Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 30 Oktober 2015

JAKARTA okezone - Perdagangan bursa saham Indonesia sesi I hari ini ditutup melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat turun 7,41 poin atau 0,2 persen ke 4.464,61.
Siang ini, tercatat 115 saham menguat, 154 saham melemah dan 72 saham stagnan. Hingga saat ini, telah terjadi transaksi sebesar Rp2,21 triliun dari 1,864 miliar lembar saham diperdagangkan.
Indeks LQ45 turun 0,72 poin atau 0,2 persen ke 397,69, Jakarta Islamic Index (JII) naik 2,10 poin atau 0,4 persen ke 589,07, indeks IDX30 turun 0,72 poin atau 0,2 persen ke 397,69, dan indeks MNC36 turun 0,73 poin atau 0,3 persen ke 245,62.
Kendati begitu, sektor- penggerak IHSG juga masih ada yang menguat. Penguatan terbesar dipimpin oleh sektor perkebunan yang naik 0,6 persen. Sementara sektor yang memimpin pelemahan tertinggi sektor keuangan yang turun 1 persen.
Namun di Asia, indeks Nikkei naik 146,60 poin atau 0,77 persen ke 19.082,31, indeks Hang Seng turun 44,69 poin atau 0,20 persen ke 22.775,25 dan indeks Straits Times naik 0,08 persen ke 3.003,96.
Adapun saham-saham yang bergerak di jajaran top gainers, antara lain saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik Rp675 ke Rp19.975, saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) naik Rp425 ke Rp5.775, dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp375 ke Rp43.275.
Sedangkan saham-saham yang berada di deretan top losers, antara lain saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) turun Rp700 ke Rp9.550, saham PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) turun Rp550 ke Rp5.050, dan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp250 ke Rp18.100.
(rzk)

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi berbalik menguat menuju resisten 4.656.
Senior Research HD Capital Yuganur Wijanarko memperkirakan indeks akan bergerak pada support 4.470-4.373-4.273 dan resisten 4.656-4.725-4.785-4.835 pada perdagangan Jumat (30/10/2015).
“Kami melihat aksi pembeilan oleh pelaku pasar yang masih optimis akan prospek short ke medium term trend IHSG kedepan dapat membuat momentum penurunan kembali berbalik naik ke arah lebih positif,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Adapun saham-saham yang dapat dipertimbangkan a.l:
Bank BRI (BBRI)
(BUY) (PE 2015 10.8x, PBV 2.46x, ROE 22.81%) (Trading target Rp.11.500)
Rekomen akumulasi dalam koreksi pasar karena secara teknikal trend short dan medium term positive emitten perbankan big BUMN ini berpotensi untuk melanjutkan kenaikan momentum positif menuju resistance psikologis diatas Rp.11.500
Entry (1) Rp.10.650, Entry (2) Rp.10.550, Cut loss point: Rp.10.450
Pakuwon Jati (PWON)
(PE 2015 13.7x, PBV 2.32x, ROE 17%) (BUY) (Trading target: Rp.470)
Proses medium term recovery di emitten property ini dari sideways konsolidasi menuju potensi strong positive trend dapat dijadikan trading momentum play, rekomen akumulasi pada minor koreksi pullback.
Entry (1) Rp.423, Entry (2) Rp.415, Cut loss point: Rp.405
Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP)
(PE 2015 22.27x, PBV 5.18x, ROE 23.27%) (Trading target Rp.14.100)
Kami melihat sentimen negatif terlihat sudah cukup terdiskon dalam pergerakan harga sebelumnya di emitten produsen mie instan dan consumer brand product ini, rekomen akumulasi dalam  proses perbaikan short dan medium term trend ke arah strong positive untuk ke target atas di Rp.14.100
Entry (1) Rp.13.175, Entry (2) Rp.12.975, Cut loss point: Rp.12.775
Bank Mandiri (BMRI)
(PE 2015 11.02x, PBV 2x, ROE 18.16%) (BUY) (Trading Target Rp.9.750)
Proses perbaikan dalam medium term trend ke arah lebih positif dalam bentuk koreksi atau konsoldasi minor setelah kenaikan uptrend channel tajam di emitten big cap banking BUMN ini dapat dilihat sebagai kesempatan untuk trading momentum kenaikan berikutnya ke arah resistance level psikologis Rp.9.750
Entry (1) Rp.9.025, Entry (2) Rp.8.925, cut loss point: Rp.8.750.

NEW YORK kontan. Reli bursa AS terhenti pada penutupan transaksi perdagangan tadi malam (29/10). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 tak banyak berubah di level 2.089,41, mendekati level tertinggi sejak 18 Agustus lalu.
Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,1% menjadi 17.755,80. Adapun indeks Nasdaq Composite turun 0,4% dan Russell 2000 Index tertekan 1,1%.
Saham-saham berbasis teknologi dilanda aksi jual. Penurunan terbesar di alami F5 Networks Inc yang turun 6,8% setelah merilis kinerja yang mengecewakan. Selain itu, NXP Semiconductors NV anjlok 5%, terbesar dalam lima tahun setelah memprediksi penurunan pada penjualan.
Pergerakan saham lainnya yang turut mempengaruhi bursa AS antara lain: Intel Corp tergerus 2%, Delphi Automotive Plc turun 7,1%, Allergan Plc naik 6%, dan Pfizer Inc turun 1,9%.
Selain dipengaruhi oleh rilis kinerja emiten, analis menilai, pergerakan bursa saham juga dipengaruhi oleh adanya prospek kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini.
"Sekarang pelaku pasar melakukan evaluasi kembali mengenai posisi mereka mengingat pernyataan yang dilontarkan The Fed kemarin," jelas Michael James, managing director of equity trading Wedbush Securities Inc di Los Angeles.
Dia menambahkan, saat ini, peluang kenaikan suku bunga pada Desember masih terbuka sehingga memacu pergerakan dollar AS. "Hal ini tak akan berdampak baik bagi mereka yang berbisnis di internasional," paparnya.
Catatan saja, indeks S&P 500 sudah rebound sebesar 12% dari posisi terendah pada Agustus.

NEW YORK. Pasar saham AS turun dari level tertingginya dalam dua bulan terakhir, dipimpin oleh penurunan saham teknologi sebagai semikonduktor.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,2 % ke level 2.086,17 pukul 09:36 di New York, Kamis (29/10). Indeks telah naik sebesar 8,9 % pada Oktober lalu, bersiap untuk mencatat penguatan bulan terbaik dalam empat tahun terakhir, didorong oleh penguatan produsen komoditas dan saham teknologi.
Sebelumnya, pejabat otoritas The Fed kemarin memperkirakan pertumbuhan moderat, dan menurun referensi untuk risiko global dalam sebuah pernyataan kebijakan pasca pertemuan selama dua hari. Mereka juga menyebutkan pertemuan berikutnya akan dilaksanakan pada 15-16 Desember mendatang untuk membahas waktu kenaikan suku bunga.
 Sekarang ini, pelaku pasar menyebutkan peluang kenaikan suku bunga di Desember naik menjadi 50%, dibandingkan pekan lalu yang hanya 34%. Sebelum pertemuan The Fed, Maret adalah bulan pertama yang menunjukkan peluang untuk kenaikan suku bunga.
Sebuah laporan yang dirilis hari ini menunjukkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh pada kecepatan tahunan 1,5 %, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata ekonom yang disurvei Bloomberg sebesar 1,6 %. Tidak termasuk ayunan terbesar dalam persediaan dalam empat tahun terakhir, laju pertumbuhan 3 % merosot tajam dibandingkan dengan 3,9 % pada kuartal sebelumnya.
Pembelian rumah tangga, yang menyumbang hampir 70 % dari laju perekonomian, naik pada 3,2 % laju tahunan dibandingkan dengan percepatan sebesar 3,6 % pada kuartal sebelumnya. Belanja konsumen didukung oleh banyaknya lapangan pekerjaan dan kenaikan pendapatan, mungkin akan terus mendukung perekonomian terbesar di dunia bahkan saat melemahnya permintaan dari luar negeri yang berpotensi akan menahan nilai ekspor dan sektor manufaktur.
Sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah aplikasi untuk tunjangan pengangguran sedikit berubah pekan lalu, melayang di dekat level terendahnya dalam empat dekade terakhir. Laporan lain yang dirilis hari ini juga mungkin akan menunjukkan penjualan rumah yang tertunda meningkat di bulan September.
Bisnis.com, JAKARTA - Analis menilai aksi jual asing yang dilakukan pada perdagangan saham pada Senin (26/10/2015) hanya bersifat jangka pendek, bahkan diprediksi investor asing masih terus masuk ke pasar saham Indonesia.
Pada perdagangan Senin, investor membukukan transaksi Rp25,72 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp4,44 triliun, transaksi negosiasi Rp21,26 triliun, dan transaksi tunai Rp8,72 miliar. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp546,76 miliar.
Sementara itu, berdasarkan rekapitulasi Bursa Efek Indonesia (BEI), asing mencatatkan transaksi jual bersih (net sell) hingga Rp5,81 triliun. Nilai jual investor asing sendiri mencapai Rp20,26 triliun. Dikabarkan, besarnya transaksi asing di pasar nego terjadi pada saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP).
Harga saham HMSP turun 9,58%, hampir menyentuh batas auto rejection 10%. HMSP berakhir di level Rp88.700 setelah dibuka di posisi Rp98.000 dan bergerak di kisaran Rp88.300-Rp98.100.
Kapitalisasi pasar HMSP sebesar Rp412,7 triliun dengan rasio price-earning 38,53 kali, menurut Bloomberg. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri ditutup menguat. Indeks naik 38,56 poin (+0,83%) ke 4.691,71.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan transaksi saham yang dilakukan investor asing pada saham HMSP merupakan transaksi biasa. Investor melakukan aksi ambil untung karena harga saham HMSP sudah naik cukup banyak. “Pada keluar dari saham HMSP, profit taking biasa,” kata Hans pada Senin (26/10/2015).
Dia menilai ketika HMSP melakukan rights issue, investor asing merespon dengan cukup tinggi. Saat itu, banyak aliran dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia, terutama ke saham HMSP.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia menilai aksi jual bersih investor asing pada perdagangan hari ini  kemungkinan besar tidak akan terjadi pada perdagangan selanjutnya. Menurutnya, di luar aksi jual saham HMSP kemarin, investor asing masih agresif belanja di pasar saham Indonesia. Terbukti, di pasar regular asing masih melakukan aksi beli.

“Asing masih agresif terus masuk, mereka konsisten. Namun memang asing sedikit selektif, hanya saham-saham perbankan dan Telkom dulu, yang lain masih wait and see,” kata Satrio.

Jakarta detik -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin anjlok cukup dalam hingga nyaris tiga persen. Banyak pelaku pasar yang mencairkan portofolionya dengan dana segar.

Mengapa pegang uang tunai? Menurut Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, banyak pelaku pasar yang mengincar saham baru PT HM Sampoerna (HMSP) yang baru saja menggelarrights issue.

"Itu (IHSG anjlok) karena ada rebalancing reksa dana, mereka yang punya saham-saham blue chip, dijual-jualin untuk beli saham HMSP," katanya kepada detikFinance, Jumat (30/10/2015).

Menurutnya, selama ini saham produsen rokok Sampoerna A-Mild itu tidak likuid, karena hanya beredar sekitar satu persen saja, nanti jadi likuid dengan total 7,5% saham beredar di publik.

"Nah, nanti 4 November saham HMSP itu akan dimasukkan ke perhitungan IHSG, jadi Fund Manager pada beli, mereka lepas saham-saham blue chip untuk beli HMSP," ujarnya.

Ia mengatakan, para manajer investasi ini sudah mulai bersiap-siap untuk memborong saham HMSP setelah perhitungannya masuk ke IHSG awal bulan depan.

Berkat rencana rights issue, saham anak usaha Philip Morris itu sudah melonjak tinggi, bahkan sempat tembus Rp 100.000 per lembar.

Sebelum ada pengumuman rights issue, saham HMSP masih berada di kisaran Rp 77.000 per lembar. Setelah pengumuman rights issue, sahamnya pun meroket.

"Nah HMSP nanti kan 4 November itu mereka memenuhi syarat 7,5% jadi orang-orang pada beli duluan," jelasnya.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 13.35 waktu JATS, harga saham HMSP naik 275 poin (0,30%) ke level 92.025 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 1.459 kali dengan volume 10.813 lot senilai Rp 99,6 miliar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus šŸ’