Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempertahankan momentum penguatan sejak pembukaan, sehingga mampu melesat 3% saat penutupan. Aksi beli ramai terjadi atas saham-saham unggulan.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG menguat 35,527 poin (0,84%) ke level 4.243,326 setelah pekan lalu turun tipis. Investor menanti pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal paket kebijakan ekonomi jilid III pekan ini.
Spekulasi akan paket kebijakan itu mendorong aksi beli di lantai bursa. Seluruh indeks sektoral berhasil kompak menguat.
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG melesat 113,343 poin (2,69%) ke level 4.321,142. Investor asing mulai berburu saham-saham yang sudah murah
Saham-saham unggulan langsung melaju kencang didorong aksi beli investor domestik, terbukti dengan Indeks LQ45 yang naik sempat hampir 4%.
Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (5/10/2015), IHSG ditutup melonjak 135,902 poin (3,23%) ke level 4.343,701. Sementara Indeks LQ45 melompat 32,386 poin (4,62%) ke level 733,702.
Dana asing kembali masuk lantai bursa. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih Rp 390,843 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 295.852 kali dengan volume 5,591 miliar lembar saham senilai Rp 5,484 triliun. Sebanyak 214 saham naik, 72 turun, dan 89 saham stagnan.
Bursa-bursa Asia menutup perdagangan dengan kompak menguat. Sedangkan pasar saham China hari ini masih libur menyambut hari kemerdekaan.
Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Blue Bird (BIRD) turun Rp 375 ke Rp 6.150, Plaza Indonesia (PLIN) turun Rp 315 ke Rp 2.835, Multi Prima (LPIN) turun Rp 200 ke Rp 6.275, dan Pembangunan Jaya (PJAA) turun Rp 105 ke Rp 2.050.
(ang/dnl)
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG menguat 35,527 poin (0,84%) ke level 4.243,326 setelah pekan lalu turun tipis. Investor menanti pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal paket kebijakan ekonomi jilid III pekan ini.
Spekulasi akan paket kebijakan itu mendorong aksi beli di lantai bursa. Seluruh indeks sektoral berhasil kompak menguat.
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG melesat 113,343 poin (2,69%) ke level 4.321,142. Investor asing mulai berburu saham-saham yang sudah murah
Saham-saham unggulan langsung melaju kencang didorong aksi beli investor domestik, terbukti dengan Indeks LQ45 yang naik sempat hampir 4%.
Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (5/10/2015), IHSG ditutup melonjak 135,902 poin (3,23%) ke level 4.343,701. Sementara Indeks LQ45 melompat 32,386 poin (4,62%) ke level 733,702.
Dana asing kembali masuk lantai bursa. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih Rp 390,843 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 295.852 kali dengan volume 5,591 miliar lembar saham senilai Rp 5,484 triliun. Sebanyak 214 saham naik, 72 turun, dan 89 saham stagnan.
Bursa-bursa Asia menutup perdagangan dengan kompak menguat. Sedangkan pasar saham China hari ini masih libur menyambut hari kemerdekaan.
Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:
- Indeks Nikkei 225 melonjak 280,36 poin (1,58%) ke level 18.005,49.
- Indeks Hang Seng melesat 348,41 poin (1,62%) ke level 21.854,50.
- Indeks Straits Times menanjak 49,35 poin (1,77%) ke level 2.842,50.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Blue Bird (BIRD) turun Rp 375 ke Rp 6.150, Plaza Indonesia (PLIN) turun Rp 315 ke Rp 2.835, Multi Prima (LPIN) turun Rp 200 ke Rp 6.275, dan Pembangunan Jaya (PJAA) turun Rp 105 ke Rp 2.050.
Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Senin pekan ini. Hal itu dipicu oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan bursa saham Asia.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (5/10/2015), IHSG naik 135,90 poin (3,23 persen) ke level 4.343,70. Indeks saham LQ45 menguat 4,62 persen ke level 733,70. Seluruh indeks saham acuan menghijau pada hari ini.
Ada 214 saham menguat sehingga mempertahankan IHSG di zona hijau. Akan tetapi, 72 saham melemah dan 89 saham lainnya diam di tempat. Pada perdagangan saham hari ini, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 4.346,37 dan terendah 4.242,01.
Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 291.615 kali dengan nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,38 triliun. Sementara volume perdagangan saham sekitar 5,5 miliar.
Secara sektoral, 10 sektor saham menguat. Bahkan sektor saham industri dasar mencatatkan kenaikan tertinggi mencapai 6,83 persen, disusul sektor saham keuangan naik 4,52 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 4,03 persen.
Investor asing mencatatkan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar. Sementara pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 300 miliar. Saham-saham berkapitalisasi besar mencatatkan kenaikan tertinggi dan sebagai penggerak indeks saham.
Saham WIKA naik 12 persen ke level Rp 2.940 per saham, saham SMGR mendaki 10,44 persen ke level Rp 10.050 per saham, dan saham INTP menguat 9,8 persen ke level Rp 17.925 per saham. Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham terutama saham lapis kedua dan ketiga.
Saham DAJK turun 9,94 persen ke level Rp 326 per saham, saham LMPI turun 6,98 persen ke level Rp 120 per saham, dan saham NIRO susut 5,51 persen ke level Rp 120 per saham.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat pada awal pekan ini telah berdampak ke IHSG. Penguatan IHSG dan rupiah ini dipicu oleh rilis paket kebijakan ekonomi jilid III. Selain itu, jelang laporan keuangan kuartal III juga mempengaruhi laju IHSG.
"Bursa saham global juga membaik sehingga berimbas ke IHSG," ujar William saat dihubungi Liputan6.com pekan ini.
Untuk sektor saham industri dasar yang menguat tajam, William menilai hal itu didorong dari penguatan saham-saham emiten semen. Hal itu lantaran ada rencana pemerintah menurunkan tarif listrik industri sehingga berimbas ke emiten semen.
"Listrik industri dikabarkan akan turun sehingga berimbas ke saham semen," kata William.
Meski demikian, William menyarankan agar investor masih waspada terhadap kebijakanbank sentral Amerika Serikat (AS). "Pada Oktober ini masih ada pertemuan bank sentral AS, tetapi itu juga ada spekulasi kalau suku bunga bank sentral AS tetap bertahan, dan itu membuat pelaku pasar percaya diri," ujar William. (Ahm/Igw)*
Komentar
Posting Komentar