Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 10 Agustus 2015 (SEPI)

JAKARTA - Hari ini, pasar modal Indonesia merayakan ulang tahun ke-38. Acara tersebut bahkan presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri ekonomi. Sayangnya, dalam acara ulang tahun ini Pasar Saham Indonesia tidak mendapatkan kado special. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berada di zona merah sepanjang hari, dan ditutup turun 21,35 poin 0,4 persen ke 4.748,95.
Sore ini, sebanyak 77 saham menguat, 202 saham melemah dan 93 saham stagnan. Menutup perdagangan, telah terjadi transaksi sebesar Rp2,6 triliun dari 2,9 miliar lembar saham diperdagangkan.
Di Asia, indeks Nikkei naik 84 poin atau 0,4 persen ke 20.808, indeks Hang Seng turun 31 poin atau 0,1 persen ke 24.521, dan indeks Straits Times tidak bergerak di 3.196.
Indeks LQ45 turun 3,55 poin atau 0,4 persen ke 807,91, Jakarta Islamic Index (JII) turun 2,94 poin atau 0,5 persen ke 628,83, indeks IDX30 melemah 1,35 poin atau 0,4 persen ke 419,80 dan indeks MNC36 melemah 0,73 poin atau 0,3 persen ke 256,30.
Semua sektor pendorong IHSG melemah, adapun pelemahan terdalam adalah sektor perkebunan 1,4 persen.
Saham-saham yang masuk jajaran top gainers, seperti saham PT United Tractor Tbk (UNTR) naik Rp900 atau 4,7 persen ke Rp20.200, saham PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) naik Rp400 atau 2,6 persen ke Rp16.000, saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) naik Rp310 atau 10,4 persen ke Rp3.295.
Sedangkan saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun Rp500 atau 4,6 persen ke Rp10.300, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turun Rp375 atau 4,7 persen ke Rp7.525, dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp275 atau 0,6 persen ke Rp47.100.
(rzk)

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,45% setelah terjadi pertarungan efek kunjungan Presiden Joko Widodo ke PT Bursa Efek Indonesia melawan sentimen negatif dari China.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan saham hari ini, Senin (10/8/2015), IHSG ditutup melemah 21,35 poin ke level 4.748,95. Bahkan, pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup turun hampir 1%.
Padahal, Presiden Jokowi mengunjungi BEI dalam rangka perayaan ulang tahun pasar modal ke-38 pagi ini. Saat Jokowi terpilih menjadi presiden dan mengunjungi BEI, sempat dianggap membawa sentimen positif IHSG, sehingga menembus rekor tertinggi.
Tampaknya, kali ini kehadiran Jokowi belum mampu melawan sentimen negatif ekonomi China. Padahal, indeks saham regional Asia Pasifik mayoritas menghijau pada perdagangan saham hari ini.
IHSG bergerak pada level tertinggi 4.764,74 dan terendah 4.720,91 dengan pembukaan pada level 4.761,40. Sehari sebelumnya, IHSG ditutup pada level 4.770,30.
Dari 517 saham yang diperdagangkan di BEI,  sebanyak 192 saham melemah, 75 saham menguat, dan 250 saham stagnan. Seluruh sektor di BEI tercatat melemah dengan dipimpin oleh sektor agribisnis yang mengalampi pelemahan 1,38%.
Saham-saham agribisnis yang menjadi penekan utama a.l. BWPT, PALM, BISI, LSIP, dan SIMP. Sedangkan, saham aneka industri membuntuti sebagai penekan IHSG hari ini dengan pelemahan mencapai 1,30%.
Saham penekan utama IHSG hari ini adalah ASII (-1,52%), BMRI (-1,30%), BBNI (-2,20%), UNVR (-0,65%), dan SMGR (-2,51%). Pelemahan IHSG ditahan oleh saham BBCA (+0,73%), MIKA (+5,09%), PNBN (+5,58%), LPPF (+2,22%), dan TLKM (+0,34%).
Sejalan dengan pelemahan IHSG, Indeks Bisnis27 tercatat terkoreksi 0,53% atau 2,14 poin ke level  400,40 dari penutupan sehari sebelumnya 402,54. Dari 27 saham yang ada di Indeks ini, sebanyak 18 saham melemah, 7 saham menguat, dan 2 saham lainnya stagnan.
Pada saat yang sama, kurs rupiah ditutup kian lunglai dengan terdepresiasi 0,07% sepanjang hari ini ke level Rp13.551/US$. Mata uang Garuda kian terperosok dan menjauh dari level Rp13.500/US$ dengan pergerakan sepanjang hari ini di level terendah Rp13.520/US$ dan tertinggi Rp13.558/US$.

Bisnis.com, JAKARTA- Sepanjang tahun berjalan ini, kinerja indeks harga saham gabungan dan nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan paling tajam dibandingkan dengan indeks negara regional lainnya.

Otoritas Jasa Keuangan sudah menyiapkan sejumlah antisipasi untuk menahan laju penurunan tersebut.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) per 7 Agustus 2015 berada pada posisi 4.770,53 atau mengalami penurunan sebesar 9,01% dibandingkan dengan posisinya per 2 Januari yang berada di level 5.242,77.

Dengan posisi tersebut, penurunan IHSG terlihat paling tajam dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya.

Misalnya, indeks Nikkei 225 Jepang, Index Shanghai China, Index Kospi Korea Selatan, Index PSEi Philipina, Index Hsi Hongkong dan Index AS30 Australia memperlihatkan pertumbuhan pada periode tersebut. Adapun, Index KLCI Malaysia turun 4%, Index SET Thailad merosot 4,48% dan Index STI Singapore anjlok 5,16%.

Sementara itu, kapitalisasi pasar saham Indonesia juga anjlok paling dalam hingga -13,68% dari US$394,18 miliar menjadi US$340,25 miliar. Disusul oleh Malaysia yang anjlok 10,86%, Singapura -8,80% dan Australia yang merosot 8,07%. Adapun, penurunan kapitalisasi pasar Index SET Thailad turun 7,52% dan Kospi Korea Selatan -0,29%.

Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pihaknya tidak bisa memperkirakan bagaimana kinerja IHSG hingga akhir tahun. Namun, melihat perkembangannya hingga saat ini, OJK sudah menyiapkan sejumlah antisipasi agar penurunan kinerja pasar saham tidak terlalu jauh.

Sebenarnya ini tidak bagus karena kondisi pasar global juga, terkena juga Indonessia. Namun, kami tetap perlu melakukan gerakan-gerakan untuk mempercepat pertumbuhan indeks, kami menyusun sejumlah antisipasi untuk hal ini,” kata Nurhaida di Gedung BEI, Senin (10/8).

Misalnya, OJK akan terus berupaya meningkatkan seluruh produk pasar modal dari yang sudah ada saat ini. Selain itu, OJK juga sudah menyiapkan sejumlah stimulus yang bisa membantu menjaga pertumbuhan ekonomi sehingga akan membuat pasar modal Indonesia juga jadi lebih baik. Menurutya, stimulus yang dkeluarkan OJK merupakan pelengkap dari segala kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mendorong perekonomian.

OJK saat ini telah mengeluarkansekitar 35 kebijakan industri keuangan dalam rangka mendorong stimulus perekonomian. Adapun, untuk pasar modal ada sekitar 15 kebijakan. Dia menilai, kebijakan-kebijakan tersebut sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar sesuai target. Menurutnya, OJK terus memperhatikan hal-hal atau isu-isu yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan juga kinerja industri keuangan di Indonesia.

Antisipasi lewat stimulus sudah banyak itu ya, kami juga akan melalui program-program yang lain. Baik yang sudah ada, maupun sedang dalam proses,” ujar Nurhaida

Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia mengatakan BEI juga tidak bisa memprediksi bagaimana pergerakan IHSG hingga akhir tahun. Pihaknya juga masih menunggu seluruh hasil kinerja semester I keluar dahulu.

Meski terendah, kami masih optimistis, kepercayaan masih besar, ini masalah non fundamental saja,” jelas Tito.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒