Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 17 Desember 2014 (cek ekspektasi tren harga minyak)

REBOUND perlahan (U shaped) tren HARGA MINYAK neh

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi pertama hari ini dengan penguatan tipis 4 poin atau tak sampai 0,1%. Indeks masih berkutat di kisaran 5.030. 
Mengutip RTI, selama sesi I, IHSG sempat menguat sampai 0,63% atau 31 poin ke level 5.057 pada pukul 10:56 WIB. Namun, indeks bergerak terus melandai sampai akhir sesi pertama pukul 12:00 WIB. 
Investor asing masih keluar dari bursa. Di pasar reguler, investor asing melakukan aksi beli Rp 980,3 miliar dan beli Rp 614,7 miliar. Sehingga net sell asing Rp 365,6 miliar.
Sebanyak 156 saham menguat, berbanding 128 yang melemah. Sedangkan 70 saham lainnya tak bergerak. Perdagangan sesi pertama ini melibatkan 4,3 miliar saham dengan nilai Rp 3,69 triliun. 
Tujuh dari sepuluh sektor menguat, dipimpin sektor agrikultur yang naik 0,81% dan finansial 0,72%. Sedangkan tiga sektor yang melandai adalah perdagangan (-1,05%), infrastruktur (-0,61%), dan aneka industri (-0,03%). 
Top gainers di antara LQ45 sampai siang ini antara lain PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang naik sebesar 4,64% menjadi Rp 12.975 per saham, PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar 3,94% menjadi 1.715, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) sebesar 3,61% ke Rp 1.720 per saham. 



Editor: Sanny Cicilia

Bisnis.com, JAKARTA – Kresna Securities memprediksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di kisaran 4.950-5.050 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/12/2014).
Pagi ini, IHSG dibuka menguat tipis 0,1% ke level 5.030,82.
Beberapa katalis yang memengaruhi indeks, di antaranya China menurunkan suku bunga acuan 40bps ke 5,6%, ECB mempertahankan suku bunga di level 0,05%, BI mempertahankan suku bunga acuan pada 7,75%, dan Rusia menaikkan suku bunga 6,5% ke level 17,0%.
Secara teknikal, resisten IHSG di level 5.250; potensi konsolidasi di 4.840-5.250, basis support di 4.840; breakdown level ini mengkonfirmasi pola head-and-shoulder, dan jika breakdown support 4.840, basis reakumulasi di 4.550-4.600.
Berikut saham yang mendapatkan rekomendasi hari ini:
  • PGAS-Potensi sideways market 5.700-6.100
  • INDF-Potensi trading range 6.400-6.850
  • BMRI-MT sideways 9.300-10.750; area profit taking
  • BBRI-Minor support di 10.600 menjadi basis reakumulasi
  • SMGR-MT trading range 14.300-17.100

HONG KONG, Dec 17, 2014 (AFP) 
 Asian markets edged up Wednesday on bagain-hunting, although gains were limited following more losses on Wall Street, while investors await the outcome of a Federal Reserve policy meeting.

Oil prices extended their losses to fresh five-and-a-half-year lows, while the dollar dipped against the yen ahead of the Fed get-together, which is being closely watched for an idea about its plans for interest rates.

Tokyo edged up 0.49 percent, Hong Kong added 0.12 percent, Sydney was 0.49 percent higher, Seoul put on 0.10 percent and Shanghai tacked on 0.35 percent.

Global markets have been in turmoil this week owing to concerns about the effects of plunging oil prices on energy firms as well as the Russian economy, which is also straining under the weight of Western sanctions.

On Wednesday crude slipped again, ahead of the release of the latest US supply report. US benchmark West Texas Intermediate for January delivery fell 56 cents to $55.37 while Brent crude for February was down 19 cents to $59.82.

US dealers offered a weak lead, with unease over the crude market as well as Russian woes leading to a sell-off on Wall Street.

The Dow eased 0.65 percent, the S&P 500 fell 0.85 percent and the Nasdaq tumbled 1.24 percent.

However, Asia investors took advantage of cheap valuations.

"After several days of steep falls, stocks are definitely cheap enough to pick up, but the markets remains beholden to exterior influences such as volatile currency and commodity price," Hiroichi Nishi, SMBC Nikko Securities general manager of equities, told Dow Jones Newswires.

"The turmoil may be far from over."

Eyes are now on the end later Wednesday of the Fed's two-day meeting, with dealers looking for some guidance over monetary policy amid growing speculation that the central bank will hike interest rates by the middle of 2015.

Despite expectaions of higher US rates the dollar continues to retreat against the yen, with fears over the global economy sending traders into safer investments.

The dollar was 116.50 yen against 116.59 yen in New York and well down from 117.39 yen in Tokyo earlier Tuesday.

The euro bought 146.20 yen and $1.2508 against 145.86 yen and $1.2511.


Gold was at $1,197.78 an ounce compared with $1,199.36 late Tuesday.


TEMPO.CO Jakarta - Koreksi pada indeks saham global serta pelemahan rupiah membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia tumbang. Pada penutupan perdagangan Selasa 16 Desember 2014, ditutup melemah 80,50 poin (1,58 persen) ke level 5.026,03. Pelemahan indeks tersebut terjadi dua hari berturut-turut dengan total koreksi 2,6 persen.

Analis PT Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, mengatakan indeks kembali mengalami koreksi tajam akibat pelemahan yang terjadi di bursa global serta depresiasi rupiah. Dua isu negatif itu menciutkan nyali investor untuk membeli saham. “Pasar justru khawatir dengan outlook pasar modal Indonesia dan memilih untuk mengamankan posisinya,” kata dia. (Baca: Rupiah Mata Uang Sampah, Kok JK Marah?)

Namun, kata Lanjar, IHSG berpotensi mengalami technical rebound seiring dengan kondisi jenuh jual yang terjadi dalam dua hari terakhir. Bila IHSG berbalik arah, perhatikan saham-saham berkapitalisasi besar, seperti Bank BRI (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Telkom (TLKM), dan Semen Indonesia (SMGR). "Untuk saham lapis dua, amati pergerakan Alam Sutera (ASRI), Bumi Serpong Damai (BSDE), dan Charoen Pokphand Indonesia (CPIN).”

Menurut Lanjar, harga minyak dunia yang kembali merosot ke level US$ 55 per barel memukul bursa global. Penurunan harga minyak juga memicu depresiasi tajam rubel yang memaksa bank sentral Rusia menaikkan suku bunga dari 10 persen ke 17 persen. Ditambah lagi adanya rilis data Indeks HSBC Manufaktur Cina yang melambat ke level 49,5. Kontraksi ekonomi Cina semakin menegaskan perlambatan ekonomi global. (Baca: Banyak Sentimen Negatif, IHSG Tiarap.)

Dalam kondisi minim sentimen positif, menurut Lanjar, pelaku pasar akan cenderung mengamankan aset-asetnya ke dolar Amerika Serikat. Di bursa saham lokal, momentum negatif itu juga dimanfaatkan oleh pemodal asing untuk merealisasi keuntungan. Mereka tidak rela nilai investasi tergerus oleh pelemahan rupiah. "Dalam dua hari perdagangan, total penjualan bersih investor asing mencapai Rp 1,3 triliun," kata dia.

Secara teknis, posisi penutupan IHSG telah mengakhiri tren naik jangka panjang. Selanjutnya, kata Lanjar, indeks akan bergerak di kisaran 4.980 hingga 5.020 sampai ada katalis positif baru. Jika IHSG ditutup di bawah 4.980, ada potensi koreksi lanjutan hingga ke 4.920.

M. AZHAR 



Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat anjlok 1,61% ke level 5.026,03 pada saat penutupan perdagangan Selasa (16/12/2014).
Sepanjang perdagangan kemarin, indeks bergerak pada kisaran 5.005,28—5.069,26. Dari 503 saham yang diperdagangkan, sebanyak 57 saham menguat, 259 saham melemah, dan 187 saham stagnan.
Sementara itu, dari sembilan sektor yang ada, dua menguat, sedangkan tujuh sisanya melemah. Sektor properti, konstruksi, dan real estat yang anjlok 3,17% mencatatkan pelemahan tertajam, sedangkan sektor aneka industri menguat tertinggi, yakni 0,55%.
Beberapa saham yang menjadi penekan indeks, di antaranya BMRI, BMRI, INTP,dan SMGR. Sementara itu, beberapa saham yang mendorong indeks, di antaranya ASII, SMAR, ADRO, dan BIRD.
Pada saat yang sama, indeks Bisnis 27 juga tergerus 1,96% atau 8,76 poin ke level 438,47.
Hingga akhir perdagangan Selasa, investor asing kembali melakukan aksi jual mencapai Rp1,25 triliun dengan volume 497,98 juta lembar. Kemarin, terdapat total 8,22 miliar lembar saham yang ditransaksikan dengan nilai sekitar Rp7,51 triliun.
JAKARTA - Bursa Eropa berakhir menguat untuk pertama kalinya, menjadi lompatan terbesar sejak 5 Desember tahun ini.

Indeks Stoxx Europe 600 naik 1,7% ke level 328,88 pada penutupan perdagangan Selasa (16/12/2014), menghentikan kerugian terbesar dalam lebih dari tiga tahun.Indeks itu sebelumnya jatuh sebanyak 1,3%, menyusul data pabrik dari China dan Perancis yang sesuai dengan perkiraan ekonom.

Produsen energi naik untuk pertama kalinya dalam tujuh hari, dengan Royal Dutch Shell Plc dan BG Group Plc menanjak tajam di atas 4%. Penjualan mobil Eropa juga meningkat pada November.

"Pada tingkat ini, investor melihat kita telah mencapainya dan memutuskan untuk melakukan sedikit belanja dan mengisi portofolio mereka untuk akhir tahun," kata Ion-Marc Valahu, co-founder dan manajer dana di Clairinvest di Jenewa, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (17/12/2014).

Setelah naik 13% dari level terendah hampir 7 tahun pada 5 Desember, Indeks Stoxx 600 merosot akibat hargaminyak.

http://market.bisnis.com/read/20141217/7/383402/bursa-eropa-indeks-stoxx-600-melonjak-17-terbesar-sejak-5-desember




Sumber : BISNIS.COM
Bisnis.com, JAKARTA – SucorInvest memprediksikan secara teknikal, IHSG bergerak mixed melemah di kisaran 4.970-5.062 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/12/2014).
Beberapa pertimbangan di antaranya, stochastic bergerak turun, RSI melemah, dan MACD cenderung negatif, menguji three black crows candle.
Saham yang bisa dipertimbangkan untuk perdagangan pada hari ini, a.l. AKRA, ADRO, ASII, BBTN, MEDC, dan UNTR.
Dalam dua hari terakhir, harga dibuka gap bawah, penurunan harga hari ini diikuti dengan penurunan volume.
Penurunan indeks bursa regional, harga minyak yang menyentuh level US$54/barel yang meningkatkan kekhawatiran prospek ekonomi global dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp12.700 menjadi sentimen negatif untuk IHSG.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (16/12/2014), IHSG ditutup anjlok 1,61% ke level 5.026,03. Sepanjang perdagangan kemarin, indeks bergerak pada kisaran 5.005,28—5.069,26.
Dari 503 saham yang diperdagangkan, sebanyak 57 saham menguat, 259 saham melemah, dan 187 saham stagnan. Sementara itu, dari sembilan sektor yang ada, dua menguat, sedangkan tujuh sisanya melemah.
analisis tren harga minyak global dan ekspektasi positif kenaekan pertumbuhan dan harga minyak lage

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒