Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 21 Oktober 2015 (SEP1)

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (21/10/2015) menguat 19,40 poin atau 0,42% ke 4.605,23.
Selama perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 4.591,23—4.645,24.
Indeks mampu bertengger ke level 4.600, sesaat menjelang tutup.
Saat dibuka, IHSG  menguat 0,25% atau 11,37 poin ke level 4.597,19.
 Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di level psikologis 4.600-an setelah naik 19 poin. Dana asing masuk lantai bursa sekitar Rp 370 miliar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah. Dolar AS berada di Rp 13.717 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore di Rp 13.706.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik 11,368 poin (0,25%) ke level 4.597,192 melanjutkan penguatan kemarin. Saham-saham unggulan jadi incaran investor.

Indeks berhasil menghindari zona merah sejak pembukaan perdagangan. Posisi tertinggi IHSG hingga siang hari ini ada di level 4.645,238.

Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG menanjak 54,294 poin (1,18%) ke level 4.640,118. Investor asing mulai berburu saham-saham unggulan.

Aksi jual investor domestik menghambat penguatan IHSG. Indeks pun sedikit melandai jelang penutupan perdagangan meski masih bisa bertahan di zona hijau.

Menutup perdagangan, Selasa (20/10/2015), IHSG tumbuh 19,402 poin (0,42%) ke level 4.605,226. Sementara Indeks LQ45 bertambah 4,875 poin (0,62%) ke level 793,780.

Saham-saham agrikultur dan industri dasar masih bisa naik tinggi. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 373,546 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 245.305 kali dengan volume 5,646 miliar lembar saham senilai Rp 4,929 triliun. Sebanyak 159 saham naik, 122 turun, dan 87 saham stagnan.

Pasar saham Hong Kong hari ini tidak berdagangan karena libur menyambut Chung Yeung Festival. Sementara bursa Asia lainnya sore ini ditutup variatif cenderung menguat.

Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini:


  • Indeks Nikkei 225 melonjak 347,13 poin (1,91%) ke level 18.554,28.
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 104,65 poin (3,06%) ke level 3.320,68.
  • Indeks Straits Times naik 4,43 poin (0,15%) ke level 3.023,46.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Merck (MERK) naik Rp 4.900 ke Rp 139.900, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 4.400 ke Rp 97.400, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.775 ke Rp 45.475, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 1.125 ke Rp 20.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 500 ke Rp 10.000, Tigaraksa (TGKA) turun Rp 330 ke Rp 4.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 ke Rp 9.600, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 225 ke Rp 13.100.

(ang/dnl)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒