UJI KETAHANAN @ BBR1: AmAn
Bisnis.com, JAKARTA- NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengemukakan sejumlah data ekonomi dari dalam dan luar ngeri ditunggu pasar sepanjang pekan ini.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan data ekonomi yang ditunggu pekan ini adalah:
- China: CB leading economic index
- Australia: CB leading indicator, construction work done, private capital expenditure
- Korsel: Consumer confidence
- Jepang: Leading composite, coincident index
- Jerman: GDP growth rate, IFO business climate, IFO current conditions, IFO expectations
- Prancis: Business confidence
- Spanyol: PPI, GDP growth rate Inggris: BBA mortgage approvals, CBI distributive trades, nationwide housing prices
- Zona Euro: Loan growth
- AS: National activity index, redbook, case-shiller home price, house price index, markit service PMI, markit composite PMI, new home sales, CB consumer spending, richmond Fed manufacturing index, new home sales, MBA mortgage applications, durable goods orders, jackson hole symposium, GDP growth rate, GDP price index, pending home sales, initial jobless claim
IHSG tertekan itu didorong dari aksi jual bersih investor asing mencapai Rp 770,1 miliar.Investor asing pun mencatatkan aksi jual bersih mencapai Rp 4,37 triliun sepanjang 2015. Demikian mengutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (23/8/2015).
Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su menuturkan meski investor asing melakukan aksi jual tetapi secara jangka panjang pasar modal Indonesia masih menarik bagi investor asing. Saat ini investor asing melakukan penyesuaian portofolio dalam jangka pendek karena masih banyak kinerja keuangan perusahaan yang turun.
"Saya rasa masih secara long term tapi harus ada portofolio adjustment short term karena banyak earning dowgrades," ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com.
Total emisi obligasi dan sukuk korporasi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 36 emisi dengan nilai Rp 47,07 triliun pada 2015. Dari sisi nilai emisi, jumlah total emisi obligasi dan sukuk korporasi hingga akhir pekan ini (year do date) telah melampaui pencapaian sepanjang 2014 dengan total nilai emisi Rp 46,84 triliun dari hasil penerbitan 49 obligasi dan sukuk.
Dengan demikian, total nilai emisi obligasi dan sukuk hingga berjumlah 271 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp 246,66 triliun dan US$ 100 juta yang diterbitkan oleh 104 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 96 seri dengan nilai nominal Rp 1.367,8 triliun dan lima efek beragun aset (EBA) senilai Rp 2,71 triliun.
Sedangkan data emiten baru yang sudah tercatat di pasar modal ada 12 emiten dengan nilai emisi Rp 9,02 triliun. Sepanjang 2014, ada 24 emiten yang mencatatkan saham di BEI dengan nilai emisi Rp 9,12 triliun.
Sebelumnya pada 17 Agustus 2015, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tercatat di BEI membukakan rekenning efek untuk 10.000 pegawainya. Kegiatan itu dicatatkan pada Museum Rekor Indonesia sebagai penciptaan investor saham baru terbanyak dalam satu perusahaan. (Ahm/Igw)
JAKARTA kontan. Longsornya IHSG mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengeluarkan surat edaran (SE) yang membolehkan emiten melakukan buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS).
SE OJK Nomor 22/SEOJK.04/2015 ini tentang kondisi lain sebagai kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan dalam pelaksanaan pembelian kembali saham yang dikeluarkan emiten atau perusahaan publik. "Hari ini (kemarin) resmi berlaku," kata Nurhaida, Kepala Eksekutif Bidang Pasar Modal OJK, Jumat (21/8).
Sejumlah pertimbangan keluarnya SE tersebut antara lain, anjloknya IHSG secara signifikan lima bulan terakhir. Jika dihitung dari level tertinggi hingga level terendah, IHSG longsor sekitar 21%. Tiga hari terakhir, IHSG turun 3,87%.
Kondisi ekonomi global, regional dan domestik yang melambat juga menjadi perhatian wasit pasar keuangan. OJK menyatakan kondisi lain sebagai dasar pelaksanaan kebijakan buyback tanpa RUPS ini. Peraturan OJK (POJK) Nomor 2/POJK/2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang dikeluarkan oleh
Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar Berfluktuasi secara Signifikan menyebut, buyback tanpa RUPS bisa dilakukan jika pasar dianggap berfluktuasi signifikan. Fluktuasi yang dimaksud adalah jika IHSG selama tiga hari bursa berturut-turut secara kumulatif turun 15% atau lebih atau kondisi lain yang ditetapkan OJK. Kondisi lain ini juga diatur dalam SE 2015.
Emiten bisa mengeksekusi kebijakan tersebut sesuai POJK. Emiten boleh membeli kembali saham maksimal 20% dari modal disetor tanpa persetujuan RUPS. Hanya saja, tujuh hari bursa setelah pasar berfluktuasi, emiten harus memberikan keterbukaan informasi terkait rencana ini.
Periode buyback dibatasi maksimal tiga bulan setelah keterbukaan informasi dilakukan. Emiten bisa memperpanjang buyback selama aturan itu belum dicabut. Emiten bisa mengalihkan saham alias refloat 30 hari setelah periode buyback berakhir.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku belum ada kelonggaran kebijakan yang bisa dilakukan. Samsul Hidayat, Direktur Penilaian BEI, mengatakan, kebijakan di BEI berlaku normal.
Mulai dari suspensi hingga auto re-ject. "Kami coba melihat bottom-nya dimana, kami berharap ada cooling down, investor tidak lakukan aksi jual dulu," kata Samsul.
Lanjar Nafi Taulat, Analis Reliance Securities, menilai positif kebijakan tersebut, lantaran dapat menahan kejatuhan IHSG dari efek aksi jual yang terlalu dalam. Kepercayaan diri investor dapat bertumbuh seiring kebijakan ini. Tapi, efektivitas kebijakan ini masih harus dilihat karena baru tampak pekan depan.
David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, buyback tidak akan mampu membalikkan indeks ke posisi semula, tapi cuma menahan penurunan. Lagipula, belum tentu emiten yang mengumumkan buyback akan mengeksekusi pembelian secara penuh.
Dia menambahkan, emiten memiliki pertimbangan tersendiri sebelum mengumumkan buyback. Pertama kondisi kas. Di tengah perlambatan ekonomi dan sulitnya ekspansi, kemungkinan emiten lebih memilih alokasi dana untuk buyback.
Kedua, valuasi harga sama secara fundamental. Emiten tentu memiliki valuasi harga saham. Dengan patokan valuasi misalnya dalam jangka dua hingga tiga tahun, serta posisi harga saat ini, emiten akan menentukan ikut atau tidak buyback. "Ketiga, emiten akan menghitung, berapa banyak akan beli dan bisa untung atau tidak," imbuh David.
Ia melihat, banyak saham-saham dengan valuasi PE di bawah 10 kali, terutama sektor perbankan. Lagipula, banyak dana menganggur akibat pembatasan ekspansi emiten. Nah, bagi investor yang ingin menunggangi perhelatan buyback, David menyarankan mengikuti cara buyback emiten, tetap melihat valuasi fundamental dan untuk jangka panjang.
Editor: Hendra Gunawan
Bisnis.com, JAKARTA—Setelah pasar modal Indonesia terus terjerembab akibat investor asing menguras dana di pasar modal membuat kodisi oversold alias jenuh beli, pekan depan Indeks harga saham gabungan (IHSG) bakal rebound dan berbalik arah.
Analis PT HD Capital Tbk. Yuganur Wijanarko, mengatakan selama sepekan ke depan, kondisi pasar yang tengah oversold di harian dan mingguan, serta lemahnya kurs rupiah dapat mengundang minat bargain hunter asing untuk masuk dan menyelamatkan IHSG dari penurunan lebih lanjut.
"Rekomen akumulasi di saham big cap index drivers yang sudah cukup terkoreksi untuk skenario pembalikan arah keatas nantinya," ungkapnya dalam riset, Sabtu (22/8/2015).
Menurutnya, ketidakpastian mengenai jadi atau tidak Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve untuk menaikan suku bunga pada 16-17 September nanti, dan pelemahan perekonomian China membuat pasar melakukan aksi jual di asset berisiko yakni komoditas dan saham.
Kondisi tersebut membuat dolar AS secara global mengalami penguatan sehingga rupiah terpuruk ke level terendah sejak 1998.
Memang, sambungnya, secara survei market konsensus probabilitas untuk The Fed menaikan suku bunga masih 50%, turun dari 77% pada 3 bulan lalu. Tetapi, naik dari 40% sebulan lalu.
Sepanjang pekan ini, pada 17-21 Agustus 2015, IHSG terkoreksi 5,44% ke level 4.335,95. Selama sepekan, IHSG berada di level tertinggi 4.510,48 dan terendah 4.335,95.
Seluruh sektor yang ada di BEI selama sepekan memerah dengan penurunan terdalam terjadi pada industri kimia dasar yang telah anjlok 7,2%. Disusul oleh sektor finasial yang terkoreksi 6,58%.
Total transaksi yang terjadi selama sepekan senilai Rp18,9 triliun dengan volume 19,71 miliar lembar saham. Investor asing mencatat aksi jual saham sebesar Rp10,05 triliun dan beli senilai Rp5,75 triliun.
Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (21/8/2015), IHSG masih melanjutkan tren bearish dengan kembali ditutup turun 2,39% atau melorot 21,5% ke level 4.335,95 dari level tertinggi yang pernah dicapai pada 7 April 2015 yakni 5.523,95.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan, IHSG terus tertekan sejak pembukaan perdagangan pada level 4.401,67. IHSG bergerak pada level tertinggi 4.401,67 dan level terendah pada 4.335,95.
Sejak awal tahun, IHSG bahkan telah terkoreksi sebesar 17,05% dan menjadi pasar modal terburuk di Asia Pasifik disusul oleh bursa Taiwan yang turun 16,33%. Seluruh sektor yang diperdagangkan di BEI pada hari tersebut memerah dengan pelemahan terdalam terjadi pada sektor perdagangan sebesar 3,27%.
Dari 518 saham yang ada di BEI, sebanyak 232 saham mengalami pelemahan, 59 saham menguat, dan 227 saham stagnan. Saham-saham penekan IHSG a.l. TLKM (-4,88%), BBCA (-3,26%), ASII (-2,42%), EMTK (-9,09%), dan BBRI (-2,31%).
Analis PT HD Capital Tbk. Yuganur Wijanarko, mengatakan selama sepekan ke depan, kondisi pasar yang tengah oversold di harian dan mingguan, serta lemahnya kurs rupiah dapat mengundang minat bargain hunter asing untuk masuk dan menyelamatkan IHSG dari penurunan lebih lanjut.
"Rekomen akumulasi di saham big cap index drivers yang sudah cukup terkoreksi untuk skenario pembalikan arah keatas nantinya," ungkapnya dalam riset, Sabtu (22/8/2015).
Menurutnya, ketidakpastian mengenai jadi atau tidak Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve untuk menaikan suku bunga pada 16-17 September nanti, dan pelemahan perekonomian China membuat pasar melakukan aksi jual di asset berisiko yakni komoditas dan saham.
Kondisi tersebut membuat dolar AS secara global mengalami penguatan sehingga rupiah terpuruk ke level terendah sejak 1998.
Memang, sambungnya, secara survei market konsensus probabilitas untuk The Fed menaikan suku bunga masih 50%, turun dari 77% pada 3 bulan lalu. Tetapi, naik dari 40% sebulan lalu.
Sepanjang pekan ini, pada 17-21 Agustus 2015, IHSG terkoreksi 5,44% ke level 4.335,95. Selama sepekan, IHSG berada di level tertinggi 4.510,48 dan terendah 4.335,95.
Seluruh sektor yang ada di BEI selama sepekan memerah dengan penurunan terdalam terjadi pada industri kimia dasar yang telah anjlok 7,2%. Disusul oleh sektor finasial yang terkoreksi 6,58%.
Total transaksi yang terjadi selama sepekan senilai Rp18,9 triliun dengan volume 19,71 miliar lembar saham. Investor asing mencatat aksi jual saham sebesar Rp10,05 triliun dan beli senilai Rp5,75 triliun.
Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (21/8/2015), IHSG masih melanjutkan tren bearish dengan kembali ditutup turun 2,39% atau melorot 21,5% ke level 4.335,95 dari level tertinggi yang pernah dicapai pada 7 April 2015 yakni 5.523,95.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan, IHSG terus tertekan sejak pembukaan perdagangan pada level 4.401,67. IHSG bergerak pada level tertinggi 4.401,67 dan level terendah pada 4.335,95.
Sejak awal tahun, IHSG bahkan telah terkoreksi sebesar 17,05% dan menjadi pasar modal terburuk di Asia Pasifik disusul oleh bursa Taiwan yang turun 16,33%. Seluruh sektor yang diperdagangkan di BEI pada hari tersebut memerah dengan pelemahan terdalam terjadi pada sektor perdagangan sebesar 3,27%.
Dari 518 saham yang ada di BEI, sebanyak 232 saham mengalami pelemahan, 59 saham menguat, dan 227 saham stagnan. Saham-saham penekan IHSG a.l. TLKM (-4,88%), BBCA (-3,26%), ASII (-2,42%), EMTK (-9,09%), dan BBRI (-2,31%).
mau tau TREN HARGA EMAS, bahkan sejak 10 taon terakhir, selalu naek tuh
kecemasan investor di bursa amrik BIASANYA diindikasikan (diukur) dengan VIX (volatility S&P 500, indikator bursa amrik terbesar)... jika investor CEMAS SEKALE, maka tercermin secara indikatif pada KENAEKAN ANGKA VIX ... saat ini vix =28, terliat pada grafik sebagai KENAEKAN TREN vix yang GEDE ... berarti kecemasan investor bursa saham amrik TINGGI ... secara historikal: kecemasan nvestor amrik TERTINGGI pada 2008: 50.89 (banding per tgl 21 Agustus 2015: 28.03) ... berarti kecemasan investor amrik BELUM SETINGGI yang TERTINGGI ... ada ekspektasi bahwa kecemasan investor amrik belum mencapai puncaknya ...
... namun bandingkan dengan tren ihsg (jkse): saat ini tlah terjadi KEJATUHAN IHSG yang dalam, yaitu dari sekira 5500 k 4400 dalam waktu 5 BULAN (sejak Maret 2015: posting gw 5 Bulan yang lalu (MARET 2015) soal NEXT CRISES @saham global 2015) ... jadi gw mah dah BERSIAP-SIAP kemungkinan terjadinya KEGALAUAN RAK$A$A di saham global, BUKAN SAJA DI SAHAM INDONESIA, tapi DI SAHAM SELURUH DUNIA (termasuk amrik) ... gimana gw bersiap-siap (SEBENARNYA GW SELALU BERSIAP-SIAP SETIAP HARI : DIVERSIFIKASI INVESTASI: rupiah, dolar, valas, emas, properti, n pengetahuan / pendidikan) ... jadi gw mengalami kejatuhan imut dibandingkan LABA RAK$A$A yang gw selalu peroleh lewat variasi investasi tersebut ... DALAM MAEN SAHAM: gw punya strategi INVES + TRADING
... dalam inves: strategi gw cuma SATU yaitu BOBO dalam JANGKA PANJANG (buy, n hold for a long term period to GAIN GIGANTICALLY)
... dalam trading: strategi UTAMA gw FL (FOKUS LABA) baek dalam TREN TURUN (FLDTT: tidak menjadi PENGECUT, JADI LAH SEORANG TRADER SEJAT1) mau pun dalam TREN NAEK (FLDTN: Fokus LABA dalam TREN NAEK (efek BUNGA MAJEMUK)) : sederhana khan ya ... :)
... nah kembali ke grafik TREN VIX, maka tampak PASCA VIX TINGGI biasanya LANGSUNG terjadi KOREKSI TREN VIX turun ke angka yang sekira 15-20 (batas psikologis KECEMASAN NORMAL dalam PASAR SAHAM, khususnya di amrik) ... SAAT TREN VIX NORMAL maka TREN IHSG NORMAL NAEK TINGGI (simak gambar garis pink n lingkaran pink) ... :)
apa kaitan WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA dengan KRISIS EKONOMI GLOBAL? saat krisis finansial global 2008, sebagai WAPRES adalah JK, kini 2015 saat krisis ekonomi DUNIA, ekh, WAPRES kita adalah JK lage .. mungkin ini pertanda bahwa JK SEBAEKNYA TIDAK JADI WAPRES INDONESIA, tapi JADI PRESIDEN RI yad supaya TIDAK TERJADI KRISIS EKONOMI GLOBAL lage ... :)
Komentar
Posting Komentar