Bisnis.com, JAKARTA— IHSG meneruskan tren positif hingga Senin siang (19/10/2015), terus melaju di bawah bayang-bayang potensi aksi ambil untung investor.
IHSG menguat 0,74% atau naik 33,28 poin pada jeda siang ke level 4.555,17. Indeks melanjutkan reli di awal pekan, hanya sekali ditutup melemah dalam dua minggu terakhir.
Pergerakan IHSG berkisar antara level 4.533,94—4.571,17 setelah pagi tadi dibuka naik 0,28% atau 12,83 poin ke level 4.534,71.
“Walaupun sering ada aksi jual mendadak dari pelaku pasar, kami masih yakin bahwa tren kenaikan IHSG masih berlajut hingga akhir Oktober ke 4.625,” papar Analis Senior HD Capital Yuganur Wijanarko.
Sebanyak 164 saham menguat dari 519 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Adapun 95 saham melemah dan 260 saham stagnan.
Penguatan IHSG dipimpin oleh lima saham berkapitalisasi terbesar di bursa Jakarta. PT Astra International Tbk (ASII) paling depan dengan kenaikan 2,38%, diikuti oleh PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang naik 2,06%.
Saham yang paling menahan laju IHSG adalah saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang turun 9,03% dan PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang melemah 7,69%.
Dari 9 indeks sektoral IHSG yang terdaftar di Bloomberg, sebanyak 7 indeks sektoral menguat dan 2 indeks sektoral melemah.
Indeks sektor pertambangan turun 0,69%, tertekan oleh pelemahan 2,96% pada harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG ) yang turun 2,96%.
Indeks Bisnis27 menguat 1,19% pada jeda siang ke level 385,48. Bisnis27 konsisten pada sesi I konsisten menguat antara level 382,58—387,19.
Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi akan berfluktuasi cenderung tertahan pada perdagangan Selasa (13/10/2015).
Tim Riset Reliance Securities memperkirakan indeks akan bergerak pada kisaran 4.580-4.655 sepanjang hari ini.
“Secara teknikal, IHSG telah tiba pada resistance bearish trend dan upper bollinger bands area. Indikator Stochastic dan RSI pun telah jenuh beli dan berpotensi koreksi dalam waktu dekat. Histogram pada Indikator MACD mencetak level fluktuatif ter tinggi sejak 2014 sehingga potensi koreksi cukup berpeluang besar,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Lebih lanjut dia mengingatkan agar investor perlu berhati-hati dan mulai melakukan realisasi keuntungan sedikit demi sedikit.
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) besok Selasa (13/10) diprediksi bergerak mixed tertahan. Hari ini Senin (12/10) IHSG ditutup menguat 0,9% ke level 4.630,71.Lanjar Nafi Taulat, Analis Reliance Securities, menuturkan penguatan IHSG diiringi oleh penguatan rupiah hari ini yang mampu bertahan di bawah level 13.500. Selain itu, aruscapital inflow yang berkelanjutan mendorong optmisme investor dalam bursa saham domestik.
Tercatat, net buy asing hari ini sebesar Rp 306,98 miliar. Adapun, kenaikan harga komoditas akibat sentimen positif dari China yang membuat emiten sekotr komoditas memimpin penguatan.
Secara teknikal, IHSG telah tiba pada resistance bearish trend dan upper bollinger bands area. Indikator Stochastic dan RSI pun telah jenuh beli dan berpotensi koreksi dalam waktu dekat. Histogram pada Indikator MACD mencetak level fluktuatif tertinggi sejak tahun 2014 sehingga potensi koreksi cukup berpeluang besar.
Lanjar memprediksi besok Selasa (13/10) IHSG masih akan bergerak mixed cenderung tertahan dengan range pergerakan 4.580-4.655. "Sehingga Diharapkan investor berhati-hati dan mulai melakukan realisasi keuntungan sedikit-sedikit di harga tinggi," imbuhnya.
Editor: Barratut Taqiyyah.
JAKARTA. Volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus terjadi. Setelah sempat melemah tajam, seminggu terakhir ini, indeks justru mencatatkan rally secara berturut-turut.
Taye Shim, Head of Research KDB Daewoo Securities Indonesia bilang, saat ini merupakan momen yang tepat untuk masuk. Investor bisa mulai mengambil posisi buy. "Tapi, sebaiknya untuk long-term," imbuhnya, (12/10).
Ketika sudah masuk ke posisi tersebut, sebaiknya mulai tengok saham-saham yang ada di sektor konsumer dan perbankan. Ketika kemarin IHSG terus melemah, saham-saham di kedua sektor ini memang menjadi pemberat karena mengalami penurunan yang paling tajam. Tapi, perlu dicatat, ketika market rebound, justru saham di sektor inilah yang paling pertama rebound, sementara yang lainnya bakal mengikuti.
Shim menambahkan, trading ditengah kondisi speerti saat ini juga dibutuhkan kehati-hatian ekstra. Sebaiknya, investor menetapkan target tertentu masing-masing.
"Ini yang tidak saya lihat di investor indonesia. Mereka tidak memiliki target harga tertentu dalam setiap kegiatan tradingnya," jelas Shim.
Misal, beli saham UNVR di harga sekian. Setelah membeli, investor tersebut seharusnya sudah lebih dulu menetapkan target dia akan menjualnya kembali ketika harga sahamnya sudah naik 10% misalnya. Jika harga sahamnya sudah naik melebihi 10%, tetap jual saham tersebut.
Ini untuk mengantisipasi pembalikan arah. Banyak kasus dimana para investor selalu menahan sahamnya, berharap harganya naik terus. tapi, pasar sulit ditebak. Sayangnya, ketika terjadi pembalikan arah, investor tersebut tetap menahannya, bahkan ketika harga sahamnya sudah terlanjur di bawah harga yang dia beli.
Begitu pula sebaliknya. Tetapkan batas bawah harga sahamnya. Jadi, ketika terjadi penurunan, investor bisa melakukan cut loss tanpa kehilangan banyak uang.
Editor: Barratut Taqiyyah.
Komentar
Posting Komentar