JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukaan hari ini tercatat hanya naik tipis 8,079 poin atau 0,151% ke level 5.369. Penguatan bursa saham Tanah Air terjadi saat beberapa bursa saham Asia masih berada di bawah tekanan.
Sementara, IHSG pada perdagangan awal pekan kemarin ditutup bertambah 145,58 poin atau 2,79% ke level 5.361,58 di tengah melemahnya pasar saham China. Pelemahan pasar saham China terjadi di tengah sikap para pelaku pasar yang masih mencerna data PMI Manufaktur yang melemah.
Dilansir Reuters, Selasa (2/8/2016) pasar saham Asia meluncur lebih rendah pada awal perdagangan hari kedua bulan Agustus, saat Wall Street berakhir lebih rendah tertekan kejatuhan harga minyak. Tercatat saham Australia kehilangan 0,1% lebih rendah, sedangkan indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2%.
Pelemahan juga terjadi pada Nikkei Jepang yang menyusut 0,65% atau setara dengan 107,79 poin ke level 16.527,98 mengiringi kejatuhan indeks Shanghai 0,28 poin ke level 2.953,10. Di seberang selat Korea, indeks Kospi juga tertekan dengan penurunan sebesar 0,36% atau 7,23 poin menjadi 2.022,38.
Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp100 miliar dengan 1,02 juta saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing Rp23,4 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp339,2 miliar dan aksi beli sebesar Rp362,6 miliar. Tercatat 154 saham menguat, 82 saham melemah dan 78 saham stagnan.
Adapun saham-saham yang menguat di antaranya PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) naik Rp1.950 menjadi Rp41.850, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melonjak Rp975 menjadi Rp69.100 dan PT Polaris Investama Tbk (PLAS) bertambah Rp25 menjadi Rp1.475.
Sedangkan saham-saham yang melemah di antaranya PT Waran Seri I Asuransi Mitra Maparya Tbk. (ASMI-W) menyusut Rp70 menjadi Rp2.100, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) turun Rp45 menjadi Rp1.590 serta PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) berkurang Rp35 menjadi Rp1.680.
Sementara, IHSG pada perdagangan awal pekan kemarin ditutup bertambah 145,58 poin atau 2,79% ke level 5.361,58 di tengah melemahnya pasar saham China. Pelemahan pasar saham China terjadi di tengah sikap para pelaku pasar yang masih mencerna data PMI Manufaktur yang melemah.
Dilansir Reuters, Selasa (2/8/2016) pasar saham Asia meluncur lebih rendah pada awal perdagangan hari kedua bulan Agustus, saat Wall Street berakhir lebih rendah tertekan kejatuhan harga minyak. Tercatat saham Australia kehilangan 0,1% lebih rendah, sedangkan indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2%.
Pelemahan juga terjadi pada Nikkei Jepang yang menyusut 0,65% atau setara dengan 107,79 poin ke level 16.527,98 mengiringi kejatuhan indeks Shanghai 0,28 poin ke level 2.953,10. Di seberang selat Korea, indeks Kospi juga tertekan dengan penurunan sebesar 0,36% atau 7,23 poin menjadi 2.022,38.
Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp100 miliar dengan 1,02 juta saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing Rp23,4 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp339,2 miliar dan aksi beli sebesar Rp362,6 miliar. Tercatat 154 saham menguat, 82 saham melemah dan 78 saham stagnan.
Adapun saham-saham yang menguat di antaranya PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) naik Rp1.950 menjadi Rp41.850, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melonjak Rp975 menjadi Rp69.100 dan PT Polaris Investama Tbk (PLAS) bertambah Rp25 menjadi Rp1.475.
Sedangkan saham-saham yang melemah di antaranya PT Waran Seri I Asuransi Mitra Maparya Tbk. (ASMI-W) menyusut Rp70 menjadi Rp2.100, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) turun Rp45 menjadi Rp1.590 serta PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) berkurang Rp35 menjadi Rp1.680.
(akr)
Komentar
Posting Komentar