Langsung ke konten utama

catatan TEKNIKAL IHSG terstrategis, PALING VITAL 2015 (ihsg per tgl 31 Juli 2015 bersambung)

secara teknikal, tren ihsg memberi beberapa petunjuk / sinyal karena tlah terjadi momentum strategis:
1. saat ini (Juli 2015), ihsg maseh terseret dalam area JENUH JUAL (momentum LEPAS SAHAM / jual saham lebe dominan, sehingga ihsg terseret TURUN s/d SUPPORT)
2. tren ihsg yang berjenuh-jual memberi EKSPEKTASI POSITIF AKAN PEMBALIKAN ARAH menuju BELI SEDANG, yaitu fase REBOUNDING menuju setidaknya 4750
3. ada KEMIRIPAN LAMA (durasi, panjang) AREA JENUH JUAL JULI 2015 dengan JANUARI 2015: artinya ada EKSPEKTASI PASCA JENUH JUAL  akan terjadi pembalikan arah yang KUAT (rebound) setidaknya menuju 4750, 4863, 4995, dan 5K lage
4. waspadai kemungkinan ihsg maseh akan BEARISH dalam jangka pendek, menengah k 4500; sedang bearish jangka panjang bisa merosot ke bawah 3K menuju 2K saat terjadi KEGONCANGAN EKONOMI makro kita (well, antisipasi semua pihak domestik amat dibutuhkan guna menghindari krisis dahsyat lage ya ... :) )





per tgl 10 September 2015, analisis ORANG LAEN juga ada YANG PE$1M1$T1$: 
Jakarta detik -Perekonomian Indonesia sepertinya masih akan terus tertekan hingga akhir tahun ini. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diperkirakan masih dalam guncangan. 

Skenario pesimistisnya, IHSG dimungkinkan merosot ke level 3.900 di akhir tahun ini. Demikian dikatakan Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada saat acara Edukasi Wartawan Pasar Modal, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (10/9/2015).

"Target pesimis 3.950, moderat 4.600, optimis dengan asumsi sentimen membaik 4.800, 5.000 agak sulit," sebut dia.

Reza mengungkapkan, perkiraan IHSG tersebut merujuk pada kondisi perekonomian saat ini yang belum banyak mendapatkan sentimen positif baik dari domestik maupun global.

"Walaupun saham-saham turun tapi second liner (lapis dua) ada peningkatan return, saham TOTO, KREN, itu bisa memanfaatkan momentum trading jangka pendek, pasti ada saham-saham yang mencatatkan keuntungan, ada di saham-saham second liner," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Analis dari AAEI Edwin Sebayang menyebutkan, saat ini kondisi perekonomian terutama di pasar saham tengah dalam tren melemah.

Kondisi perekonomian global yang menjadi pendorong katalis pasar seperti penurunan harga komoditas dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS ikut menekan kinerja emiten di pasar modal.


"Skenario indeks optimis akhir tahun 4.810, moderat 4.540, pesimis 4.005, kecenderungannya pesimis karena kontraksi kinerja emiten di LQ45 dan MNC36 semester satu. Siapa sangka IHSG 5.500 bisa turun ke 4.100, itu sudah tercermin dari awal tahun, " jelas dia.

Saat ini, Edwin menyebutkan, faktor pendorong menggeliatnya perekonomian Indonesia sudah tidak ada lagi. Booming likuiditas dan komoditas sudah hilang.

"Komoditas turun terus, itu membuat kenapa Indonesia susah bangkit karena likuiditas banjir sudah berakhir,booming komoditas hilang, jadi nggak heran arah IHSG lebih cenderung ke bawah," katanya.

Selain itu, Edwin memperkirakan, di kuartal III-2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di level 4,6-4,7% sehingga itu akan tercermin kemampuan dari emiten untuk earning itu akan buruk. Di sisi lain, pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga tidak bisa dihindari.

"Kita melihat sekarang ini IHSG ada kemungkinan akan terkoreksi lagi, emiten-emiten yang utang dalam dolar AS di LQ45 dan MNC36 itu terlihat sekali menggerus kinerja emiten," ujarnya. 

Analis AAEI David Sutyanto mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, kinerja IHSG di tahun ini masih akan tertekan.

Ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan pemerintah yang dikeluarkan belum mampu mengangkat kinerja IHSG

"Dolar AS masih belum pasti, masalahnya kebijakan pemerintah fiskal ketat, pajak digenjot, subsidi dicabut, itu harusnya infrastruktur baik, tapi sampai Agustus penyerapan anggaran baru 41%, ini menjadi masalah, untuk genjot pendapatan bagus, tapi spending kurang. Paket kebijakan pemerintah masih sifatnya normatif," katanya.

Terkait hal itu, David memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung merosot hingga level 4.000 di akhir tahun.

"Target 5.650 di awal tahun sepertinya sudah tidak berlaku, dolar AS nggak mungkin kembali ke Rp 13.000, berdasarkan perhitungan IHSG di 4.400-4.500. Best 4.800, support 4.000," sebut dia.

Analis AAEI Andrew Argado menambahkan, kepemilikan asing di pasar modal Indonesia masih tinggi sehingga saat ada gejolak ekonomi global, IHSG tertekan.

"Januari-Agustus transaksi asing US$ 385 juta, nett sell. Kepemilikan di SUN Juni 2015 Rp 537,5 triliun, mungkin asing nett sel di bursa tapi di SUN keep," terangnya.

Andrew memprediksi IHSG di akhir tahun akan berada di level 5.516 untuk skenario optimis, normal di level 4.832, dan pesimistis di angka 3.855.

"Target IHSG Kita bikin 3 skenario best, normal, dan worst. Best 5.516 dengan asumsi semua emiten di BEI tumbuh 10,31% EPS, kedua indeks di PE 20,92%. Normal 4.832 dengan EPS seluruh emiten 3,7%, indeks PE 19,55%, sedangkan worst 3.855 Dengan asumsi seluruh emiten di BEI EPS negatif 3,7%, indeks PE rendah 16,71%," pungkasnya.

Monitor-icon

per tgl 26 Agustus 2015, secara teknikal tlah terjadi ekspektasi positif KEMBALI @6K: 




per tgl 19 Agustus 2015, secara teknikal tlah terjadi KONDISI AMAT JENUH JUAL @ ihsg: 

per tgl 12 Agustus 2015, gw menemukan FAKTA TEKNIKAL MENARIK (berbau fundamental juga) bahwa ADA ... : 


fakta per tgl 31 Juli 2015 SESI PAGI TRANSAKSI BEI tren ihsg sbb: 


Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham emiten asal Indonesia yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat I Shares MSCI Indonesia ETF (EIDO) pada penutupan perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB melemah.
Aksi jual kembali terjadi, setelah rebound sehari kemarin. Sebelumnya indeks EIDO tertekan selama delapan hari perdagangan.
Indeks EIDO pada penutupan perdagangan Kamis (30/7/2015) melemah 0,54% ke level 22,01.  
Posisi EIDO sejalan berbeda dengan bursa AS yang sideways. Indeks S&P500 naik 0,06% ke 2.108,63. Dow Jones Industrial Average turun 0,03% ke 17.745,98.

Saham penekan indeks berdasarkan %: 

ADHI
-14,61%
ANTM
-6,67% 
WIKA
-5,54% 
AALI
-4,95%





Saham pendorong indeks berdasarkan %:

CTRS
+4,21%
WTON
+3,43% 
WSKT
+3,29% 
UNTR
+2,95%




 Sumber: Bloomberg, 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk