Jakarta-Pada sesi pertama perdagangan Senin (5/10/2015) hingga pukul 10.00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meroket 113,307 poin (2,69%) ke posisi 4.321,106.
Sepanjang perdagangan 1 jam pertama, indeks mencapai level tertingginya di 4.322,234 atau menguat 114,435 poin dan mencapai level terendahnya 4.241,018 atau menguat 33,219 poin.
Sebanyak 193 saham menguat, 48 saham turun, 60 saham stagnan, dan 257 saham tidak ditransaksikan.
Mayoritas indeks saham mendukung penguatan IHSG. Antara lain, indeks saham-saham unggulan LQ45 yang naik 26,086 poin (3,720%) ke angka 727,402; IDX30 naik 14,079 poin (3,867%) ke angka 378,119;
MBX naik 35,23 poin (2,963%) ke angka 1.224,398; DBX turun 0,248 poin (0,037%) ke angka 670,255; dan saham-saham syariah yang tergabung dalam indeks JII naik 15,955 poin (2,881%) ke posisi 569,827.
Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp1,07 triliun dan di pasar negosiasi mencapai Rp103,5 miliar. Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp468,2 miliar dan penjualan saham senilai Rp404,7 miliar. Alhasil, investor asing mencatatkan pembelian saham bersih (net foreign buy) senilai Rp63,5 miliar.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2242428/awali-sesi-i-ihsg-terbang-113-poin-ke-4321
Sumber : INILAH.COM
per midday of the trading day (the 5th of October 2015), my 4 favourite stocks got PROFIT HIKE pre-3rd ECONOMIC PACKAGES from the government (... shame on Central Bank Policy... :( ):
dalam rupiah, LABA 4 saham unggulan gw (unvr, asii, bbri, n wika) terbang sekira +20 poin indeks (dalam persen: +100%, dibandingkan per tgl 02 Oktober 2015):
ekspektasi gw @4300 pekan lalu ...
Bisnis.com, JAKARTA—Perlambatan laju penyerapan tenaga kerja di Amerika Serikat memicu penguatan bursa saham global termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Senin (5/10/2015).
IHSG langsung dibuka menguat 0,84% atau 35,53 poin ke level 4.273,35. Indeks kemudian terus menanjak hingga melonjak 1,56% atau naik 65,55 poin ke level 4.273,35 pada pukul 09.07 WIB.
Rilis data penambahan tenaga kerja di AS membuat bursa global menghijau. Indeks S&P 500 naik 1,43% pada penutupan pekan lalu, Nikkei 225 pagi ini bergerak menguat 1,04%, Hang Seng melejit 1,91%, sedangkan Straits Times naik 1,11%.
Sektor non-pertanian AS tercatat hanya menyerap 142.000 tenaga kerja baru pada September, jauh di bawah ekspektasi 200.000 orang dan turun dari 173.000 pegawai yang terserap pada Agustus.
“Perlambatan penyerapan tenaga kerja menggeser ekspektasi investor. Suku bunga (The Fed) diperkirakan baru naik pada Maret 2016. Ketidakpastian ini cenderung membuat investor tidak mempertahankan kepemilikan saham (hold a position),” kata Tim Riset NH Korindo Securities.
Saham-saham perbankan adalah pendorong utama IHSG. Indeks sektor finansial melonjak 3,01% pada 09.07 WIB memimpin penguatan seluruh 9 indeks sektoral IHSG.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) masing-masing naik 10,87 poin dan 4,24 poin. Sampai pukul 09:07 WIB, baru saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang melemah, turun 0,25 poin.
Indeks Bisnis27 dibuka menguat 1,35% ke level 346,09. Pada pukul 09.07 WIB, Bisnis27 melonjak 2,36% atau naik 8,07 poin ke level 349,57.
Saham-saham pendorong IHSG pada awal perdagangan:
BBCA
|
+3,58%
|
BMRI
|
+2,28%
|
UNVR
|
+1,32%
|
ASII
|
+1,46%
|
Saham-saham penahan IHSG pada awal perdagangan:
TBIG
|
-0,78%
|
—
|
—
|
—
|
—
|
—
|
—
|
sumber: Bloomberg
kontan JAKARTA. Usai banyak menahan diri karena fluktuasi pasar yang tinggi di Kuartal III lalu, investor sudah mulai bisa mengambil ancang-ancang untuk menata kembali portofolionya di sisa tahun ini.
Di Kuartal IV, pergerakan saham masih akan dipengaruhi oleh beberapa isu global seperti rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Namun, pasar diprediksi akan lebih kondusif menjelang akhir tahun.
Investor dan trader, Ellen May mengatakan, porsi trading dan investasi di saham bisa lebih agresif dibandingkan Kuartal III lalu.
Ia menilai, ada beberapa sektor sudah memiliki valuasi sangat murah, sehingga bisa dibeli secara bertahap.
Untuk jangka pendek, ia menilai saham-saham yang sudah banyak tergerus di Kuartal III lalu bisa berpotensi menguat.
Misalnya saja, sektor properti yang sudah terdiskon banyak, kini mulai diminati investor asing.
Sehingga, ada potensi penguatan di beberapa saham properti.
Beberapa saham yang layak dibeli itu misalnya saja LPCK, PWON, LPKR, CTRA, BSDE, dan SSIA.
Sementara untuk investasi jangka panjang, saham perbankan yang sudah murah seperti BBRI layak untuk diakumulasi.
Saham semen dan beberapa saham perkebunan juga bisa diamati.
Akuntino Mandhany, Analis AAA Asset Management mengatakan, pertumbuhan emiten masih akan melambat.
Misalnya saja, sektor perbankan, komoditas batubara dan sektor perkebunan.
Namun, beberapa saham pertambangan sudah terlihat murah dan berpotensi tumbuh, misalnya saja saham PTBA.
Ia mengatakan, pada Kuartal IV ini, instrumen obligasi sudah kembali menarik untuk dilirik.
Kini, Akuntino juga memfokuskan di saham-saham yang murah seperti saham perbankan.
"Kalau di Kuartal III lalu kami sama sekali menahan diri untuk berbelanja, di kuartal akhir ini, bisa mulai beli pelan-pelan, berdasarkan hitungan valuasi," ujarnya, Minggu (10/4).
Karena masih akan ada beberapa sentimen global yang menghantui kinerja IHSG, Akuntino menyarankan untuk tetap melakukan diversifikasi sektoral dengan akumulasi bertahap.
"Jadi jangan difokuskan ke satu sektor saja agar dampaknya tidak terlalu besar, jika terjadi koreksi lagi," ujarnya.
Akuntino menilai, fokus pasar masih berada di rencana The Fed dan pertumbuhan ekonomi China.
Pasar juga masih menanti realisasi paket kebijakan ekonomi pemerintah.
Menurut Ellen, volatilitas IHSG di Kuartal IV tidak akan terlalu besar lantaran mulai ada window dressing dari beberapa manajer investasi menjelang akhir tahun.
Selain itu, adanya aliran dana dari pemilihan kepala daerah diharapkan bisa menjadi stimulus positif untuk pasar.
Editor: Adi Wikanto.
Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan diperkirakan menguat terbatas pada Senin (5/10/2015) setelah terkoreksi tajam 1,1% ke level 4.207,8 akhir pekan lalu.
kontan JAKARTA. Menemani aktivitas anda di pagi hari, kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di halaman 4 Harian KONTAN edisi Senin (5/10), sebagai berikut.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali melakukan akrobat demi memuluskan jalan berkelit dari gagal bayar (default). Produsen batubara milik Grup Bakrie ini akan mengubah sebagian besar utangnya menjadi saham.
Dalam salah satu skema restrukturisasi baru yang diajukan kepada kreditur, BUMI akan menambah saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD) sebesar 32,5% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saham baru itu akan ditukar dengan utang BUMI senilai US$ 1,9 miliar.
Direktur Keuangan BUMI Andrew Christopher Beckham, mengatakan, harga saham baru tersebut sekitar Rp 1.100 per saham. Nilai itu jauh di atas harga saham BUMI saat ini yang belum berkutik dari angka gocap alis Rp 50 per saham. "Harga saham baru itu berdasarkan valuasi BUMI saat ini," ujar Andrew, akhir pekan lalu. Menurutnya, nilai valuasi BUMI saat ini mencapai US$ 4,6 miliar.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Kelesuan ekonomi dan pelemahan daya beli masyarakat turut menekan kinerja emiten saham konsumer. Salah satunya adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini memproyeksikan, penjualan sepanjang tahun 2015 melambat. Manajemen memprediksi, penjualan pada tahun ini tumbuh di bawah target.
Di awal tahun ICBP mengharapkan penjualan tumbuh dua digit. Tapi tampaknya sampai akhir tahun ini tak akan banyak berbeda dari kinerja di semester pertama," ujar Werianty Setiawan, Direktur ICBP Jumat (2/10).
Dia memperkirakan, tahun ini pendapatan ICBP hanya tumbuh di rentang 5%-10%. Semula ICBP membidik pertumbuhan pendapatan di atas 10%. Dengan asumsi tersebut, maka pendapatan ICBP pada tahun ini sekitar Rp 31,52 triliun hingga Rp 33,02 triliun.
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) sudah merealisasikan pembelian kembali sahamnya di pasar alias buyback. Aksi korporasi itu dilakukan sejak periode 8 September hingga 30 September lalu. Dalam jangka waktu tersebut, DSNG sudah buyback 12,34 juta saham.
Harga rata-rata buyback itu sebesar Rp 3.004,34 per saham. "Sehingga, jumlah dana yang sudah digunakan mencapai Rp 37,16 miliar," ujar Djojo Boentoro, Direktur Utama DSNG, Jumat (2/10).
DSNG menyiapkan dana maksimal Rp 100 miliar untuk melakukan buyback. Jumlah yang akan dibeli kembali maksimal sebanyak 30 juta saham. Rencananya, buyback tersebut akan dilakukan bertahap dalam kurun waktu tiga bulan, yakni sampai 7 Desember 2015 mendatang.
Editor: Sandy Baskoro.
(mrt)
JAKARTA okezone - Pergerakan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini diperkirakan masih akan volatil dengan kecenderungan menguat, setelah pada akhir pekan kemarin terdapat data negatif dari Amerika.
Analis MNC Securities, Edwin Sebayang, mengatakan bahwa Rupiah masih akan bergerak volatil seiring dengan tekanan akibat data non-farm payroll (NFP). Namun, Rupiah bisa kembali melemah ketika data cadangan devisa dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI).
"Rupiah berpeluang melemah ketika cadangan devisa yang akan diumumkan, kembali turun di bawah level USD103 miliar. Cadangan devisa ini akan memberikan tekanan pada Rupiah," kata dia dalam risetnya di Jakarta, Senin (5/10/2015).
Menurutnya, akibat data kenaikan pengangguran di Amerika, maka akan memberatkan laju dolar AS. Pasalnya, pasar berspekulasi jika kenaikan suku bunga tidak akan dilakukan tahun ini. "Dolar AS sedikit mengalami tekanan karena sentimen dari data NFP," tutur dia.
Meski demikian, dia mengatakan bahwa langkah pemerintah dalam paket kebijakan ekonomi jilid III, yang berencana menurunkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) akan membuat pasar menilai negatif kebijakan pemerintah.
Analis teknikal PT Reliance Securities Tbk. (RELI) Lanjar Nafi memprediksi IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat tertahan dalam kisaran 4.175-4.270.
"Indikator stochastic masih bergerak menguat, tetapi pada area dekat jenuh beli," katanya dalam riset.
Lanjar menuturkan pergerakan IHSG pekan depan juga akan diwarnai sentimen dari data kinerja sektor jasa di seluruh negara di dunia.
Sementara itu, analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya melihat potensi penguatan IHSG. Meskipun demikian, dia memasang rentang cukup lebar, yakni 4.120-4.308.
"Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh laporan kinerja emiten kuartal III/2015," ujarnya.
Komentar
Posting Komentar