Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 01 September 2015

JAKARTA. Maraknya aksi profit taking membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot. Hari ini, Selasa (1/9) IHSG ditutup melemah 2,15% ke level 4.412,45.
Purwoko Sartono, Analis Panin Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG diwarnai aksi profit taking yang dipicu oleh melemahnya data ekonomi Tiongkok. Tercatat, indeks manufaktur China atau manufacturing PMI, per Agustus 2015 sebesar 49,7, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,0.
Sementara, Achmad Yaki Yamani, Analis Sucorinvest Central Gani menilai tidak ada katalis positif dari domestik yang menopang IHSG. Adapun, sinyal profit taking telihat dari penurunan volume perdagangan yang dibawah rata-rata.
Yaki menambahkan aksi unjuk rasa buruh besar-besaran hari ini juga menyengat pergerakan IHSG. Akibatnya, “Aksi unjuk rasa ini direspon negatif oleh pasar,” imbuh Yaki.
Ditambah, pelaku pasar masih konsentrasi terhadap kepastian rencana kenaikan suku bunga federal reserve alias The Fed. “Berbeda dengan kemarin yang net buy, hari ini investor asing malah mencatatkan net sell sebesar Rp 232,72 miliar,” Imbuh Yaki.
Yaki mensinyalir IHSG akan melanjutkan koreksinya besok, Rabu (2/9). Prediksinya, IHSG akan bergulir di rentang 4.364 – 4.461.
Sementara, Purwoko, juga menduga besok IHSG berpotensi kembali melemah. Sebab, rebound IHSG yang relatif cepat tempo hari, masih memancing aksi profit taking. Prediksinya, IHSG akan bergulir dalam rentang 4.320 – 4.425.
Editor: Yudho Winarto.

 JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/9), melorot 2,15 persen (97,15 poin) ke level 4.412,46.

Sejak dibuka, indeks langsung melorot dari titik tertinggi hari ini di 4.509,61 dan sempat berada di titik terendah di 4.411,78.

Indeks LQ45 turun 2,83 persen ke 748,98, ISSI turun 1,81 persen ke 139,74, Investor33 turun 2,71 persen ke 309,22.

Sektor agri melemah 0,51 persen, tambang turun 0,85 persen, industri dasar turun 1,86 persen, konsumsi turun 1,73 persen, properti turun 2 persen.

Infrastruktur turun 1,21 persen, keuangan turun 3,09 persen, perdagangan turun 2,07 persen, manufaktur turun 2,12 persen, aneka industri turun 3,25 persen.

Saham-saham yang masuk ke jajaran top gainer hari ini adalah LION naik 11,8 persen (1.000) ke Rp 9.500, SILO naik 3,3 persen (500) ke Rp 15.600, GMTD naik 5,6 persen (475) ke Rp 8.950, BRAM naik 10,3 persen (300) ke Rp 3.200, PTBA naik 5,1 persen (300) ke Rp 6.150.

Saham-saham yang menjadi top loosers hari ini adalah GGRM turun 3,4 persen (1.500) ke Rp 43.000, HMSP turun 1,3 persen (1000) ke Rp 75.000. LPPF turun 5 persen (875) ke Rp 16.650, INTP turun 4,3 persen (850) le Rp 18.775, UNVR turun 2 persen (800) ke Rp 38.925. (B1/fmb)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒