Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 13 Oktober 2015

JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok dalam, Selasa (13/10), setelah mengalami penguatan enam hari berturut-turut. 
Indeks terkoreksi 147,63 poin atau 3,19% menjadi 4.483,08. Ini merupakan penurunan terbesar dalam enam minggu terakhir. 
Sebanyak 234 saham menyeret indeks turun, jauh lebih kuat ketimbang 63 saham yang menanjak. Sedangkan 64 saham lainnya tak bergerak. 
Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 7,3 miliar saham diperdagangkan, dengan total nilai Rp 6,27 triliun. 
Di pasar reguler, aksi jual asing masih mendera IHSG. Net sell tercatat sekitar Rp 400 miliar.
Hanta sektor agrikultur yang menguat tipis yaitu 0,07%. Sedangkan sembilan sektor lainnya melemah. Aneka industri terkoreksi dalam dengan pelemahan 7,24%, diikuti industri dasar yang turun 4,57%. 
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang turun sampai 10% menjadi Rp 990 per saham, memimpin pelemahan di antara saham LQ45. 
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyusul dengan penurunan sebesar 9,66% menjadi Rp 17.525, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terpangkas 9,29% menjadi Rp 635 per saham. 
Saham yang masih mencatat kenaikan antara lain PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebesar 2,08% menjadi Rp 1.225, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) sebesar 1,98% menjadi Rp 1.030, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 1,67% menjadi Rp 3.050 per saham. 


Editor: Sanny Cicilia.
Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing kembali mencatatkan jual bersih atau net sell Rp345,6 miliar setelah sepekan terakhir terus memborong saham akibat pelemahan nilai tukar rupiah yang terperosok.
Berdasarkan rekapitulasi PT Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan saham hari ini, Selasa (13/10/2015), investor asing mencatat net sell Rp345,6 miliar dengan volume 220,52 juta lembar.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo pelemahan Indeks harga saham gabungan (IHSG) terjadi akibat adanya profit taking setelah rupiah terdepresiasi. Pelemahan rupiah memicu aliran modal asing keluar dari bursa saham Indonesia.
"Sampai sore bisa lebih besar aksi jual saham investor asing pada sesi I Rp79 miliar," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (13/10/2015).
Dia mengatakan, penurunan IHSG didorong oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Investor melakukan aksi ambil untung atau profit taking setelah terjadi lonjakan penguatan rupiah dan IHSG.
Investor asing melakukan aksi jual saham sebesar Rp2,78 triliun dengan volume 964,28 juta lembar. Sebaliknya, aksi borong saham investor asing mencapai Rp2,43 triliun dengan volume 743,76 juta lembar.
Pada saat yang bersamaan, investor domestik di pasar regular melakukan aksi beli saham senilai Rp3,81 triliun dengan volume 6,49 miliar lembar. Sedangkan, aksi lego saham oleh investor domestik hanya mencapai Rp3,47 triliun dengan volume 6,27 miliar lembar.
Sepanjang hari ini, total transaksi di BEI mencapai Rp6,25 triliun dengan volume 7,23 miliar lembar. Aksi jual bersih itu kembali mempertebal net sell yang telah ditorehkan oleh investor asing sejak awal tahun menjadi Rp11,02 triliun.
Sementara itu, setelah sepekan terakhir terus membukukan lonjakan tajam, IHSG harus terpuruk dan mencatatkan koreksi terdalam di kawasan regional Asia dengan ditutup turun 3,19% atau 147,63 poin ke level 4.483,08.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, IHSG kian tertekan setelah pada sesi I terkoreksi 3,04%. Hingga akhir perdagangan, IHSG terpuruk 3,19% dan menjadi Indeks terburuk di kawasan Asia Pasifik diikuti oleh bursa Singapura yang terkoreksi 1,14%.
Penurunan IHSG seiring dengan melemahnya bursa saham regional akibat aksi profit takingsetelah penguatan tajam dalam sepekan terakhir. IHSG sepanjang hari ini bergerak pada level 4.483,08-4.622,11.
Sektor industri kimia dasar memimpin pelemahan sebesar  7,24% diantara delapan sektor lainnya. Sebaliknya, sektor agribisnis menjadi satu-satunya sektor yang menguat pada perdagangan hari ini sebesar 0,07%.
Dari 519 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 233 saham melemah, 63 saham menguat, dan 223 saham lainnya stagnan.
Berikut ringkasan perdagangan saham investor asing:
Tanggal
Nilai
Keterangan
13 Oktober
Rp345,6 miliar
Net sell
12 Oktober
Rp307,6 miliar
Net buy
9 Oktober
Rp177,58 miliar
Net buy
8 Oktober
Rp683,37 miliar
Net buy
7 Oktober
Rp222 miliar
Net buy
6 Oktober
Rp844,82 miliar
Net buy
Sumber: BEI, diolah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒