Langsung ke konten utama

6K @ ihsg 2016, tanda-tandanya S1H




analisis teknikal sederhana ala warteg saham gw: SMA 20d (tren jangka pendek), 50d (tren j. menengah), n 200d (tren j. panjang)... tampak saat ihsg menyentuh 5500an, tren IHSG melampaui SMA 20d, 50d, 200d saat berada @ 5438 ... sayang jarak tren jangka waktu tersebut TERLALU RENDAH, sehingga saat terjadi koreksi dalam turun k 4120, maka tren BEARISH amat mudah terjadi n bahkan semakin dalam ... uji pertama tren ihsg menuju k 6K wajib melewati 5438 (karna sangat mungkin tren ihsg akan berada di ATAS TREN SMA 20d, 50d, n 200d {bullish}, karna saat ini pun sudah terjadi)... ekspektasi secara teknikal jarak tren ihsg n tren SMA sewajarnya CUKUP TINGGI, sehingga kemungkinan KEMBALINYA TREN BEARISH maseh cukup rendah... jika jarak kedua tren 1000 poin, mungkin tren bullish bisa kuat menuju 5438, bahkan 5750, n akhirnya juga 6K... well, liat aza :)
COBA SIMAK OCEHAN @ BLOOMBERG: (kok ada kesamaan... ya :)  )

Southeast Asian stocks have been quick to shrug off the post-Brexit blues.
The Jakarta Composite Index entered a bull market as the gauge surged on the passing of a tax amnesty bill. Equities in the Philippines are at the highest in more than a year on optimism President-elect Rodrigo Duterte will speed infrastructure development. Thai stocks are up 18 percent from the year’s low and Singapore capped the biggest two-day rally since April.
Markets are regaining momentum after concerns about higher U.S. interest rates and slower global growth cut short a rally that sent the MSCI South East Asia Index to an eight-month high in April. Investors are optimistic the region is relatively protected from Europe and stands to benefit from a more dovish Federal Reserve. The MSCI gauge has recouped all its losses since Britain’s vote to leave the European Union, while global stocks are still down 4.5 percent.
 “Investors are running away from Europe and into areas where there is growth,” said Mixo Das, a strategist in Singapore at Nomura Holdings Inc. “Indonesia and the Philippines certainly fall into that category. Indonesia’s tax amnesty is definitely positive for the economy. In the Philippines, any increase in infrastructure investment by the new government is most welcome.”















Nomura now has a more favorable stance on Asean stocks versus Korean and Taiwanese equities, as they’re less dependent on demand from Europe and other developed nations, the Japanese brokerage said in a note on Monday.
The JCI rose 2 percent in Jakarta on Wednesday, as the new tax amnesty bill passed this week is forecast to lure more than $40 billion of undeclared money back to Indonesia. The benchmark gauge has climbed more than 20 percent from a low in late September, fitting the definition of a bull market.
The Philippines’ equity gauge surged 1.7 percent, to the highest since May 22, 2015. Thailand’s SET Index increased 0.6 percent, trading near the highest level in almost a year, while Singapore’s benchmark measure was up 1.3 percent, giving it a two-day gain of 2.3 percent.
“While Brexit is really bad for the U.K. and Europe, Asia is largely insulated,” Raymond Kong, who oversees $2.5 billion as a fund manager at One Asia Investment Partners in Singapore, said by phone. “I don’t think there’s a lot of companies from Asia with huge exposure to the U.K. We are looking to buy some Asian equities.”
CLSA Chief Equity Strategist Christopher Wood said he’s upgraded emerging markets to overweight from neutral in a research note on Monday, citing an increased negative outlook for European equities. Brexit provides an “excuse” for more monetary easing by the G7 central banks including, sooner or later, the Fed, he wrote.
The drop on Friday after Brexit created buying opportunities, said Jemmy Paul, investment director at PT Sucorinvest Asset Management in Jakarta. “In the medium term things are looking good for the emerging markets.”



JAKARTA – Tren bullish yang saat ini melanda indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga akhir tahun seiring masih banyaknya sentimen positif yang mampu menopang penguatan indeks, teruma masuknya dana asing dari program amnesti pajak (tax amnesty).
Pada perdagangan Senin (1/8), IHSG ditutup menguat 145,58 poin atau 2,79% ke level 5.361,57 di tengah rilis data inflasi yang direspons positif oleh pelaku pasar.

Posisi penutupan tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini dibandingkan akhir tahun lalu di level 4.593, namun masih di bawah rekor tertingginya sepanjang sejarah di posisi 5.523,29 yang dicapai pada 7 April 2015.

Investor asing kembali mencatat pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 1,83 triliun, dengan nilai transaksi Rp 10,25 triliun. Dengan demikian, dana asing yang masuk ke pasar saham sebesar Rp 26,7 triliun sepanjang tahun ini (year to date/ytd).

Sementara itu, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) sudah bertambah Rp 100,5 triliun sepanjang tahun ini dengan outstanding hingga 29 Juli 2016 sebesar Rp 659,03 triliun

Penguatan IHSG kemarin ditopang oleh 219 saham yang menghijau, sementara 127 saham melemah sehingga menahan laju penguatan indeks. Lima sektor saham yang mencatat penguatan tertinggi yakni infrastrutur (4,37%), barang konsumsi (3,33%), industri dasar (3,16%), aneka industri (3,16%), dan keuangan (2,66%).

Saham-saham yang menjadi pendorong lajunya kenaikan IHSG adalah TLKM, HMSP, BBCA, UNVR, ASII, dan BBRI. Sementara yang menjadi penahan adalah EMTK, TOWR, BSDE, EXCL, dan ISAT. (bersambung)

Baca selanjutnya di http://id.beritasatu.com/home/ihsg-naik-karena-dana-asing-masih-deras/147583
JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan tren bullish hingga akhir tahun karena ditopang sentimen positif dari internal, terutama perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja jilid kedua dan masuknya dana asing dari program amnesti pajak (tax amnesty).
IHSG diperkirakan menembus level 6.000 hingga akhir tahun. Pada perdagangan kemarin (28/7), IHSG melanjutkan penguatan dan ditutup naik 24,85 poin (0,47%) ke level 5.299,21.
Investor asing kembali mencatatkan beli bersih (net buy) sekitar Rp 543 miliar, sehingga net buy asing dalam setahun berjalan (year to date) sudah mencapai Rp 23,29 triliun.
Sementara itu, sepanjang tahun ini atau hingga 27 Juli 2016, dana asing yang masuk ke surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 100,4 triliun. Sebanyak 207 saham mengalami kenaikan dan 131 saham mengalami penurunan.
Sektor-sektor yang menjadi pendorong kenaikan IHSG yakni industri dasar naik 1,72%, pertambangan menguat 1,01%, properti naik 0,65%, dan barang konsumsi positif 0,85%.
Saham-saham yang menjadi pendorong lajunya kenaikan IHSG adalah HMSP, TLKM, UNVR, ASII, dan BBNI. Sedangkan sektor-sektor yang menjadi penekan indeks adalah keuangan yang melemah 0,29%. (th/jn)




JAKARTA. Aksi emiten k memenuhi aturan free float turut menggerakkan pasar modal, meski tidak terlalu signifikan. Sejatinya, sebulan yang lalu Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan batas akhir ketentuan minimum jumlah saham beredar atau free float sebesar 7,5%. Meski demikian, belum semua emiten bisa memenuhi ketentuan tersebut hingga batas akhir.
Dalam aturan free float, emiten wajib memenuhi free float minimal 50 juta saham dan minimal 7,5% dari jumlah saham. Diatur pula penyebaran jumlah saham minimal 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek pada Anggota Bursa.
Salah satu emiten yang telah melaksanakan aturan itu adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dengan menggelar stock split 1:25. Dengan mekanisme itu, jumlah saham HMSP yang beredar mencapai 116,31 miliar, dari sebelumnya 4,65 miliar saham. Usai stock split, transaksi saham HMSP mulai bergerak.
Selama April, volume transaksi HMSP sebanyak 24.53 juta senilai Rp 2,39 triliun dan frekuensi 50.409 kali selama 21 hari perdagangan. Tapi pada Mei menurun, di mana volume transaksi 14,74 juta dengan nilai Rp 1,42 triliun dan frekuensi 35.830 selama 20 hari hari perdagangan.
Kenaikan terjadi pada Juni, dengan volume 344,65 juta senilai Rp 2,04 triliun dan frekuensi 68.602 kali selama 21 hari perdagangan. Kemarin (25/7), volume transaksi HMSP tercatat 21,98 juta dengan nilai Rp 88,12 miliar dan frekuensi 3.124 kali.
PT Merck Indonesia Tbk (MERK) pun menambah free float melalui stock splitdengan rasio 1:20 di akhir tahun lalu untuk menambah saham dari semula 22,4 juta menjadi 448 juta saham. Tahun lalu, volume transaksi MERK 587,13 juta senilai
Rp 47,43 miliar dan frekuensi 932 kali selama 125 hari perdagangan. Secara rata-rata 52 minggu terakhir, volume transaksi MERK 8,99 juta, sementara kemarin tak ada transaksi MERK.

Emiten lain yang sudah menambah free float, seperti Asuransi Bintang (ASBI), Alakasa Industrindo (ALKA), Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) dan Bank CIMB Niaga (BNGA).
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities, menilai, jumlah minimum free float 7,5% masih kecil. Pasalnya, tak semua terserap investor, bisa saja banyak saham dikuasai investor institusi yang memiliki kecenderungan long term investment, sehingga tak berpengaruh banyak terhadap likuiditas.
Menurut dia, jumlah ideal free float saham adalah 20%. Harapannya setengah dari jumlah itu terserap investor ritel yang lebih aktif bertransaksi. Ini akan membuat transaksi saham lebih likuid. Dengan sentimen tax amnesty, emiten bisa memanfaatkannya untuk menambah free float.
Reza bilang, ada perbedaan antara emiten yang menambah free float. Jika free float dilakukan emiten berfundamental baik dan dikenal masyarakat, maka daya serapnya lebih baik. Tapi jika dilakukan emiten yang sahamnya tidur, tentu tidak membuat transaksi meningkat.
Muhammad Al Amin, analis Millenium Danatama Sekuritas, menilai, ketimbang emiten yang masuk indeks LQ45 seperti Astra International (ASII) dengan free float 49,89%, Bank Mandiri (BMRI) 39,98% dan Indofood Sukses Makmur (INDF) 49,9%, maka jumlah yang dilepas HMSP tidak terlalu besar.            


Bisnis.com, JAKARTA--Kalangan analis saham tak meragukan kemampuan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan menembus 5.500 hingga akhir tahun. Sebab, pada tahun lalu indeks pernah melewati level tersebut.

Analis Teknik PT Danareksa Lucky Bayu Purnomo menilai level IHSG tertinggi bakal ada di 5.500 hingga akhir tahun ini. IHSG sempat menembus level 5.523 yakni pada saat terpilihnya Presiden RI ke-7 yakni Joko Widodo menyambangi Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Angka 5.500 sudah pernah diuji oleh indeks. Karena angka tertinggi itu pernah dicapai sebelum Jokowi menaikkan harga bensin," ungkap Lucky, Kamis (21/7/2016).

Awalnya Danareksa memasang target IHSG di level 5.000 dan direvisi menjadi 5.321-5.500 sampai  akhir tahun. Dia tidak berani mamatok target 6.000 karena sentimen belum memadai. 

Lucky menilai ada beberapa hal  yang harus diperhatikan untuk menjaga angka IHSG tetap tinggi seperti nilai tukar rupiah, kebijakan moneter dan aktivitas ekspor impor.

Dari sisi fundamantal, katanya, pertumbuhan ekonomi semester I/2016 tercatat 4,92%. Menurutnya, pemerintah jangan terlalu cepat puas karena peningkatan PDB dari 4,71% pada kuartal I/2016 dibanding kuartal  II/2016, masih lebih rendah dibanding pemerintah  sebelumnya.

Selain itu, hal lain yang menguji laju IHSG adalah BI 7-day reserve repo rate dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Dia menuturkan kebijakan moneter sangat mempengaruhi IHSG dan kebijakan pengampunan dana repatriasi. Pada perdagangan hari ini, Kamis (21/7/2016), IHSG ditutup melemah 0,49% menjadi 5.216.



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI)kembali membukukan pencapaian positif dengan kembali mencatatkan rekor tertinggi kapitalisasi pasar sepanjang masa.
Pada perdagangan kemarin, kapitalisasi pasar BEI menembus Rp 5.639 triliun, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di level Rp13.100, maka kapitalisasi pasar BEI telah mencapai 430 miliar dolar AS.
Sebelumnya, rekor pencapaian kapitalisasi pasar tertinggi BEI terjadi pada 7 April 2015 dengan jumlah Rp 5.565,92 triliun.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, peningkatan nilai kapitalisasi pasar hingga melampaui rekor tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar emerging market terbesar di Asia Tenggara.
"Saat ini kapitalisasi pasar BEI telah melampaui bursa-bursa emerging market di negara Asia Tenggara lainnya seperti Bursa Malaysia (402 miliar dolar AS), Thailand (400 miliar dolar AS), serta Filipina (285 miliar dolar AS)," kata Tito, Jakarta, Kamis (21/7/2016).

Sepanjang tahun ini, kata Tito, kapitalisasi pasar BEI juga telah mengalami pertumbuhan sebesar 22,95 persen jika dibandingkan dengan posisi kapitalisasi pasar BEI di akhir tahun lalu sebesar 350 miliar dolar AS.
Persentase kenaikan tersebut adalah yang tertinggi jika dibandingkan dengan bursa-bursa utama dunia seperti Filipina (21,54 persen), Thailand (20,20 persen), Taiwan (10,47 persen).
Kemudian, Korea Selatan (7 persen), Malaysia (6,67 persen), Singapura (6,30 persen), Australia (5,74 persen), India (3,66 persen), Amerika Serikat (2,74 persen), Jepang (-1,54 persen), Hong Kong (-5,05 persen), Inggris Raya (-5,05 persen) dan Tiongkok (-11,39 persen).
Peningkatan kapitalisasi pasar BEI hingga menembus rekor juga sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat menembus level psikologisnya dengan ditutup meningkat 1,35 persen atau 69,99 poin ke posisi 5.242,823 poin dibanding penutupan sehari sebelumnya.
"Sepanjang tahun ini, laju IHSG telah menguat 14,15 persen jika dibandingkan dengan posisi IHSG di akhir 2015 di level 4.593,008 poin," ujar Tito.


JAKARTA. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus berlangsung hingga akhir sesi I, Rabu (20/7). Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,8% menjadi 5.214,22.
Ada 159 saham yang naik. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 107 saham dan 102 saham lainnya diam di tempat.
Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 4,538 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,168 triliun.
Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang memerah. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar antara lain: sektor barang konsumen naik 1,76%, sektor manufaktur naik 1,43%, dan sektor industri lain-lain naik 1,24%.
Saham-saham indeks LQ 45 dengan kenaikan terbesar di antaranya: PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 4,31% menjadi Rp 3.870, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 4,08% menjadi Rp 10.200, dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 2,99% menjadi Rp 276.
Adapun posisi top losers indeks LQ 45 dihuni oleh saham-saham: PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,39% menjadi Rp 15.975, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 1,32% menjadi Rp 7.450, dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 1,28% menjadi Rp 3.860.
Kenaikan IHSG tak terlepas dari aksi beli investor asing di sepanjang sesi I. Asal tahu saja, di seluruh market, nilai pembelian bersih (net buy) asing mencapai Rp 452,7 miliar. Sedangkan di pasar reguler, net buy asing sebesar Rp 173,3 miliar.
Bursa Asia masih tertekan
Sebaliknya, kondisi sejumlah indeks acuan di kawasan regional tampak tertekan. Data CNBC menunjukkan, di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,64%. Sementara indeks Kospi Korea Selatan turun 0,19% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,84%.
Adapun indeks Shanghai Composite bergerak flat di level 3.035,87. Sedangkan indeks ASX 200 Australia ditransaksikan naik 0,61%.
Bursa Asia tampak tertekan menyusul data beragam bursa AS semalam dan investor menanti laporan kinerja emiten kuartal II.


London detik - Perdana Menteri Inggris David Cameron akan resmi menggundurkan diri pada Rabu (13/7). Menteri Dalam Negeri, Theresa May akan diplotting untuk menduduki posisi yang ditinggalkan Cameron.

Dilansir Reuters, Senin (11/7/2016), David Cameron sebelumnya mengatakan akan resmi mundur pada bulan Oktober. Namun, hari ini, Cameron menyatakan bahwa dia akan menyerahkan surat pengunduran diri pada Ratu Elizabeth Rabu lusa.

Sebelumnya, ada dua sosok yang digadang-gadang akan menjadi pengganti David Cameron. Dua orang itu adalah, Menteri Dalam Negeri Theresa May dan Menteri Energi Andrea Leadsom.

Dua perempuan ini mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan terakhir di internal Partai Konservatif. May memperoleh 199 suara sementara Leadsom mengekor dengan 84 suara.

Namun, dengan pengunduran diri David Cameron yang dipercepat, maka Theresa May akan menjadi Perdana Menteri Inggris pada Rabu (13/7) malam. Theresa akan langsung menggantikan Cameron yang akan menyerahkan surat pengunduran dirinya setelah sidang parlemen.

Dengan demikian, maka Theresa May akan menjadi Perdana Menteri perempuan kedua di Inggris. Perdana Menteri perempuan pertama di Inggris adalah Margaret Thatcher.

Siang tadi, David Cameron di kantornya menyatakan akan mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris pada hari Rabu. Pengunduran diri Cameron menyusul keputusan rakyat Inggris untuk keluar dari Uni Eropa.

Sesaat setelah hasil referendum yang dikenal dengan sebutan 'Brexit' memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa, Cameron langsung mengumumkan akan mengundurkan diri secara resmi pada bulan Oktober. Namun secara mengagetkan siang ini Cameron mengumumkan mempercepat proses pengunduran dirinya.

Besok, Selasa (12/11) akan menjadi hari terakhir bagi Cameron untuk memimpin sidang kabinet. Dan pada hari berikutnya, dia akan mengikuti sidang parlemen.

"Setelah itu saya akan pergi ke sana (Istana Buckingham) dan menyerahkan surat pengunduran diri saya," kata Cameron di kantornya di Downing Street.

"Jadi, kita akan mempunyai perdana menteri yang baru di gedung ini (menunjuk kantornya) pada Rabu malam," ujar Cameron.


(Hbb/Hbb)

Theresa May has said she is "honoured and humbled" to have been chosen as the new leader of the Conservative Party and UK prime minister.
Speaking outside Parliament, the PM-in-waiting pledged to build a "better Britain" and make Brexit a "success".
David Cameron is to tender his resignation to the Queen on Wednesday.
It comes after Mrs May's only rival to succeed Mr Cameron as Conservative leader, Andrea Leadsom, pulled out of the contest earlier on Monday.
Mrs May paid tribute to Mrs Leadsom for her "dignity" and praised Mr Cameron's "leadership" of the party and country.
Mr Cameron, PM since 2010, decided to quit after the UK's Brexit vote.
In a brief statement outside No 10, Mr Cameron said Mrs Leadsom had made "absolutely the right decision" to stand aside and that he was "delighted" Mrs May, the home secretary, was to succeed him.
He said a "prolonged period of transition" was not necessary, and added: "So tomorrow I will chair my last cabinet meeting. On Wednesday I will attend the House of Commons for Prime Minister's Questions.
"After that I expect to go the Palace and offer my resignation."













The prime minister praised Mrs May as "strong" and "competent" and he said she was "more than able to provide the leadership" the UK needs in the coming years.
"She will have my full support," he added.
It comes after another day of dramatic developments in the political world, when Mrs Leadsom pulled out of the two-way leadership contest, leaving Mrs May - the front runner - as the only candidate to take over leading the party and become PM.

What happens next?











Image copyrightPA

  • The 1922 committee of Conservative MPs, which is overseeing the leadership contest, has declared Mrs May the new party leader "with immediate effect".
  • David Cameron says he will do Prime Minister's Questions on Wednesday and then head to Buckingham Palace and officially tender his resignation to the Queen and recommend she sends for Theresa May as his replacement
  • Mrs May will then go to Buckingham Palace to see the Queen and receive her invitation to form a government
  • Theresa May should then be in place as UK prime minister by Wednesday evening - it is not yet clear when the Cameron family will move out of No 10

Mrs Leadsom said she did not have sufficient support among Conservative MPs to lead "a strong and stable government", and gave her backing to the home secretary to succeed Mr Cameron.
BBC chief political correspondent Vicki Young said events were "moving very rapidly". 








Media captioShe said Mrs May had begun the day launching her leadership campaign to take to the party membership - and within the space of several hours found out she would be prime minister by WednesdaMrs May would now have to decide the make-up of her new cabinet, she said.Mr Cameron announced his intention to resign as prime minister on 24 June, after finding himself on the losing side of the EU referendum, with the UK voting by 52% to 48% in favour of leaving.
JAKARTA. Pasca libur panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki tenaga yang terbilang besar untuk melompat. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.15 WIB, indeks mencatatkan kenaikan sebesar 1,81% menjadi 5.060,22.
Setidaknya, ada 168 saham yang melaju. Sedangkan jumlah saham yang turun hanya sebanyak 33 saham dan 50 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 637,399 juta saham dengan nilai transaksi Rp 1,191 triliun.
Sementara itu, tak ada satu pun sektor yang memerah. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor infrastruktur naik 3,13%, sektor barang konsumen naik 1,9%, dan sektor keuangan naik 1,69%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top gainers pagi ini di antaranya: PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) 5,06% menjadi Rp 20.750, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 5,16% menjadi Rp 71.775, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 4,95% menjadi Rp 1.590.
Sedangkan tiga penghuni top losers teratas indeks LQ 45 pagi ini yaitu: PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 1,74% menjadi Rp 1.130, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 1,21% menjadi Rp 14.275, dan PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) turun 0,73% menjadi Rp 1.365.
Selain itu, asing masih terus mengoleksi saham-saham Indonesia. Mengutip data RTI, investor asing mencatatkan net buy di seluruh market dengan nilai Rp 292,1 miliar pagi ini (09.24 WIB). Demikian pula halnya di pasar reguler di mana nilai net buy asing sebesar Rp 292,1 miliar.
Asia sumringah
Mayoritas indeks acuan Asia dibuka melaju pada transaksi Senin (11/7).
Pada pukul 08.00 WIB, indeks Nikkei 225 Stock Average reli 2,6%. Sedangkan indeks Topix menorehkan reli 2,4%. Kenaikan juga terjadi pada indeks Kospi Korea Selatan sebesar 0,88%.
Selain itu, indeks ASX 200 Australia melesat 1,39%. Kenaikan terkerek oleh laju sektor finansial sebesar 1,7%. Hal ini tak mengherankan melihat saham-saham perbankan Australia melaju kencang. Salah satunya, saham ANZ yang naik 2,6%.
"Para trader bullish yang menguasai market saat ini, baik itu di pasar saham, emas, maupun surat utang AS. Sepertinya tidak ada yang melakukan aksi jual, atau setidaknya para buyer membeli dalam jumlah besar," papar Chris Weston, chief market strategist IG Ltd.
Kenaikan bursa Asia terjadi pasca dirilisnya data tenaga kerja AS yang cukup kuat pada akhir pekan lalu. Asal tahu saja, data tenaga kerja AS non pertanian menunjukkan bahwa terdapat 287.000 penambahan lapangan kerja pada Juni.


Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, segera tembusnya IHSG ke level 5.000 merupakan awal dari potensi rally penguatan indeks selanjutnya. Hal itu juga didukung oleh kinerja IHSG yang secara teknikal memberikan sinyal tersebut.

“Penguatan IHSG bakal ditopang oleh beberapa faktor. Salah satunya, Undang-Undang Pengampunan Pajak. Pelaku pasar merespons positif UU tersebut. Hal itu tampak dari pergerakan indeks dalam satu-dua hari terakhir menjelang libur panjang bursa masa Lebaran. Ini juga disertai dengan kinerja IHSG dengan garis support5.000,” kata dia di Jakarta, Jumat (1/7).

Lebih lanjut Lucky mengatakan, level 5.000 menjadi area psikologis baru yang mendorong kinerja indeks ke tren positif ke depan. Apalagi, pasar saham domestik tidak terlalu tertekan akibat sentimen Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit). Harga minyak mentah dunia juga kembali ke level US$ 50 per barel.

Ia memperkirakan, saham sektor infrastruktur, properti, pertambangan, dan barang konsumsi tetap akan menjadi pilihan investor. Saham-saham sektor ini memiliki returndi atas rata-rata IHSG sejak Januari 2016.

Sementara itu, analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai harga saham emiten sektor perbankan dan properti akan tumbuh paling tinggi. Sektor konstruksi dan infrastruktur juga diperkirakan bakal tumbuh cukup tinggi.

“Adapun IHSG sampai akhir tahun ini diperkirakan dapat mencapai level 5.200, bahkan bisa di atas 5.200, apabilatax amnesty dapat terealisasi tahun ini,” imbuhnya.

Net Buy Melejit
Setelah rapat paripurna DPR RI menyepakati RUU Pengampunan Pajak dan APBNP 2016 menjadi undang-undang, Selasa (28/6), dana asing terus masuk dan mencatatkan net buy (pembelian bersih) saham di Bursa Efek Indonesia.

Dalam empat hari perdagangan terakhir, net buy mencapai sekitar Rp 4,83 triliun, sehingga akumulasi pembelian bersih dari awal Januari lalu hingga Jumat (1/7) melejit menjadi Rp 14 triliun.

Sementara itu, tahun 2015, asing membukukan net sell (penjualan bersih) sekitar Rp 22,58 triliun. (ian/jm/gor)





Bisnis.com, JAKARTA - Menguatnya prediksi Inggris tetap di Uni Eropa (British remain/Bremain) dibandingkan dengan keluar (British exit/Brexit), diproyeksi membuat Indeks harga saham gabungan melanjutkan tren penguatan menuju level 5.200.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai dimulainya referendum Inggris memunculkan sentimen positif di lantai bursa global. Keputusan referendum diprediksi membuat IHSG melanjutkan tren penguatan ke level 5.100-5.200.
"Sampai sore kemarin, Dow Jones naik tinggi banget lebih dari 1%, minyak juga naik 0,5%. Prediksinya Inggris masih tetap di Uni Eropa," katanya, Kamis (23/6/2016).
Pada perdagangan Kamis (23/6/2016), IHSG ditutup terkoreksi 0,46% sebesar 22,54 poin ke level 4.874,3. Sepanjang tahun berjalan, IHSG masih mencatatkan tren penguatan 6,12%.
Investor asing membukukan aksi beli bersih senilai Rp236,4 miliar dengan pembelian Rp1,78 triliun. Catatan itu membuat perolehan net buy sejak awal tahun menebal menjadi Rp7,49 triliun.
Satrio menilai, prediksi Inggris tetap berada di dalam UE diperkuat lantaran kondisi ekonomi negeri itu juga tidak terlalu baik. Inggris diperkirakan tidak memiliki pilihan selain tetap berada di Uni Eropa.
Meski tidak berdampak langsung terhadap ekonomi Indonesia, dampak paling nyata diperkirakan akan terkena pada perusahaan-perusahaan global. Tentu saja, bila perusahaan global terkena dampaknya, IHSG juga bakal turut terseret.
Proyeksi Bremain yang lebih kuat diperkirakan akan menyeret naik IHSG. Sejak awal pekan ini, IHSG telah memasuki tren kenaikan hingga berpotensi mencapai level 5.100-5.200. Namun, pekan lalu investor asing khawatir sentimen Brexit berpengaruh terhadap lantai bursa, sehingga mereka melepas portofolio.
Pelepasan portofolio oleh investor asing pekan lalu, membuat IHSG kembali meninggalkan level psikologis 4.900. Tetapi, sejak Selasa lalu, investor asing kembali berbelanja setelah adanya proyeksi Inggris tetap berada di Uni Eropa.
Perdagangan hari ini, IHSG diproyeksi akan ditutup di atas 4.900 untuk mengembalikan tren kenaikan. Support IHSG berada di level 4.850 dan resistance 4.940, bila berhasil ditembus, akan melanjutkan hingga 5.000.
Sementara, nilai tukar rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran Brexit. Namun, mata uang negara-negara emerging market telah menguat dan diperkirakan akan berada di level Rp13.200 per dolar AS hingga Rp13.500 per dolar AS.
Terpisah, Senior Market & Technical Analyst PT KDB Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien, menilai bila Brexit terjadi, tentu akan berdampak negatif terhadap IHSG. Sektor komoditas dan pound sterling diperkirakan akan terpukul lebih dulu.
Pelemahan pound sterling akan menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tentu saja, pelemahan rupiah bakal membuat IHSG terseret ke zona merah.
"Saya perkirakan Inggris akan tetap di Uni Eropa. Kalau melihat tidak terjadi Brexit, seharusnya IHSG akan berbalik ke up trend," tuturnya.

Dari pergerakan dalam dua hari terakhir, IHSG cenderung melemah hingga level terbawah 4.850. Bila Inggris tetap berada di Uni Eropa, IHSG diperkirakan menguat ke level 4.900 dengan range 4.850-4890.

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seminggu lalu terus bergerak di zona merah. Bahkan, laju IHSG terhitung sejak awal bulan Mei terus melemah. Hantaman dari internal maupun eksternal memaksa IHSG terus tertekan dalam satu minggu terakhir. IHSG baru sedikit menghijau di hari Kebangkitan Nasional, Jumat kemarin, 20 Mei 2016.
Grafik: Laju IHSG Sejak 2 Mei 2016
Sumber: Bareksa.com
Sejak awal Mei 2016, IHSG sudah jatuh hampir 100 poin dari level 4.808 di tanggal 2 Mei menjadi 4.711 pada sesi penutupan perdagangan, Jumat kemarin.
Bareksa mencoba melakukan survei kepada 10 analis pasar modal untuk mencoba meraba apakah tekanan terhadap IHSG ini akan terus berlanjut? Jika iya, sampai kapan tren itu akan terjadi dan bagaimana kondisinya sampai akhir tahun?
Secara umum, tidak ada analis yang mengatakan turunnya IHSG ini dikarenakan satu penyebab tunggal. Yang memukul pergerakan IHSG ke bawah adalah gabungan dari berbagai sentimen negatif, sementara itu tidak ada sentimen positif yang muncul ke permukaan. Mayoritas analis melihat tekanan terberat pada IHSG datang dari eksternal, yakni rencana kenaikan kembali suku bunga The Federal Reserve.
Analis Samuel Sekuritas, M. Alfatih, mengatakan sentimen dari dalam dan luar negeri, bercampur baur menarik turun IHSG. Dalam jangka pendek hingga menengah, yang menjadi faktor penekan utama adalah rencana The Fed itu. Namun, dalam jangka panjang arah pergerakan indeks akan sangat dipengaruhi oleh kinerja perekonomian dalam negeri. PDB Indonesia yang berada di bawah perkiraan, saat ini membuat pelaku pasar was-was. Selain itu, negatifnya performa saham perbankan juga ikut menahan laju IHSG.
Prospek perbankan yang dipersepsikan negatif--antara lain karena net interest margin (NIM)--dipangkas pemerintah, membuat sektor yang paling berpengaruh kepada IHSG ini terus memerah. Alfatih mengingatkan, bobot empat saham perbankan besar seperti BBRI, BMRI, BBCA dan BBNI, sudah mencapai 16 persen dari IHSG. "Jadi, kalau perbankan jelek dampaknya ke IHSG sangat besar."
Direktur EMCO Asset Management, Hans Kwee, berpandangan penurunan IHSG dipicu serangkaian peristiwa sejak April 2016. Tekanan mulai terjadi sejak muncul data perekonomian China yang jelek. Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu ternyata berada di bawah perkiraan. Ini lalu memicu anggapan bahwa perekonomian global juga akan melambat. Sementara itu, data perekonomian AS terus menunjukkan gejala membaik. Angka pengangguran berkurang dan inflasi membaik. "AS optimistis, sehingga bulan Juni mereka bisa menaikkan suku bunga," kata Hans.
Adapun analis Mega Capital Indonesia, Fadhillah Qudsi, mengungkapkan situasi ini membuat dolar AS lantas menguat. Investor asing yang mengalokasikan dananya di Indonesia, memutuskan 'pulang' kembali ke Uncle Sam.
Namun demikian, selain faktor eksternal, seluruh analis mengamini pendapat Alfatih dari Samuel Sekuritas: yang signifikan menekan IHSG adalah faktor-faktor dari dalam negeri, seperti PDB yang tidak sesuai harapan dan juga buruknya berbagai laporan keuangan perusahaan pada kuartal I 2016.
Analisis menarik diungkapkan Head of Research Universal Broker, Satrio Hutomo. Ia melihat IHSG memang selalu anjlok menjelang puasa. "Yang jelas, memang sudah menjadi kebiasaan asing itu berjualan menjelang puasa. Para pemodal asing dalam beberapa tahun terakhir selalu melakukan profit taking sebelum bulan puasa."
Buntutnya, IHSG terkoreksi. Aksi ambil untung ini akan terus berlangsung hingga satu minggu sebelum Ramadhan dimulai. "Satu minggu sebelum puasa dimulai, barulah mereka menentukan apakan akan diteruskan atau mau bullish lagi. Gejala ini sudah berlangsung 3-5 tahun," kata Satrio.
Lain Satrio, lain lagi Kiswoyo Adi Joe. Analis dari Investa Saran Mandiri ini berargumen penyebabnya bukan cuma puasa. IHSG juga terjungkal karena kena tackle ajang sepakbola empat tahunan, UEFA EURO 2016. "Biasanya kalau ada event sepakbola besar, investor akan keluar dari market dan mengalihkan uangnya ke event besar tersebut."
Menurutnya, hal ini sudah berlangsung lama dan selalu saja terjadi baik di ajang EURO ataupun Piala Dunia. "Nanti ketika sudah mendekati final baru mereka akan kembali lagi ke pasar modal."
Perkiraan IHSG pada akhir 2016
Kepada 10 analis tersebut, Bareksa juga mengajukan pertanyaan berapa perkiraan nilai IHSG pada akhir tahun 2016. Rangkumannya adalah sebagaimana ditunjukkan pada grafik di bawah.
Grafik: Prediksi Analis untuk IHSG pada Akhir 2016
Sumber: Bareksa.com
Semua analis ternyata masih optimistis laju IHSG akan menembus level 5.000 di akhir tahun nanti. Walaupun demikian, rata-rata menambahkan bahwa prediksi ini bisa berubah atau ditinjau kembali di akhir semester pertama 2016. 
Fadhillah menerangkan secara historis memang cenderung ada tren pelemahan di bursa saham pada periode Mei-Oktober. Dia merekomendasikan, jika indeks sampai terjerembab di bawah 4.650, sebaiknya investor keluar dulu karena market akan lebih volatile.
Hans Kwee mengakui memang agak berat bagi IHSG untuk menembus level 5.000. Namun, ia melihat ada beberapa sentimen positif yang bisa mengerek IHSG naik. Salah satunya adalah, jika dalam 2-3 minggu ke depan RUU Tax Amnesty jadi disahkan DPR. Dengan demikian, dalam 3-6 bulan setelah itu dana yang selama ini parkir di luar negeri diharapkan akan mulai masuk ke Indonesia. Hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Sentimen positif lain yang ditunggu investor adalah kemungkinan S&P menaikkan peringkat Indonesia ke tingkat 'investment grade'.

"Saya pikir dalam hitungan minggu, pasar bisa saja berbalik arah," katanya. (kd)


JAKARTA ID- Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini sedang memasuki periode ‘gelombang pasang’. Dalam tren bullish itu, indeks diprediksi menyentuh level 5.400 sampai akhir tahun dengan pertumbuhan laba bersih per saham (earning per share/EPS) sebesar 9% setelah tahun lalu minus 13%.

April-Juni akan menjadi periode krusial yang bakal menentukan arah pergerakan IHSG hingga akhir 2016. Investor bakal mencermati sejumlah data penting ekonomi makro di dalam negeri, seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2016 yang akan diumumkan bulan depan.

Para investor di lantai bursa juga tengah menyoroti pertumbuhan kredit perbankan, review peringkat investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P), serta rencana pemberlakuan Undang-Undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty).

Menurut Chief Investment Officer PT CIMB-Principal Asset Management Cholis Baidowi, pola IHSG pada 2009 yang pulih setelah tertekan pada 2008 bisa terjadi tahun ini. Ada dua katalis utama yang mengangkat laju IHSG, yakni kebijakan pemerintah yang sudah sesuai dan kejelasantax amnesty,” kata dia di Jakarta, Kamis (21/5).

Berdasarkan data BEI, sejalan dengan penguatan IHSG sebesar 26,49 poin (0,54%) ke level 4.903,09 pada perdagangan kemarin, indeks saham sektoral secarayear to date (ytd) sudah seluruhnya menghijau. Sektor pertambangan mengalami pertumbuhan tertinggi (22,05%), diikuti industri aneka (19,27%), manufaktur (12,94%), dan konsumer (12,19%).

Di sisi lain, pada jajaran indeks saham konstituen, penguatan tertinggi dicapai Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 13,13%, lebih tinggi dari penguatan rata-rata 45 saham paling likuid di bursa (LQ45) sebesar 7,39% (ytd). Indeks saham Investor33 juga menguat lebih tajam (8,81%) dari LQ45. (ian/az/gor)

Baca selanjutnya di
http://id.beritasatu.com/marketandcorporatenews/penguatan-ihsg-675-tertinggi-di-dunia/143222

ID: Betapa pun besar pengaruh teknikal terhadap harga saham, faktor fundamental tetap lebih dominan. Harga saham di bursa efek selalu mencerminkan kinerja emiten dan laju pertumbuhan ekonomi. Ketika laba emiten menanjak, laju pertumbuhan ekonomi membaik, harga saham ikut terangkat. Begitu pula sebaliknya.

Setelah pada tahun 2015 merosot 12,3%, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini diperkirakan bakal terangkat di atas 15%. Pada empat bulan pertama 2016, IHSG naik 5,4% seiring dengan membaiknya kinerja emiten. Tahun ini, laba emiten diperkirakan naik 15% sejalan dengan membaiknya laju pertumbuhan ekonomi.

Hubungan antara pertumbuhan laba dan pergerakan harga saham bisa terlihat pada data historis. Pada tahun 2009 dan 2010, laba emiten naik 48,8% dan 51,4%. Mengikuti kinerja fundamental emiten, IHSG selama dua tahun itu melesat 86,9% dan 46,1%. Indeks kembali terangkat 3,2% tahun 2011 sejalan dengan kenaikan laba emiten 27,9%. Pada tahun 2014, indeks terangkat 22,3%, seiring dengan kenaikan laba perusahaan publik yang pada tahun itu rata-rata sebesar 10,8%. Sedang pada tahun 2015, ketika laba emiten anjlok 18%, indeks terhempas 12,3%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat melaju kencang selama tiga tahun berturutturut, 2010-2012. Setelah merosot 4,6% tahun 2009, ekonomi Indonesia bertumbuh 6,1% tahun 2010 dan mencapai puncaknya 6,5% tahun 2011. Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi turun ke 6,2%, mulai melemah seiring dengan menurunnya ekspor komoditas. Setelah masa keemasan ekspor komoditas berakhir, laju pertumbuhan ekonomi pun melemah.

Pada tahun 2013, 2014, dan 2015, ekonomi Indonesia hanya bertumbuh 5,8%, 5,02%, dan 4,8%. Selain faktor kinerja emiten cukup bagus, melambungnya harga saham selama 2009 hingga 2012 disebabkan juga oleh capital inflow yang cukup besar. Kebijakan quantitative easing di AS mendorong dolar mencari lahan investasi menguntungkan dan pasar modal Indonesia menjadi incaran utama. Selama 2009-2014, asing mencatat net buying signifikan. Pada tahun 2011 dan 2014, net buying asing mencapai Rp 24,3 triliun dan Rp 43,2 triliun.

Jika dua faktor utama pendongkrak indeks adalah laba emiten dan capital inflow, bagaimana ke depan? Hingga tahun 2019, indeks diperkirakan naik signifikan. Karena selama periode itu, emiten akan terus membukukan kenaikan laba dan laju pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat.

Dari pergerakan investasi portofolio global, Indonesia akan tetap menjadi magnet. Dana investasi portofolio global akan menyasar negara yang memberikan return tinggi. Percepatan belanja modal, stimulus ekonomi, perbaikan iklim investasi, kebijakan repatriasi aset, dan restrukturusasi ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah akan mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi.

Kondisi ini akan menarik dana investasi asing dan pengusaha Indonesia yang selama ini berada di luar negeri. Jikacapital inflow mengalir, investasi langsung meningkat, investasi por tofolio naik, ekonomi akan melaju lebih kencang, laba emiten bertumbuh signifikan, dan harga saham akan melesat.

Pekan lalu, pemerintah menggulirkan paket stimulus ekonomi ke-12. Beda dengan sebelas paket sebelumnya, paket stimulus ini berisikan regulasi baru untuk memangkas berbagai hambatan bisnis. Pemerintah menargetkan peringkat kemudahan berbisnis (ease of doing business --EODB) melejit 69 tingkat dari peringkat 109 ke peringkat 40. Paket ini juga memberikan porsi besar terhadap para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Peringkat kemudahan berbisnis para pelaku UMKM diharapkan membaik.

Sesuai Nawa Cita, ekonomi Indonesia harus memberikan kemudahan terhadap UMKM mengingat jumlahnya yang mencapai 55 juta atau 99,99% dari total pelaku usaha. Kontribusi mereka terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya sekitar 54,5%. Dengan paket stimulus, UMKM harus bisa menggeser porsi konglomerasi terhadap PDB yang saat ini mencapai 45,5% meski jumlah mereka cuma 0,01%.

Menurut Global Competitiveºness Report yang dirilis World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia berada di peringkat 37 dari 140 negara pada 2015- 2016, turun dari urutan 34 pada 2014-2015. Indonesia bahkan tertinggal jauh dari negara-negara tetangga, seperti Singapura (ke-2), Malaysia (ke-18), dan Thailand (ke-32). Pemerintah ingin memperbaiki peringkat kemudahan investasi lewat serangkaian paket stimulus.

Keseriusan pemerintah menggerakkan investasi juga terlihat dari pembahasan RUU Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak yang kini sudah mulai dilakukan oleh DPR RI. Potensi dana orang Indonesia yang bisa masuk ke Indonesia di atas Rp 11.400 triliun, sedikit lebih tinggi dari PDB Indonesia. Bank Indonesai (BI) memperkirakan, dengan tax amnesty,dana yang bakal segera masuk sekitar Rp 560 triliun dan Rp 272 triliun akan masuk pasar keuangan, yakni bank, ekuitas, reksa dana, dan obligasi korporasi.

Direksi BEI optimistis, pasar saham dan reksa dana Indonesia mampu menampung masuknya repatriasi aset ke Indonesia hingga Rp 2.600 triliun. Dana-dana itu bisa ditempatkan di saham, terutama reksa dana. Yang penting bagi pemilik dana adalah keamanan dana, kepastian hukum, dan return yang memadai. Reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang di-lock up atau tidak diperdagangkan selama tiga hingga lima tahun adalah solusi yang bisa ditawarkan.

Dalam pada itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BI terus menyempurnakan regulasi untuk menekan penurunan suku bunga kredit. BI rate sudah diturunkan ke 6,75%. Bank sentral juga menetapkan bunga reverse repo tujuh hari sebagai pengganti suku bunga acuan. Dengan bunga reverse repo tujuh hari yang lebih rendah dari BI rate, kalangan bankir akan menekan turun bunga kredit, apalagi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menetapkan suku bunga lebih rendah.

Dana investasi langsung atau foreign direct investmet (FDI) sudah mengalir cukup besar ke Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, pada kuartal I-2016, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 96,1 triliun, naik 17,1% dibanding periode sama 2015. Sedangkan total investasi, baik PMA maupun PMDN periode yang sama mencapai Rp 146,5 triliun, meningkat 17,6% dari periode sama 2015.

Tiongkok masuk lima besar negara asal investasi, dengan realisasi investasi US$ 500 juta, naik 400% dibandingkan kuartal I-2015. Investasi dari negeri Tirai Bambu itu terbanyak dialirkan ke sektor pertambangan dan semen. Peringkat pertama PMA masih diduduki Singapura dengan investasi US$ 2,9 miliar, Jepang di urutan kedua senilai US$ 1,6 miliar, ketiga Hong Kong US$ 0,5 miliar, dan peringkat keempat Belanda dengan investasi US$ 300 juta.

Aliran dana asing yang masuk pasar modal, saham dan obligasi, terus meningkat. Meski pada pekan terakhir April 2016 terjadi net selling, dalam empat bulan pertama 2016, net buying sebesar Rp 4,4 triliun. Selama periode yang sama, IHSG naik 5,4%. Membaiknya kondisi ekonomi Indonesia akan meningkatkan investasi portofolio asing di Indonesia tahun ini dan beberapa tahun ke depan.

Kenaikan laba emiten tahun ini akan menjadi daya tarik utama terdongkraknya harga saham. Tahun ini, ekonomi akan bertumbuh sekitar 5,2-5,4%, sedang laba emiten akan naik 15% lebih. Kenaikan laba emiten akan menekan turun price to earning ratio (PER) emiten di BEI yang pekan lalu rata-rata 11,7 kali.



Dalam kondisi seperti ini, IHSG pada akhir tahun 2016 bakal menembus 5.500. Meski diprediksi turun jelang dan sesudah Lebaran, IHSG akan kembali menanjak usai Agustus 2016. (*)  

JAKARTA kontan. Sepanjang tahun lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengalami koreksi 12%. Salah satu penyebabnya adalah kinerja emiten yang kurang bagus akibat sentimen perekonomian global dan domestik yang tertekan.
Namun, pada tahun ini, pergerakan IHSG diprediksi akan menorehkan cerita berbeda. Perbaikan ekonomi sudah terasa sejak awal tahun ini di mana inflasi dan nilai tukar rupiah terbilang stabil.
Teguh Hidayat, Direktur Avere Investama mengatakan, IHSG pada tahun ini tidak akan lebih lemah dari level sekarang 4.800. Sebab tahun lalu, indeks sudah menyentuh bottom line. Bahkan tren peningkatan sudah terlihat sejak bulan Februari dan Maret di mana indeks berhasil break out dari konsolidasi di level 4.500.
"Kalau sekarang memang tergantung kinerja kuartal I 2016, kalau memang hasilnya bagus pasar akan merespon positif. Level 4.800 itu akan jebol dan tembus ke 4.900 dan seterusnya, tapi kalau kinerja tidak terlalu bagus mungkin indeks tetap disitu sampai akhir tahun tidak akan turun," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (20/4).
Dirinya mengatakan yang membuat indeks masih belum beranjak dari level 4.800 dalam beberapa waktu belakangan ini adalah sentimen terhadap sektor perbankan, yang diwarnai isu pembatasan net intereset margin (NIM) dan BI Rate yang akan diubah. Selain itu, realisasi kebijakan pemerintah soal pajak juga belum terlihat.
"Pembangunan infrastruktur masih terhambat dari cerita pajak yang belum memenuhi target. Pemerintah kan butuh duit, dan itu dari pajak. Sedangkan pendapatan dari pajak sendiri belum maksimal," lanjutnya.


Bollinger Band : sering menjadi batas psikologis n teknikal tren harga, termasuk IHSG dll. Batas tren harga ATAS menjadi BATAS RESISTEN bwat tren NAEK. Batas BAWAH menjadi BATAS SUPPORT bwat tren TURUN. 
Selaen itu, gw mencatat rekaman historis jarak BATAS ATAS n BAWAH. Ada yang jelas-jelas LEBAR, n yang jelas-jelas SEMPIT. Nah, biasanya tren LEBAR terjadi pasca SEMPIT. Sebaliknya juga terjadi. Nah antara jarak yang jelas-jelas LEBAR n SEMPIT ada yang tidak begitu jelas lebar atawa sempit. Yang tidak jelas ini bisa saja mengandung TREN NAEK juga dalam periode yang lebe pendek. 
Nah, setelah gw mengamati pola tren BB, maka gw berekspektasi tren JARAK LEBAR BB akan terjadi JUGA, akhirnya. 
Waktunya: ga tau, tapi dari perbandingan dengan periode Juli (atawa Juni) 2015 s/d Okt (atawa Nov) 2015, maka JARAK SEMPIT BB itu bisa dipake sebagai perkiraan DURASI (lama waktu) dari Maret 2016 s/d Juli 2016. Namun secara musiman: PUASA n LEBARAN akan memicu n memacu KENAEKAN TREN IHSG juga. Well, mungkin aza TETAP NAEK tapi dengan JARAK SEMPIT seperti tampak pada grafik anak panah IJO. 
Well, liat aza :)


Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (7/4/2016).
Analis Senior HD Capital Yuganur Wijanarko menilai aksi pembelian pelaku pasar terjadi seiring optimisme akan perbaikan kinerja keuangan emiten dan pertumbuhan ekonomi kedepan.
Hal itu juga menahan gempuran aksi jual yang dilakukan investor yang dinilai tidak tahan terhadap volatilitas regional dan fluktuasi harga minyak.
"Rekomen akumulasi beli di beberapa pilihan big cap maupun lapis dua berikut ini untuk kontinuasi kenaikan di IHSG menuju level psikologis 5.000," tambahnya.
IHSG hari ini diperkirakan bergerak pada rentang support: 4.800-4.750-4.685-4.575 dan resistance:4.925-5.050-5.150.
Adapun sejumlah saham yang menjadi rekomendasi hari ini a.l: 
1. Bank BNI (BBNI) (BUY) (Trading target: Rp.5.375)
Secara teknikal pattern perbaikan short dan medium term trend di emitten perbankan BUMN ini membuatnya menarik untuk di akumulasi melihat kinerja expektasi earnings kedepan di 2016 dengan skenario kenaikan berikutnya menuju resistance psikologis di Rp.5.375
Entry (1) Rp.5.225, Entry (2) Rp.5.175, Cut loss point: Rp.5.075

2. Bukit Asam (PTBA) (Trading target Rp.6.850)
Harga komoditas yang mulai bottoming di low 10 tahun terakhir dan valuasi sektor yang cukup murah setelah tertekan sekian lama membuat saham mining ini menarik untuk di akumulasi jangka medium term, rekomen akumulasi untuk potensi kenaikan berikutnya.
Entry (1) Rp.6.525, Entry (2) Rp.6.475, Cut loss point: Rp.6.375 

3. Pakuwon (PWON) (Trading target Rp.525)
Secara teknikal perbaikan short dan medium term trend emitten property ini dapat digunakan sebagai akumulasi untuk kontinuasi kenaikan short dan medium term berikutnya ke Rp.525
Entry (1) Rp.495, Entry (2) Rp.485, Cut loss point: Rp.475

4. Perusahaan Property (PPRO) (BUY) (Trading Target Rp.245)
Pattern perbaikan momentum dalam short dan medium term emitten konstruksi BUM ini dapat digunakan sebagai trading opportunity mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya diatas resistance psikologis Rp.245
Entry (1) Rp.225, Entry (2) Rp.215, cut loss point: Rp.205

Bisnis.com, JAKARTA- HD Capital memperkirakan indeks harga saham gabungan siap untuk menembus level 5.000 kembali.
“Optimisi untuk breakout diatas 4.900:,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam riset sepekannya.
Walaupun sempat didera aksi jual akibat volatilitas jangka pendek regional, ujarnya, diyakini IHSG masih akan breakout di atas level resisten psikologis 4.900.
“Menuju level psikologis selanjutnya di 5.000,” kata Yuganur.
Dikemukakan  Faktor domestik positif untuk menunjang IHSG menembus ke atas 4.900.
Diantaranya prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 yang dapat naik diatas level 5%, dan BI Rate dibawah 7%.
Di samping itu SEA Games 2016 yang akan berlangsung di Jakarta., akan berdampak pada geliat ekonomi terutama sektor infrastruktur.”


JAKARTA kontan. Pelaku pasar berancang-ancang menikmati bonanza di bursa saham. Berdasar wawancara KONTAN terhadap sejumlah analis pasar modal, penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,75%, mengembuskan angin segar ke banyak sektor saham.
Yang paling girang adalah sektor yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga, seperti properti. Terutama emiten yang banyak berekspansi di properti residensial menengah ke bawah dengan skema kredit pemilikan rumah.
Memang, dampak penurunan bunga acuan tak terasa dalam waktu dekat. Seperti biasa, emiten perbankan perlu waktu menyesuaikan kredit. "Kemungkinan dampaknya akan terasa dalam satu hingga dua bulan ke depan," kata Christian Saortua, Analis Minna Padi Investama kepada KONTAN, Jumat (18/3).
Sektor konsumer juga akan mendapat berkah. Dengan suku bunga semakin landai, daya beli masyarakat akan meningkat. "Selain itu penurunan BI rate bisa memberi ruang sektor riil menambah ekspansi," cetus Christian.
Di sektor ini ia memprediksi saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan menguat. Victoria Venny, Analis MNC Securities, mengatakan, selain sektor properti, pembiayaan yang lebih murah juga akan mendorong bangkitnya sektor otomotif.
Dengan bunga kredit lebih murah, volume penjualan kendaraan bermotor juga bisa terkerek. PT Astra Internasional Tbk (ASII) adalah emiten otomotif yang mendapat berkah penurunan BI rate.
Parningotan Julio, Kepala Riset Millenium Danatama Sekuritas, menilai, dampak penurunan BI rate bakal terasa untuk emiten di seluruh lini. "Tetapi yang diuntungkan secara langsung adalah emiten yang banyak bergantung dengan fasilitas pembiayaan, seperti sektor otomotif dan properti," terangnya.
Sektor konstruksi dan infrastruktur yang getol berekspansi tahun ini juga akan lebih mudah mendapat aliran pendanaan murah dari perbankan. Nah, saat ini menjadi momentum tepat bagi pemerintah, BI dan perbankan menurunkan suku bunga. "Nilai tukar rupiah masih stabil dan perekonomian mulai membaik," ujarnya Parningotan.
Apalagi The Fed memperlambat kenaikan suku bunga tahun ini. Menurut Christian, kinerja saham perbankan justru akan meriang dalam jangka pendek. Penurunan BI rate dinilai akan menggerus net interest margin (NIM) bank. "Sementara, sektor bank akan lebih banyak terkena dampak negatif," ujarnya.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, tak sependapat. Menurut dia, bank-bank besar dapat menyesuaikan diri dengan penurunan suku bunga, karena ada pertumbuhan kredit.
Menurut dia, animo masyarakat di sektor properti dan konsumer akan meningkat. Ia menyukai saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
William mengatakan, peningkatan daya beli masyarakat diharapkan mampu mendorong saham-saham sektor konsumer, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan juga sektor farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Sedangkan Revita Dhiah, Analis Binaartha Parama Sekuritas, merekomendasikan saham properti, seperti PWON, BSDE, LPKR, dan CTRA. 









JAKARTA ID – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini berpeluang rally ke posisi 4.900 sebelum tembus level psikologis 5.000 pada pertengahan tahun atau menjelang akhir tahun. Penguatan indeks akan ditopang sejumlah sentimen positif dari dalam dan luar negeri.

Dari dalam negeri, sentimen positif pekan ini antara lain datang dari rilis kinerja keuangan emiten dan percepatan penyerapan (disbursement) APBN yang akan membuat konsumsi domestik meningkat.

Sentimen positif lainnya berasal dari rezim suku bunga rendah yang mulai diterapkan Bank Indonesia (BI) sejalan dengan terjaganya inflasi dan nilai tukar rupiah serta terkendalinya neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan.

Dari luar negeri, sentimen positif di antaranya berembus dari kebijakan suku bunga rendah yang diisyaratkan Bank Sentral AS, The Fed. Sikap Dovish The Fed seiring penerapan suku bunga negatif dan pelonggaran kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BoJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB) tak hanya menenangkan pasar, tapi juga memicu kian derasnya aliran modal masuk (capital inflow) ke Indonesia.

Kecuali itu, harga minyak mentah yang stabil dengan kecenderungan naik bakal meredam volatilitas di pasar finansial global.

“Fluktuasi harga minyak perlu tetap dicermati. Selama harga tidak turun signifikan secara berturut- turut, pasar cenderung memandangnya sebagai hal positif,” kata ekonom dan analis PT Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pada penutupan perdagangan Jumat (18/3), IHSG berakhir stagnan di level 4.885,70 dibanding hari sebelumnya. Namun, sepanjang pekan lalu, indeks menguat 1,49%. Sedangkan selama tahun berjalan (year to date/ytd), IHSG menanjak 6,37%. (az/gor)

Baca selanjutnya di


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk