Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 11 Agustus 2015

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan dinilai berpotensi berbalik arah dalam beberapa waktu ke depan meskipun masih bersifat technical rebound.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan tekanan sudah sedikit mereda setelah IHSG menguji support 4.720.
"Sebelum menembus resistance level 4868, dalam beberapa hari ke depan IHSG masih akan berkutat dalam fase sideways. Namun, potensi menguat masih akan terlihat pada pertengahan minggu," ujarnya, Senin (10/8/2015).
Indeks hari ini ditutup melemah 0,45% di level 4.748 setelah bergerak pada rentang 4.720-4.764.
Namun, lanjut William, IHSG dalam jangka panjang masih uptrend. Dia merekomendasikan sejumlah saham yang patut dikoleksi pada perdagangan besok (Selasa, 11/8), yakni PGAS, MAPI, CPIN, BALI, LPPF, INDF, dan SILO.

JAKARTA. Hari ini Senin (10/8) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,45% ke level 4.748,94.
Berikut adalah beberapa analisa teknikal saham beserta rekomendasinya yang telah dihimpun KONTAN dari para analis:
- PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
Secara teknikal indikator relative strength index (RSI) menunjukkan level 66,48 dan stochastic menunjukkan level 81,2 sudah berada di area jenuh beli (overbought). Moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif. Kemudian, Bollinger mendekati upper Bollinger band.
Rekomendasi : Hold
Support : 1.990
Resistance : 2.200
Purwoko Sartono
Panin Sekuritas

- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Candlestick berada di Bollinger bawah. Secara teknikal indikator stochastic menunjukkan level 40 berpotensi death cross. Relative strength index (RSI) menunjukkan level 49. Moving average convergence divergence posisi histogram berada di area negatif. Moving average (MA) 20 death cross dengan MA 5, menunjukkan potensi pelemahan.
Rekomendasi : Buy on weakness
Support : 4.850
Resistance : 4.950
Setiawan Efendy
Phintraco Securities

- PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Pola candlestick menunjukkan kondisi melemah (bearish). Indikator stochastic masih down trend dan relative strenght index (RSI) berpeluang melanjutkan pelemahan. Bollinger sempat menyentuh Bollinger bawah.
Rekomendasi : Sell
Support : 2.540 – 2.510
Resistance : 2.620 – 2.680
Eddy Wijaya
Sinarmas Sekuritas
Editor: Barratut Taqiyyah

NEW YORK. Bursa AS mengibarkan bendera hijau pada penutupan transaksi tadi malam (10/8). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 1,3% menjadi 2.104,18. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Mei lalu.
Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Averae melompat 1,4% menjadi 17.615,17. Adapun indeks Nasdaq Composite Index naik 1,2% dan Russell 2000 Index terkerek 1,3%.
Salah satu sentimen positif yang melambungkan kinerja bursa AS adalah kesepakatan bisnis di mana Berkshire Hathaway Inc milik Warren Buffett setuju membeli Precision Castparts Corp. Kabar persetujuan kedua belah pihak melambungkan harga saham Precision sebesar 19%.
Adapun pergerakan saham lain yang turut mempengaruhi bursa AS adalah saham Boeing Co yang naik 2,4%, Google Inc naik 4,7%, dan saham Apple mencatatkan kenaikan terbesar dalam enam bulan terakhir.
"Bursa China membukukan kenaikan terbesar dalam sebulan terakhir di tengah spekulasi stimulus yang akan digelontorkan pemerintah. Ditambah lagi dengan aksi korporasi Berkshire dan PCP memberi alasan bagi market untuk reli," jelas Mark Kepner, equity trader Themis Trading LLC di Catham, New Jersey.
Sementara itu, sembilan dari sepuluh sektor yang terhimpun dalam indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan. Saham-saham energi, bahan baku dan industri mengalami kenaikan terbesar. Sedangkan sektor utilities mencatatkan penurunan terdalam.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
TOKYO. Reli di pasar global ikut menjalar ke pasar saham Jepang pagi ini (11/8). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.01 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,5% menjadi 20.912,43, mendekati level penutupan tertinggi sejak Desember 1996.
Sedangkan indeks Topix naik 0,6% menjadi 1.700,66, menuju level tertinggi sejak Juli 2007. Sementara itu, dari 33 grup industri yang ada, hanya empat industri yang memerah.
"Pasar saham Jepang bereaksi atas penguatan di bursa AS dan Eropa, penurunan harga obligasi, dan reli harga minyak dunia," jelas Toshihiko Matsuno, chief strategist SMBC Friend Securities Co di Tokyo.
Dia menambahkan, harga minyak sangat mungkin mengalami rebound setelah data perdagangan China membuat pelaku pasar berasumsi yang terburuk sudah berlalu. "Sektor energi sepertinya akan rebound pada hari ini akibat kenaikan harga minyak," imbuhnya.
Sekadar informasi, harga minyak dunia pada Senin kemarin mendaki dari level terendahnya dalam lima bulan terakhir. Penyebabnya, impor minyak China pada Juli lalu menembus rekor tertinggi. Sementara, pembelian luar negeri oleh China naik menjadi 30,71 metrik ton pada Juli. Posisi ini lebih tinggi dari level Desember yang berada di level 30,4 juta ton.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒