Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 08 Oktober 2015

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir sideways di akhir sesi II hari ini (8/10). Berdasarkan data RTI, pada pukul 16.00 WIB, indeks naik tipis 0,1% menjadi 4.491,43.
Ada 142 saham yang melejit. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 138 saham dan 95 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi sore ini melibatkan 5,672 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,461 triliun.
Secara sektoral, ada enam sektor yang bergerak positif. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar yakni: sektor industri lain-lain naik 2,47%, sektor keuangan naik 0,62%, dan sektor manufaktur naik 0,26%.
Tiga saham penghuni top gainers pada indeks LQ 45 antara lain: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 4,21% menjadi Rp 2.350, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 4,2% menjadi Rp 1.860, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 3,49% menjadi Rp 1.630.
Kawasan regional tertekan
Sementara, bursa Asia sore ini tampak tak bersemangat. Pada pukul 16.11 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% menjadi 131,14.
Mayoritas indeks acuan di kawasan regional tertekan. Sebut saja indeks Hang Seng Hong KOng yang turun 0,7%, indeks Topix Jepang turun 0,8%, indeks Taeix Taiwan turun 0,6%, indeks Straits Times Singapura turun 0,4%, dan indeks S&P/NZX 50 turun 0,4%.
Meski demikian, ada pula sejumlah indeks regional yang mendaki. Seperti indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,2%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7%, dan indeks Shanghai Composite China melejit 3%.
Bursa Asia mengalami penurunan pertama dalam tujuh hari terakhir seiring terjadinya aksi profit taking.
"Reli yang terjadi di pasar Asia beberapa hari terakhir tidak memiliki pondasi. Secara fundamental, gambarannya tidak sebaik yang terlihat. Apalagi setelah IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan global pada tahun ini. Satu-satunya faktor yang mengangkat indeks regional hanyalah spekulasi bahwa akan ada stimulus tambahan ke depannya. Itu bukan pertanda yang baik," papar Bernard Aw, strategist IG Asia Pte di Singapura.
Editor: Barratut Taqiyyah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒