JAKARTA - Hari ini, pasar modal Indonesia
merayakan ulang tahun ke-38. Acara tersebut bahkan presiden Joko Widodo
dan sejumlah menteri ekonomi.
Sayangnya, dalam acara ulang tahun ini Pasar Saham Indonesia tidak
mendapatkan kado special. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
terus berada di zona merah sepanjang hari, dan ditutup turun 21,35 poin
0,4 persen ke 4.748,95.
Sore ini, sebanyak 77 saham menguat, 202 saham melemah dan 93 saham stagnan. Menutup perdagangan, telah terjadi transaksi sebesar Rp2,6 triliun dari 2,9 miliar lembar saham diperdagangkan.
Di Asia, indeks Nikkei naik 84 poin atau 0,4 persen ke 20.808, indeks Hang Seng turun 31 poin atau 0,1 persen ke 24.521, dan indeks Straits Times tidak bergerak di 3.196.
Indeks LQ45 turun 3,55 poin atau 0,4 persen ke 807,91, Jakarta Islamic Index (JII) turun 2,94 poin atau 0,5 persen ke 628,83, indeks IDX30 melemah 1,35 poin atau 0,4 persen ke 419,80 dan indeks MNC36 melemah 0,73 poin atau 0,3 persen ke 256,30.
Semua sektor pendorong IHSG melemah, adapun pelemahan terdalam adalah sektor perkebunan 1,4 persen.
Saham-saham yang masuk jajaran top gainers, seperti saham PT United Tractor Tbk (UNTR) naik Rp900 atau 4,7 persen ke Rp20.200, saham PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) naik Rp400 atau 2,6 persen ke Rp16.000, saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) naik Rp310 atau 10,4 persen ke Rp3.295.
Sedangkan saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun Rp500 atau 4,6 persen ke Rp10.300, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turun Rp375 atau 4,7 persen ke Rp7.525, dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp275 atau 0,6 persen ke Rp47.100.
Sore ini, sebanyak 77 saham menguat, 202 saham melemah dan 93 saham stagnan. Menutup perdagangan, telah terjadi transaksi sebesar Rp2,6 triliun dari 2,9 miliar lembar saham diperdagangkan.
Di Asia, indeks Nikkei naik 84 poin atau 0,4 persen ke 20.808, indeks Hang Seng turun 31 poin atau 0,1 persen ke 24.521, dan indeks Straits Times tidak bergerak di 3.196.
Indeks LQ45 turun 3,55 poin atau 0,4 persen ke 807,91, Jakarta Islamic Index (JII) turun 2,94 poin atau 0,5 persen ke 628,83, indeks IDX30 melemah 1,35 poin atau 0,4 persen ke 419,80 dan indeks MNC36 melemah 0,73 poin atau 0,3 persen ke 256,30.
Semua sektor pendorong IHSG melemah, adapun pelemahan terdalam adalah sektor perkebunan 1,4 persen.
Saham-saham yang masuk jajaran top gainers, seperti saham PT United Tractor Tbk (UNTR) naik Rp900 atau 4,7 persen ke Rp20.200, saham PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) naik Rp400 atau 2,6 persen ke Rp16.000, saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) naik Rp310 atau 10,4 persen ke Rp3.295.
Sedangkan saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun Rp500 atau 4,6 persen ke Rp10.300, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turun Rp375 atau 4,7 persen ke Rp7.525, dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp275 atau 0,6 persen ke Rp47.100.
Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga
saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,45% setelah terjadi pertarungan
efek kunjungan Presiden Joko Widodo ke PT Bursa Efek Indonesia melawan
sentimen negatif dari China.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan saham hari ini, Senin (10/8/2015), IHSG ditutup melemah 21,35 poin ke level 4.748,95. Bahkan, pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup turun hampir 1%.
Padahal, Presiden Jokowi mengunjungi BEI dalam rangka perayaan ulang tahun pasar modal ke-38 pagi ini. Saat Jokowi terpilih menjadi presiden dan mengunjungi BEI, sempat dianggap membawa sentimen positif IHSG, sehingga menembus rekor tertinggi.
Tampaknya, kali ini kehadiran Jokowi belum mampu melawan sentimen negatif ekonomi China. Padahal, indeks saham regional Asia Pasifik mayoritas menghijau pada perdagangan saham hari ini.
IHSG bergerak pada level tertinggi 4.764,74 dan terendah 4.720,91 dengan pembukaan pada level 4.761,40. Sehari sebelumnya, IHSG ditutup pada level 4.770,30.
Dari 517 saham yang diperdagangkan di BEI, sebanyak 192 saham melemah, 75 saham menguat, dan 250 saham stagnan. Seluruh sektor di BEI tercatat melemah dengan dipimpin oleh sektor agribisnis yang mengalampi pelemahan 1,38%.
Saham-saham agribisnis yang menjadi penekan utama a.l. BWPT, PALM, BISI, LSIP, dan SIMP. Sedangkan, saham aneka industri membuntuti sebagai penekan IHSG hari ini dengan pelemahan mencapai 1,30%.
Saham penekan utama IHSG hari ini adalah ASII (-1,52%), BMRI (-1,30%), BBNI (-2,20%), UNVR (-0,65%), dan SMGR (-2,51%). Pelemahan IHSG ditahan oleh saham BBCA (+0,73%), MIKA (+5,09%), PNBN (+5,58%), LPPF (+2,22%), dan TLKM (+0,34%).
Sejalan dengan pelemahan IHSG, Indeks Bisnis27 tercatat terkoreksi 0,53% atau 2,14 poin ke level 400,40 dari penutupan sehari sebelumnya 402,54. Dari 27 saham yang ada di Indeks ini, sebanyak 18 saham melemah, 7 saham menguat, dan 2 saham lainnya stagnan.
Pada saat yang sama, kurs rupiah ditutup kian lunglai dengan terdepresiasi 0,07% sepanjang hari ini ke level Rp13.551/US$. Mata uang Garuda kian terperosok dan menjauh dari level Rp13.500/US$ dengan pergerakan sepanjang hari ini di level terendah Rp13.520/US$ dan tertinggi Rp13.558/US$.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan saham hari ini, Senin (10/8/2015), IHSG ditutup melemah 21,35 poin ke level 4.748,95. Bahkan, pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup turun hampir 1%.
Padahal, Presiden Jokowi mengunjungi BEI dalam rangka perayaan ulang tahun pasar modal ke-38 pagi ini. Saat Jokowi terpilih menjadi presiden dan mengunjungi BEI, sempat dianggap membawa sentimen positif IHSG, sehingga menembus rekor tertinggi.
Tampaknya, kali ini kehadiran Jokowi belum mampu melawan sentimen negatif ekonomi China. Padahal, indeks saham regional Asia Pasifik mayoritas menghijau pada perdagangan saham hari ini.
IHSG bergerak pada level tertinggi 4.764,74 dan terendah 4.720,91 dengan pembukaan pada level 4.761,40. Sehari sebelumnya, IHSG ditutup pada level 4.770,30.
Dari 517 saham yang diperdagangkan di BEI, sebanyak 192 saham melemah, 75 saham menguat, dan 250 saham stagnan. Seluruh sektor di BEI tercatat melemah dengan dipimpin oleh sektor agribisnis yang mengalampi pelemahan 1,38%.
Saham-saham agribisnis yang menjadi penekan utama a.l. BWPT, PALM, BISI, LSIP, dan SIMP. Sedangkan, saham aneka industri membuntuti sebagai penekan IHSG hari ini dengan pelemahan mencapai 1,30%.
Saham penekan utama IHSG hari ini adalah ASII (-1,52%), BMRI (-1,30%), BBNI (-2,20%), UNVR (-0,65%), dan SMGR (-2,51%). Pelemahan IHSG ditahan oleh saham BBCA (+0,73%), MIKA (+5,09%), PNBN (+5,58%), LPPF (+2,22%), dan TLKM (+0,34%).
Sejalan dengan pelemahan IHSG, Indeks Bisnis27 tercatat terkoreksi 0,53% atau 2,14 poin ke level 400,40 dari penutupan sehari sebelumnya 402,54. Dari 27 saham yang ada di Indeks ini, sebanyak 18 saham melemah, 7 saham menguat, dan 2 saham lainnya stagnan.
Pada saat yang sama, kurs rupiah ditutup kian lunglai dengan terdepresiasi 0,07% sepanjang hari ini ke level Rp13.551/US$. Mata uang Garuda kian terperosok dan menjauh dari level Rp13.500/US$ dengan pergerakan sepanjang hari ini di level terendah Rp13.520/US$ dan tertinggi Rp13.558/US$.
Bisnis.com,
JAKARTA- Sepanjang tahun berjalan ini, kinerja indeks harga saham
gabungan dan nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia mengalami
penurunan paling tajam dibandingkan dengan indeks negara regional
lainnya.
Otoritas Jasa Keuangan sudah menyiapkan sejumlah antisipasi untuk menahan laju penurunan tersebut.
Berdasarkan
data Otoritas Jasa Keuangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa
Efek Indonesia (BEI) per 7 Agustus 2015 berada pada posisi 4.770,53 atau
mengalami penurunan sebesar 9,01% dibandingkan dengan posisinya per 2
Januari yang berada di level 5.242,77.
Dengan posisi tersebut, penurunan IHSG terlihat paling tajam dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya.
Misalnya,
indeks Nikkei 225 Jepang, Index Shanghai China, Index Kospi Korea
Selatan, Index PSEi Philipina, Index Hsi Hongkong dan Index AS30
Australia memperlihatkan pertumbuhan pada periode tersebut. Adapun,
Index KLCI Malaysia turun 4%, Index SET Thailad merosot 4,48% dan Index
STI Singapore anjlok 5,16%.
Sementara
itu, kapitalisasi pasar saham Indonesia juga anjlok paling dalam hingga
-13,68% dari US$394,18 miliar menjadi US$340,25 miliar. Disusul oleh
Malaysia yang anjlok 10,86%, Singapura -8,80% dan Australia yang merosot
8,07%. Adapun, penurunan kapitalisasi pasar Index SET Thailad turun
7,52% dan Kospi Korea Selatan -0,29%.
Nurhaida,
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pihaknya tidak
bisa memperkirakan bagaimana kinerja IHSG hingga akhir tahun. Namun,
melihat perkembangannya hingga saat ini, OJK sudah menyiapkan sejumlah
antisipasi agar penurunan kinerja pasar saham tidak terlalu jauh.
“Sebenarnya
ini tidak bagus karena kondisi pasar global juga, terkena juga
Indonessia. Namun, kami tetap perlu melakukan gerakan-gerakan untuk
mempercepat pertumbuhan indeks, kami menyusun sejumlah antisipasi untuk
hal ini,” kata Nurhaida di Gedung BEI, Senin (10/8).
Misalnya,
OJK akan terus berupaya meningkatkan seluruh produk pasar modal dari
yang sudah ada saat ini. Selain itu, OJK juga sudah menyiapkan sejumlah
stimulus yang bisa membantu menjaga pertumbuhan ekonomi sehingga akan
membuat pasar modal Indonesia juga jadi lebih baik. Menurutya, stimulus
yang dkeluarkan OJK merupakan pelengkap dari segala kebijakan yang
dibuat pemerintah untuk mendorong perekonomian.
OJK saat ini telah mengeluarkansekitar
35 kebijakan industri keuangan dalam rangka mendorong stimulus
perekonomian. Adapun, untuk pasar modal ada sekitar 15 kebijakan. Dia
menilai, kebijakan-kebijakan tersebut sangat diperlukan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi agar sesuai target. Menurutnya, OJK terus
memperhatikan hal-hal atau isu-isu yang bisa mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi dan juga kinerja industri keuangan di Indonesia.
“Antisipasi
lewat stimulus sudah banyak itu ya, kami juga akan melalui
program-program yang lain. Baik yang sudah ada, maupun sedang dalam
proses,” ujar Nurhaida
Tito
Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia mengatakan BEI juga tidak
bisa memprediksi bagaimana pergerakan IHSG hingga akhir tahun. Pihaknya
juga masih menunggu seluruh hasil kinerja semester I keluar dahulu.
“Meski terendah, kami masih optimistis, kepercayaan masih besar, ini masalah non fundamental saja,” jelas Tito.
Komentar
Posting Komentar