Langsung ke konten utama

TREN IHSG (01/07/2010--23/02/2015)

tren kenaekan ihsg MELAMPAUI penurunan kurs rupiah/dolar
JAKARTA. Volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sepanjang tahun ini masih cukup tinggi. Meski beberapa kali sempat menguat, belakangan ini mata uang garuda lebih banyak tertekan. Para analis memperkirakan, ketidakpastian di zona Eropa menyebabkan otot dollar AS lebih sterek, sehingga bakal menekan rupiah.
Sejak Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan menjadi 7,5%, rupiah terus melemah. Pada Senin (23/2), rupiah melemah 0,09% menjadi Rp 12.836 per dollar AS di pasar spot. Sementara di kurs tengah BI rupiah menguat 0,28% menjadi Rp 12.813 per dollar AS.
Naik turunnya nilai tukar ini memicu sejumlah emiten yang sensitif terhadap pergerakan mata uang menyiapkan segepok strategi. Beberapa emiten bahkan sudah memprediksi, pelemahan rupiah masih akan terjadi di separuh pertama tahun ini. 
PT Indofarma Tbk (INAF) misalnya. Emiten farmasi pelat merah ini sudah ketar-ketir terhadap pelemahan rupiah sejak tahun lalu. Maklum, sebagian besar bahan baku perseroan impor. 
Demi mengurangi beban pelemahan rupiah, INAF  mulai menumpuk bahan baku sejak kuartal IV-2014. "Kami sudah memprediksi  ada pelemahan rupiah," jelas Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF, kepada KONTAN, Senin (23/2).
Strategi tersebut menyebabkan INAF lebih efisiensi dan bisa menjaga margin laba bersih. Yasser bilang, sudah mengusulkan ke pemerintah mengkaji kenaikan harga obat generik jika rupiah terus melemah. Namun rencana ini belum ada tanggapan dari pemerintah. INAF juga tak bisa lindung nilai alias hedging, karena biaya yang terlalu mahal.
Aneka kiat antisipasi
Sehingga, perusahaan menjalankan strategi membeli banyak bahan baku saat rupiah menguat. "Karena strategi ini sudah dilakukan sejak tahun lalu, margin di kuartal I tahun ini diharapkan bisa stabil meski ada volatilitas nilai tukar," ujar Yasser.
Sementara industri telekomunikasi yang punya beban utang dollar AS seperti PT Indosat Tbk (ISAT) juga sudah menyiapkan hedging sejak tahun lalu. Demi meminimalisir rugi kurs, ISAT sudah menambah lindung nilai terhadap 50% beban dollar AS.  
Emiten ini menganggap pergerakan rupiah masih dalam level wajar. "Eksposur dollar AS sudah terlindungi dengan melakukan hedging sehingga pelemahan rupiah bisa diantisipasi," ujar Andromeda Tristanto, Hubungan Investor ISAT.
Sementara itu, PT Semen Indonesia, Tbk (SMGR) mengaku, tidak terlalu terkena dampak  volatilitas rupiah, karena memiliki pengeluaran dan pendapatan dalam denominasi rupiah.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR mengatakan, eksposur dollar AS terhadap laporan keuangan hanya 5%-6%.
SMGR masih bisa mengandalkan dari penjualan ekspor untuk menutupi risiko itu. Tapi, pelemahan rupiah bisa membuat nilai investasi pabrik membengkak. 
Reza Nugraha, Analis MNC Securities, mengatakan, emiten siap menghadapi naik turunnya nilai tukar. "Dampak volatilitas rupiah di tahun ini sudah diantisipasi, sehingga tak akan lebih buruk dari tahun lalu," ujar dia. 
Namun, investor harus memperhatikan saham yang bakal kena dampak. Pasalnya, pelemahan rupiah berlanjut di jangka pendek. Salah satu yang terkena dampak adalah emiten pakan ternak. Sementara emiten yang diuntungkan adalah perusahaan berbasis ekspor, seperti manufaktur, konsumer dan kebun.
Kalau menurut Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra, emiten yang kinerjanya bisa tersungkur karena pelemahan rupiah adalah emiten beban utang dollar AS tinggi seperti ISAT dan PT Garuda Indonesia Tbk.
Editor: Yudho Winarto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk