Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 09 Februari 2015 (kontan menulis...)

JAKARTA. Menemani aktivitas anda di akhir pekan ini, kami menyuguhkan empat berita bursa saham (halaman 3) Harian KONTAN edisi Sabtu 7 Februari 2015. Berikut ini ringkasannya.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membidik pendapatan di luar pendapatan konstruksi senilai Rp 8 triliun pada tahun ini. Proyeksi itu naik 11% dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,2 triliun.
Direktur Keuangan JSMR Reynaldi Hermansjah optimistis target itu tercapai. Ini lantaran sejumlah ruas tol yang digarap JSMR mulai beroperasi tahun ini. “Ruas tol baru tersebut ada di Jawa Timur,” ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Jumat (6/2).
JSMR akan mengoperasikan tiga ruas tol baru di Jawa timur, yaitu ruas Gempol-Pandaan sepanjang 15 kilometer, ruas Gempol-Rembang sepanjang 13,9 km dan ruas tol Surabaya-Mojokerto seksi IV (Krian-Mojokerto) sepanjang 18,5 km.
Operator jalan tol pelat merah ini juga akan mengoperasikan ruas Kejapanan-Gempol sepanjang 3 km. Ruas ini merupakan relokasi ruas Porong-Gempol yang sebelumnya rusak akibat musibah lumpur Sidoarjo. 
Keempat ruas tol itu merupakan bagian dari pengembangan sembilan ruas jalan tol sepanjang 53 km yang ditargetkan rampung pada 2016.
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN)
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) mengklaim telah terhindar dari default atau gagal bayar atas utang perbankan. Pemilik BORN, Samin Tan telah membayar utang sebesar US$ 200 juta kepada Standard Chartered (Stanchart).
Pembayaran itu merupakan bagian dari plafon utang BORN ke Stanchart yang mencapai US$ 1 miliar."Jadi tidak ada gagal bayar apapun," ujar Ken Allan, Direktur Keuangan BORN, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/2).
Menurutnya, Stanchart telah sepakat di tahun lalu untuk mempermudah pesyaratan dan memperpanjang tenor pinjaman. Allan mengklaim, emiten produsen batubara itu memiliki hubungan baik dengan krediturnya.
Tahun lalu, BORN sudah membayar setengah nilai pokok utang ke Raiffeisen Bank sebesar US$ 112 juta. BORN juga telah membayar utang Stanchart sekitar US$ 87 juta yang berasal dari dividen Asia Resources Mineral Pls (ARMS).
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjual alias private placement 8% atau 92,8 juta unit sahamnya di PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Dari aksi tersebut, LPKR meraup dana sebesar Rp 1,14 triliun.
LPKR melego saham SILO di harga Rp 12.250 per saham. Harga itu terdiskon 8,2%, dari harga penutupan Kamis (5/2) senilai Rp 13.350 per saham.
Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaja menyatakan, LPKR akan memakai dana tersebut untuk ekspansi bisnis rumahsakit. "Juga untuk bisnis properti yang terkait dengan rumahsakit," kata Ketut, dalam keterangan resminya, Jumat (6/2).
LPKR menjual saham SILO melalui dua anak usahanya, yakni PT Kalimaya Pundi Bumi dan PT Safira Prima Utama. Credit Suisse bertindak sebagai bookrunner tunggal untuk LPKR dalam aksi korporasi ini.
PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR)
PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) masih mencatatkan utang cukup tinggi. Tahun ini, utang jatuh tempo SUPR dalam valuta asing  sekitar US$ 553,4 juta.
Juliawati Gunawan, Sekretaris Perusahaan SUPR, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (6/2), menyebutkan utang SUPR dalam valas berasal dari utang bank luar negeri. Utang tersebut jatuh tempo pada Juni 2015. Selanjutnya, SUPR tidak memiliki utang valas yang jatuh tempo setelah tahun ini.
Sebelumnya, SUPR berencana menurunkan leverage alias rasio utang pasca mengakuisisi menara milik PT XL Axiata, Tbk (EXCL). Nilai transaksi akuisisi menara ini mencapai Rp 5,6 triliun. Manajemen SUPR memperkirakan, rasio utang terhadap EBITDA di akhir 2014 mencapai 4,7 kali atau naik dari kuartal III-2014 sebesar 2,8 kali.
Salah satu cara  SUPR  menurunkan rasio utang adalah dengan menggelar rights issue dan private placement. Akhir tahun lalu, SUPR menggelar rights issue dengan potensi dana sekitar Rp 2,4 triliun. Perseroan  juga mendapat izin private placement senilai Rp 675,35 miliar.
Editor: Sandy Baskoro


JAKARTA. Akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru di 5.342,51,  naik 1,19% dari hari sebelumnya. Investor asing mencatatkan net buy Rp 1,18 triliun.
Sementara bursa Asia yang tercermin dalam MSCI Asia Pacific akhir pekan turun 0,27% ke 141,25.  
Analis Sinarmas Sekuritas Eddy Wijaya mengatakan, IHSG menguat di akhir pekan lalu salah satunya karena sentimen dalam negeri, yakni cadangan devisa naik menjadi US$ 114,3 miliar dari sebelumnya US$ 111,9 miliar. 
Sementara Achmas Yaki Yamani, Analis Sucorinvest Central Gani bilang, pergerakan IHSG dipengaruhi kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan harga minyak dunia yang mendorong penguatan bursa global.  
Selain itu, para investor juga optimistis, angka pengangguran Amerika Serikat (AS) akan  positif. Dari Tiongkok diperkirakan, neraca perdagangan juga naik menjadi US$ 53,7 miliar dibandingkan sebelumnya sebelumnya senilai US$ 49,6 miliar. 
Kedua analis meramalkan, IHSG akan menguat hari ini. Menurut Yaki, IHSG akan bergerak di kisaran 5.281-5.373. Eddy menebak, IHSG bergerak di 5.311-5.373. Eddy menyarankan, investor memperhatikan saham UNTR, INTP, BKS dan SMRA.
Berikut prediksi IHSG 10 analis:
NamaInstitusiNaikTurunSupportResistance
Eddy WijayaSinarmas SekuritasNaik5.3115.373
Lanjar N TaulatReliance SecuritiesNaik5.2935.350
Achmad Yaki YamaniSucorinvest Central GaniNaik5.2815.373
Reza PriyambadaWoori Korindo Securitiesnaik5.2905.352
William Surya WijayaAsjaya Indosurya SecuritiesNaik5.2825.348
Kiswoyo Adi JoeInvesta Saran MandiriNaik5.2005.375
Alwy AssegafUniversal Broker IndonesiaNaik5.3155.373
David Nathanael SutyantoFirst Asia CapitalTurun5.2905.370
Parningotan JBatavia ProsperindoNaik5.2735.375
Purwoko SartonoPanin SekuritasNaik5.2815.357


Editor: Yudho Winarto

JAKARTA kontan. Indeks Harga SaHam Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan pada pembukaan perdagangan Senin (9/2). Merujuk data RTI pukul 09:10 WIB, indeks dibuka naik 0,15% atau 8,919 poin ke level 5.353,44.
Tecatat ada 79 saham yang menguat dan 44 saham yang turun. Sedangankan 67 saham tidak bergerak (stagnan). Di perdagangan hari ini, transaksi melibatkan 239 juta saham dengan nilai Rp 283 miliar.
Secara sektoral, enam sektor tampak menghijau. Saham-saham di sektor keuangan memimping kenaikan sebesar 0,65% dan dikuti saham konstruksi naik 0,52%. Sedangkan empat sektor memerah. Sektor konsumi paling tertekan turun 0,36%, sektior industri lainnya turun 0,27%, dan sektor manufaktur turun 0,18%.
Saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers LQ45 antara lain: Summlarecon Agung Tbk (SMRA) naik 3,2% ke Rp 1700, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,62% ke Rp 6.875.
Sedangkan saham-saham masuk dalam jajaran top losers LQ45 antara lain: PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 2,65% ke Rp 25.700, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) turun 2,05% Rp 1.910.

Editor: Yudho Winarto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒