKYO. Sebagian besar saham Asia menguat setelah komentar dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen yang mendorong dollar terhadap yen, memacu keuntungan di pasar Tokyo, Kamis (5/11)
Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,1 % ke level 134,92 pada pukul 09:09 pagi waktu Tokyo. Indeks Topix naik dengan 0,9 %.
Saham AS merosot pada hari Rabu dan greenback menguat setelah Yellen berbicara sebelum House Financial Services Committee, mengatakan peningkatan suku bunga pada bulan Desember siap untuk dilakukan jika laporan ekonomi AS terus meyakinkan para pembuat kebijakan.
Tengok saja ADP Research Institute melaporkan perusahaan AS menambah 182.000 pekerja untuk payroll bulan Oktober. Angka ini sekaligus menandakan pulihnya pasar tenaga kerjas AS.
Mengikuti pernyataan Yellen ini, Presiden Fed Bank of New York William Dudley mengatakan pada konferensi pers bahwa ia "benar-benar" setuju dengan Yellen. Desember merupakan waktu yang tepat untuk kenaikan tingkat suku bunga.
Investor juga menunggu untuk mendengar komentar dari Wakil Ketua Stanley Fischer. Pelaku pasar sekarang mengkalkulasi peluang 58 % bank sentral akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan Desember.
Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,3 %. Indeks Australia S & P / ASX 200 merosot 1,1 %. S & P Indeks NZX 50 Selandia Baru melemah 0,2 %, sedangkan Pasar di China dan Hong Kong belum memulai perdagangan.
http://investasi.kontan.co.id/news/bursa-asia-menguat-pasca-komentar-janet-yellen
Sumber : KONTAN.CO.ID
JAKARTA. Bursa Asia melemah setelah pidato Gubernur Bank sentral AS Janet Yellen menyatakan kenaikan suku bunga berpeluang dilakukan Desember 2015.
Indeks MSCI Asia Pasifik, kecuali Jepang, tergelincir 0,6% pada pk. 10:19 waktu Tokyo atau pk. 08.19 WIB, Kamis (5/11/2015).
Indeks Australia S & P/ASX 200 merosot 1,2%, indeks Kospi turun 0,6%, The S & P/ Indeks NZX 50 turun 0,3%, Taiex melemah 0,2%.
"Sentimen potensi kenaikan Fed Rate masih ada setelah komentar Yellen," kata Cameron Bagrie, Kepala Ekonom ANZ Bank seperti dikutip Bloomberg, Kamis (5/11/2015).
Pernyataan Yellen mendorong dolar ke level terkuat sejak 31 Agustus terhadap yen.
http://market.bisnis.com/read/20151105/7/489114/bursa-asia-5-november-tertekan-isi-pidato-yellen-indeks-msci-turun-06
Sumber : BISNIS.COM
JAKARTA. Sebagian besar emiten di Bursa Efek Indonesia telah merilis laporan keuangan kuartal III-2015. Benang merahnya, kinerja emiten melambat ketimbang setahun lalu.
Tersendatnya kinerja nyaris terjadi di seluruh sektor bisnis. Tapi di tengah situasi sulit ini, selalu ada satu-dua korporasi di setiap sektor tampil dengan kinerja dan prospek yang menjanjikan.
Di sektor konsumer misalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menunjukkan tajinya. Di saat kinerja para pesaingnya menyusut, ICBP mencatatkan pertumbuhan laba bersih 16% year on year (yoy) menjadi Rp 2,44 triliun pada kuartal III 2015.
Dari sektor finansial, Bank Tabungan Negara (BBTN) dan Bank Central Asia (BBCA) membukukan kinerja lebih baik ketimbang emiten sejenis yang lain.
Malique Sharlyta, Analis MNC Securities mengatakan, sektor yang layak dicermati usai rilis kinerja keuangan adalah sektor konsumer dan perbankan. Kedua sektor ini masih berpotensi tumbuh lebih baik di sisa tahun ini.
Adapun sektor lain seperti properti dan komoditas masih melambat tahun ini. Sedangkan sektor konstruksi dan infrastruktur sangat bergantung pada seberapa besar aliran dana belanja infrastruktur pemerintah pada tahun ini.
Sementara perbankan dan konsumer dianggap defensif sebagai investasi jangka panjang. Untuk trading jangka pendek pun, kedua sektor ini masih layak diperhitungkan.
Di sektor perbankan, Sharlyta merekomendasikan BBCA. Emiten ini tercatat sebagai bank dengan kinerja masih menanjak, di tengah pertumbuhan negatif laba industri bank secara umum.
Sampai akhir tahun Sharlyta memprediksi, sektor perbankan masih akan tumbuh melambat. "Tapi BBCA terlihat yang masih prospektif dan layak diperhatikan," ujar dia kepada KONTAN, kemarin.
Teguh Hartanto, Analis Bahana Securities dalam risetnya, Senin (2/11) mengatakan, 10 bank besar yang masuk coverage Bahana mencetak pertumbuhan laba bersih 0,7% (yoy) di kuartal III 2015.
Adapun BBCA mencatatkan pertumbuhan laba tertinggi. Di bank second liner, BPD Jawa Barat dan Banten (BJBR) lebih unggul. Rekomendasi Bahana atas sektor saham perbankan tahun ini masih neutral.
Tapi Bahana menyarankan buy ke sejumlah bank yang berkinerja baik seperti BBCA, BBRI, BBNI, BBTN dan BJBR. Di sektor konstruksi, Kepala Riset Buana Capital Suria Dharma memilih PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Pencapaian nilai kontrak ADHI disokong proyek light rail transit (LRT) yang telah diteken pemerintah. Sementara, analis tidak merekomendasikan sektor pertambangan. Saat ini, emiten pertambangan masih berjuang melawan anjloknya permintaan.
"Sehingga, sektor tambang masih belum menjadi rekomendasi," ungkap Analis Lautandhana Securindo, Krishna Dwi Setiawan.
Komentar
Posting Komentar