Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 02 Oktober 2015

Pelemahan IHSG Kemarin Hanya Koreksi Teknikal


Jakarta - Analis PT Waterfront Securities, Octavianus Marbun mengatakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah tiga hari terakhir menguat, sehingga pelemahan yang terjadi kemarin merupakan koreksi teknikal.
Pergerakan IHSG pada penutupan transaksi akhir pekan ini mengalami pelemahan. IHSG pada sesi akhir di minggu ini tak mampu keluar dari tekanan dan terus berkutat di zona merah. IHSG pun ditutup anjlok 47,08 poin atau berkurang 1,1 persen ke level 4.207,8.
"Kenaikan memang imbas dari paket kebijakan ekonomi jilid II, Namun kembali lagi ini ditunggu realisasinya, dimulai dari infrastruktur, perbankan kemudian mikro. Sementara untuk faktor eksternal ya masih menunggu keputusan The Fed,"jelas Octavianus kepada Investor Daily,Jumat (2/10).
Meski melemah, IHSG mencatat aksi beli bersih dari investor asing (foreign net buy) sebesar Rp 51,69 miliar.
"Indeks posisinya merah tapi asing kok tetap beli, berarti ini hanya koreksi saja, karena secara fundamental, tinggal menunggu realisasi, dan report kinerja korporasi kuartal III," imbuhnya.
Analis obligasi BII Anup Kumar mengatakan, yield obligasi pemerintah menurut Bloombergmenguat sekitar 0,0105 bps, atau naik 0,01 persen menjadi 9,39 persen dari 9,38 persen kemarin. Untuk year-to-date, yield naik hampir 158 bps.
"Volume perdagangan obligasi Jumat sekitar RP 9,8 triliun. Kepemilikan asing di SBN per 29 September Rp 524,64 triliun, atau setara 37,67 persen dari total SBN. Untuk ytd ada inflow sekitar Rp 63,11 triliun dan outflow Rp 1,21 triliun month to date,"ucapnya.
Sementara untuk obligasi korporasi, lanjutnya, kemarin nilainya sekitar Rp 222,5 miliar, atau turun dari hari sebelumnya Rp 710 miliar.
Muhamad Edy Sofyan/FMB
Investor Daily

TEMPO.COJakarta - Tekanan koreksi teknikal menyebabkan reli penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir pada perdagangan akhir pekan. IHSG yang memang cenderung bergerak di zona negatif selama perdagangan, anjlok 47,7 poin (1,11 persen) di level 4.207,80.

Saham-saham yang dinilai sudah terlalu mahal menjadi saham yang paling dominan dijual investor. Saham BBRI turun 0,6 persen menjadi Rp 8.675 per lembar saham, BMRI anjlok 3,8 persen ke level Rp 7.675 per lembar saham, sedangkan ASII merosot 2,8 persen menjadi Rp 5.125 per lembar saham.

Analis Waterfront Securities, Oktavianus Marbun mengatakan laju penguatan indeks selama tiga hari perdagangan terakhir yang tidak disertai dengan kemunculan sentimen fundamental, menyebabkan IHSG rentan koreksi teknikal. Kuatnya motif untuk merealisasikan keuntungan (profit taking) mendorong investor praktis cenderung mengambil posisi jual. “Pergerakan teknikal yang mengoreksi indeks,” katanya.
Menurut Oktavianus, koreksi indeks juga terkait dengan ekspektasi data pertumbuhan tenaga kerja Amerika Serikat (Non-farm payrolls) yang dirilis Kamis  malam. Payrolls yang diperkirakan tumbuh sebesar 201 ribu orang, menguatkan spekulasi suku bunga Amerika Serikat (Fed’s rate) bakal dinaikkan pada tahun ini.

Senada dengan hal tersebut, Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah juga berpendapat koreksi indeks sebagai antisipasi investor terhadap data payrolls. Data penting untuk menentukan arah kebijakan Fed’s rate tersebut membuat investor merasa lebih aman mengurangi kepemilikan portofolio saham.

Secara teknikal, menurut Lanjar, IHSG memang tengah berada pada area jenuh beli (Overbought). Tak ayal, di awal pekan, indeks pun akan cenderung bergerak mixed pada level 4.175 – 4.270. “IHSG memang masih cenderung terkonsolidasi, terus menguji support di bawah level 4.200.”

MEGEL

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒