Langsung ke konten utama

IHSG PER TGL 17 FEbruari 2015

Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai 5,4-5,8 persen
tahun ini. Kegaduhan dan kisruh politik disebut-sebut bakal jadi batu sandungan
untuk mencapai itu.

Pandangan berbeda justru disampaikan Chief Economist Bank Rakyat Indonesia
(BRI) Anggito Abimanyu. Mantan Dirjen Penyelenggaraan haji dan umrah Kemenag
ini menyebut berbagai kisruh yang terjadi di dalam negeri justru tidak mengkredilkan
minat investor menanamkan modal di Indonesia.(merdeka/yc)

Dengan kondisi pasar Indonesia yang masih menarik, tidak menjadi alasan bagi investor asing untuk menarik dananya ke negara lain, meski kondisi politik sedang tidak kondusif. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Memanasnya kondisi politik di Tanah Air terkait dengan adanya kegaduhan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Kepolisian RI (Polri), dirasa belum mempengaruhi investor asing yang dikhawatirkan akan menarik dananya dari Indonesia.
Chief Economist PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, Anggito Abimanyu menegaskan, meski kondisi politik di Indonesia tengah memanas, namun sejauh ini para investor masih percaya dengan pasar Indonesia, sehingga dirinya meyakini bahwa tidak ada kekhawatiran investor untuk menarik dananya (capital outflow) dari Indonesia.
“Kekhawatiran tidak ada, investor sudah terbiasa, pasang surut politik sudah biasa, tetapi yang jelas, Indonesia ini masih negara yang menarik, nilai tukarnya masih atraktif,” ujar Anggito, di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Senin, 16 Februari 2015.
Menurutnya, tahun ini para investor-investor asing baru diperkirakan masih akan menaruh dananya di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan kondisi pasar Indonesia yang masih sangat besar dan luas. “Capital inflow atau dana asing yang masuk di tahun ini masih akan masuk, karena mata uang kita yang masih atraktif,” tukasnya.
Selain itu, lanjut Anggito, rencana Bank Sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunganya (fed fund rate), juga belum berpengaruh pada investor yang ingin menaruh dananya di Indonesia, meski banyak kalangan menilai, jika The Fed menaikkan suku bunganya maka akan terjadi pembalikan modal dana asing. (*)
@rezki_saputra
Jakarta detik -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam rentang tipis dan siang ini berakhir stagnan. Aksi ambil untung menghambat penguatan Indeks.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 0,189 poin (0,01%) ke level 5.325,684. Indeks bergerak datar merespons minimnya sentimen positif. 

Aksi beli selektif menahan Indeks di zona hijau, sampai ke titik tertingginya hari ini di 5.342,925. Aksi ambil untung kembali menekan Indeks.

Pada penutupan perdagangan Sesi I, Selasa (17/2/2015), IHSG menguat tipis 1,064 poin (0,02%) ke level 5.326,559. Sementara Indeks LQ45 naik 1,920 poin (0,21%) ke level 928,724.

Indeks masih bertahan di teritori positif meski dengan poin yang tipis. Saham-saham unggulan jadi sasaran aksi ambil untung. 

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 95.125 kali dengan volume 2,654 miliar lembar saham senilai Rp 2,624 triliun. Sebanyak 124 saham naik, 115 turun, dan 105 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa regional tidak banyak berubah sejak pagi tadi, masih bervariasi. Minim sentimen beredar setelah Wall Street semalam libur.

Kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:

  • Indeks Nikkei 225 menipis 13,56 poin (0,08%) ke level 17.991,21.
  • Indeks Hang Seng naik 93,85 poin (0,38%) ke level 24.820,38.
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 26,46 poin (0,82%) ke level 3.248,82.
  • Indeks Straits Times turun 15,42 poin (0,45%) ke level 3.411,74.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Unilever (UNVR) naik Rp 550 ke Rp 35.650, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 525 ke Rp 18.200, Indocement (INTP) naik Rp 300 ke Rp 23.725, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 275 ke Rp 25.275.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sinar Mas (SMMA) turun Rp 700 ke Rp 3.300, Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 18.000, Indo Kordsa (BRAM) turun Rp 375 ke Rp 5.625, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 250 ke Rp 54.975.
(ang/hds) 
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak datar merespons minimnya sentimen positif. Aksi beli selektif menahan Indeks di zona hijau.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 12.760 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin Rp 12.750 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG naik tipis 0,189 poin (0,01%) ke level 5.325,684. Sedangkan Indeks LQ45 menguat tipis 0,048 poin (0,01%) ke level 926,852.

Mengawali perdagangan, Selasa (17/2/2015), IHSG dibuka bertambah 0,334 poin (0,01%) ke level 5.325,829. Indeks LQ45 dibuka tumbuh 0,080 poin (0,01%) ke level 926,884.

Indeks masih bertahan di teritori positif meski dengan poin yang tipis. Saham-saham unggulan jadi incaran investor domestik.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG melaju 9,840 poin (0,18%) ke level 5.335,335. Sementara Indeks LQ45 menanjak 2,262 poin (0,26%) ke level 929,201.

Kemarin IHSG ditutup jatuh 48 poin kena aksi ambil untung. Investor mulai melepas saham setelah Indeks cetak rekor intraday siang harinya.

Wall Street tutup pada hari Senin dengan adanya libur President's Day alias Washington Birthday.

Perundingan Yunani dengan Uni Eropa kembali menemui jalan buntu awal pekan ini setelah Athena menolak proposal perpanjangan paket bailout 6 bulan. Bursa-bursa di Asia pun bergerak variatif.

Berikut situasi di bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 melemah 50,35 poin (0,28%) ke level 17.954,42.
  • Indeks Hang Seng naik 43,99 poin (0,18%) ke level 24.726,53.
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 18,54 poin (0,58%) ke level 3.222,36.
  • Indeks Straits Times turun 9,62 poin (0,28%) ke level 3.417,54.
(ang/hds) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒