Bisnis.com, JAKARTA - Pelemahan bursa regional akibat kekhawatiran devaluasi yuan terus menekan Indeks harga saham gabungan (IHSG). Pada perdagangan hari ini, Rabu (19/8/2015), IHSG ditutup melemah 0,58% atau 26 poin ke level 4.484,24.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I dengan pelemahan 29,67 poin atau turun 0,66% ke level 4.480,81.
Hari ini, IHSG dibuka melemah 0,18% atau turun 8,28 poin ke level 4.502,20.
Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas bergerak positif menjelang pengumuman hasil pertemuan Federal Reserve pada akhir bulan lalu dalam Fed Minutes dan rilis data inflasi Amerika Serikat nanti malam, Rabu (19/8/2015). Kedua momentum itu disebut akan menjadi penentu harga emas ke depannya.
Pada perdagangan hari ini sampai pukul 15:14 WIB, harga emas Gold Spot naik 0,52% menjadi US$1.123 per troy ounce atau Rp499.175 per gram, sedangkan harga emas Antam naik 0,18% menjadi Rp548.000 per gram.
Adnan Chaniago, analis senior PT Global Artha Futures, mengatakan volatilitas harga emas berpotensi cukup tinggi pada perdagangan hari ini karena pasar akan fokus pada pengumuman hasil pertemuan Federal Reserve (the Fed) dan data inflasi Amerika Serikat (AS) pada malam nanti.
"Pertemuan the Fed pada September semakin dekat dan pasar benar-benar membutuhkan kepastian kenaikan suku bunga tersebut," ujarnya dalam riset pada Rabu (19/8/2015).
Namun, di sisi lain harga emas juga berpotensi tertekan dari potensi aksi lepas cadangan emas dari beberapa negara.
Pada perdagangan hari ini sampai pukul 15:14 WIB, harga emas Gold Spot naik 0,52% menjadi US$1.123 per troy ounce atau Rp499.175 per gram, sedangkan harga emas Antam naik 0,18% menjadi Rp548.000 per gram.
Adnan Chaniago, analis senior PT Global Artha Futures, mengatakan volatilitas harga emas berpotensi cukup tinggi pada perdagangan hari ini karena pasar akan fokus pada pengumuman hasil pertemuan Federal Reserve (the Fed) dan data inflasi Amerika Serikat (AS) pada malam nanti.
"Pertemuan the Fed pada September semakin dekat dan pasar benar-benar membutuhkan kepastian kenaikan suku bunga tersebut," ujarnya dalam riset pada Rabu (19/8/2015).
Namun, di sisi lain harga emas juga berpotensi tertekan dari potensi aksi lepas cadangan emas dari beberapa negara.
Citigroup Inc. menuliskan laporan yang menyebutkan Venezuela menjadi salah satu negara yang berpeluang tergoda melepas cadangan emas karena pasokan uang tunai yang kian berkurang.
Komentar
Posting Komentar