Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 14 September 2015 (4400 diINT1P)... 4400 (18/09/2015) neh :)

per tgl 18 Sep 2015, 4400 @ ihsg tercapai lage pasca keputusan the fed mempertahankan tingkat suku bunga FFR: 
 

INILAHCOM, Jakarta- Laju IHSG diperkirakan coba menguji resisten terdekatnya di level 4.500. Secara teknikal, indeks berpotensi melaju terus ke level 4.600 dalam 1-2 pekan ke depan. Lima saham disodorkan.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 54,87 poin (1,24%) ke angka 4.360,47 pada pekan yang berakhir Jumat (11/9/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 4.415,34 per Jumat (4/9/2015).

Kepada INILAHCOM, Tommy Yu, analis independen dari Jsxpro.com yang twitter-nya bisa diikuti pada @technicalist memberikan rincian penjelasan analisis teknikalnya berikut ini: - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2237278/ihsg-uji-4500-lima-saham-disuguhkan#sthash.Rp2NPaIl.dpuf
Sejak mencapai level terendahnya sepanjang tahun ini pada 24 Agustus di level 4.111, IHSG mencoba kembali bangkit. Bila diperhatikan lebih lanjut, terlihat pola pembentukan lembah yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya pola pembalikan arah dari downtrend menjadi uptrend kembali. Akan tetapi, pola tersebut memang masih baru pada tahap awal dan perlu dikonfirmasi oleh waktu dan pembentukan pola chart selanjutnya.
- See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2237278/ihsg-uji-4500-lima-saham-disuguhkan/27293/1-tren-ihsg-coba-kembali-bangkit#sthash.jjtMWNLh.dpuf
Dengan menggunakan alat (toolsFibonacci Extension dan indikator Stocastic, dapat diproyeksikan level kenaikan dari IHSG.

IHSG diperkirakan akan mencoba menguji resisten terdekatnya di level 4.500, dan secara teknikal berpotensi untuk melaju terus ke level 4.600 dalam 1-2 minggu ke depan.

Walaupun secara teknikal cukup baik, namun perlu diwaspadai hasil dari the Federal Open Market Committee (FOMC) meeting pada minggu ini bila The Fed jadi menaikkan suku bunga. Ada kemungkinan IHSG akan kembali tertekan akibat dana keluar dari bursa dan skenario naik ke level 4.600 bisa saja gagal.

 - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2237278/ihsg-uji-4500-lima-saham-disuguhkan/27294/2-target-kenaikan-ihsg#sthash.LvkqI50X.dpuf
Batas support dan resisten IHSG adalah sebagai berikut:

Support terdekat: 4.250

Resisten terdekat: 4.500 - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2237278/ihsg-uji-4500-lima-saham-disuguhkan/27295/3-support-resisten-ihsg#sthash.j1lgXeIc.dpuf
INILAHCOM, Jakarta - Aliran dana asing yang mengkonversi ke Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar modal diperkirakan akan membanjiri pasar modal kembali.

Fauzi Ichsan, Plt Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menilai dengan paket kebijakan ekonomi yang pemerintah gelontorkan akan mengubah pola pikir pasar modal yang berusaha mengkonversi. "Paket dapat menenangkan pasar modal, aset yang save heaven akan kembali ke pasar modal," kata dia di Jakarta, Rabu (9/9/2015).

Ia menilai pelaku pasar modal yang menarik dari bursa lantaran dua faktor yaitu global dan domestik. "Kita lihat dua faktor domestik dan global. Tren penguatan dengan bank central China lakukan kebijakan moneter memperlemah mata uang, otomatis berdampak ke Rupiah," katanya.

Selain itu, LPS sendiri menyakini, Rupiah di Bawah Rp14 Ribu pada akhir tahun atas terbitnya kebijakan tersebut. "Jika financial anjlok akan rebound setelah terbangun konfidensial. RUPIAH rebound diakhir tahun Rp14 ribu," imbuhnya. [jin] - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2236357/lps-aliran-dana-asing-dapat-banjiri-pasar-modal#sthash.6GQOzpzV.dpuf

JAKARTA Kontan. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat besok Senin (14/9). Sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat (11/9), IHSG menguat 0,40% ke level 4.360,47.
Lanjar Nafi Taulat, Analis Reliance Securities mengatakan, penguatan IHSG pada akhir pekan dipicu oleh sentimen positif yaitu prediksi Bank Indonesia (BI) terhadap data neraca perdagangan bulan Agustus yang akan kembali surplus.
Hal ini menjadi pendorong gairah investor, meski disisi lain kondisi rupiah masih lemah dan data obligasi pemerintah pada minggu ini menunjukkan pelemahan. Investor asing pun kembali net sell sebesar Rp 57,58 milliar.
Lanjar memprediksi besok Senin (14/9) atau pada awal pekan IHSG berpeluang menguat lantaran masih ada dorongan dari sentimen positif prediksi neraca perdagangan. Selain itu menurutnya sentimen juga akan cenderung sepi menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
Muhammad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas senada, menurutnya sentimen positif dari prediksi surplusnya neraca perdagangan masih akan ditanggapi positif oleh pasar. Cuma, menurutnya meski masih surplus di perkirakan ekspor dan impor masih melemah.
Alfatih memprediksi IHSG besok berpeluang menguat tipis dalam rentang 4.340 – 4.406. Kemudian, Lanjar memprediksi IHSG akan bergulir dalam rentang 4.350 – 4.425.
Editor: Sanny Cicilia.

Bisnis.com, JAKARTA--Menjelang pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak terkonsilidasi pada level 4.350-4.425.
Lanjar Nafi, analis PT Reliance Securities Tbk. (RELI) mengatakan secara teknikal, IHSG bergerak terkonsolidasi dengan membentuk formasi symmetrical triangle. Indikator Stochastic masih bergerak positif dari area jenuh jual dan Indikator MACD yang masih bergerak cukup positif.
"Sehingga diprediksikan IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan meskipun terbatas dengan range pergerakan 4.350-4.425," ungkapnya dalam riset, Jumat (11/9/2015).
Pekan depan, sejumlah saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya BSDE, KLBF, PGAS, UNTR, TAXI.
Pada perdagangan hari ini, Jumat (11/9/2015), IHSG ditutup naik 17,21 poin sebesar 0,40% ke level 4.360.47. Hanya 3 sektor yang mengalami pelemahan yakni sektor keuangan, properti dan trading.
Perkiraan Bank Indonesia terhadap neraca perdagangan Indonesia yang akan kembali surplus di bulan Agustus menjadi pendorong gairah investor diakhir pekan meskipun tertahan oleh pergerakan rupiah yang kian melemah dan obligasi pemerintah yang turun pada minggu ini. Investor asing masih mencatatkan net sell Rp57,58 miliar.
Sepanjang pekan ini, IHSG masih tercatat pelemahan 1,24% atau 54,87 poin dari penutupan akhir pekan lalu 4.415,34. Sejak awal tahun, IHSG terkoreksi 16,58%.
Sementara itu, Indeks saham di Asia ditutup terlihat terkonsolidasi diakhir perdagangan. Kekhawatiran investor terhadap pertemuan the Fed pekan depan pada 16-17 September. Dimana hasil pertemuan tersebut adalah hal yang penting bagi setiap investor.
Pada saat yang sama, bursa Eropa dibuka pada zona negatif dipimpin oleh pelemahan saham-saham telekomunikasi. Investor akan mengukur data Ekonomi AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tetang tindakan The Fed pada pertemuan bulan ini.
Dia mengatakan, kendati dinaikannya suku bunga sangat tipis dan masih dalam fase konsolidasi dimana belum memutuskan langkah besar. Sentimen selanjutnya pekan depan akan lebih terfokus terhadap hasil pertemuan The Fed, dan beberapa data ekonomi Indonesia.
"Seperti necara perdagangan serta komposisi eksport dan importnya, Tingkat suku bunga dan pertumbuhan kredit," paparnya.
Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan III sudah mulai rebound. Pertumbuhan didorong oleh belanja modal Pemerintah. Ria Martati.
Jakarta- Pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga diperkirakan mulai membaik. Meski belum menyentuh level 5%, namun pertumbuhan diperkirakan lebih baik dari triwulan sebelumnya.
“Tanda-tandanya sudah mulai positif, kalau dari perkiraan kita, Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan III sudah mulai rebound, sudah mulai lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, usai ibadah Sholat Jumat di Jakarta Jumat, 11 September 2015. Seperti diketahui, pada triwulan pertama, pertumbuhan ekonomi tercatat 4,71% kemudian pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tercatat 4,67%. Juda juga optimistis, pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2015 akan tetap mencapai range 4,7%-5,1%.
Faktor kunci pendorong pertumbuhan ekonomu menurut Juda adalah penyerapan anggaran yang telah mulai meningkat, sementara di sisi  ekspor masih lemah.
“Fiskal sudah mulai positif. Belanja modal sudah lebih tinggi dibanding tahun lalu. Januari-Agustus, kalau tidak salah tumbuh sudah 13% yoy. Ini positif. Delapan bulan 2015 sudah lebih tinggi 13% daripada delapan bulan tahun sebelumnya. Sudah mulai positif dampaknya ke perekonomian, ada spillover juga ke yang lain,” tandasnya.



wsj: Federal Reserve officials gather for one of the most closely watched meetings in recent memory Wednesday and Thursday. If they decide to raise interest rates for the first time since 2006, it would indicate a strong vote of confidence in the economic recovery.

  • 1 All About the Fed

    All the data we’ve been chewing over for the past few months leads to this moment: The crucial Fed meeting where Chairwoman Janet Yellen and her colleagues could declare the economy ready to absorb an increase in short-term interest rates of perhaps 0.25% percentage point. Not long ago that looked like a no-brainer. The past few weeks, however, have brought significant market volatility and new fears that China and other emerging economies may be teetering. That could stay the central bank’s hand for a while longer.
  • 2 For Sale

    The jobs market, by many measures, is strong. And gas prices are low. That should be encouraging Americans to splurge a little. That theory will be tested Tuesday when the Commerce Department releases retail sales figures for August. Retail spending has been uneven in recent months but grew at a seasonally adjusted 0.6% in July, a steady pace. We’ll see whether the gloomy economic headlines from China and elsewhere have dampened enthusiasm to spend money.
  • 3 It Costs How Much?

    Low oil prices and a strong dollar have held down overall inflation in recent months. Prices in July rose a mere 0.1% over the previous month and 0.2% over the year. Wednesday will deliver an initial read on August prices from the Labor Department, which could tell us whether that trend continues. Fed officials have been struggling to get inflation to their annual target of 2%–although they prefer looking at a different measure, the personal consumption expenditure price index.
  • 4 Oh, Build Me a Home

    Single-family home construction surged in July, indicating new vigor in the housing market, which has taken a while to recover from the recession. Housing starts last month hit a seasonally adjusted annual rate of 1.21 million, the highest since October 2007. Did Americans keep up their home-buying pace in August? Thursday’s housing starts report from the Commerce Department will offer a clue.
  • 5 Making It

    The Fed’s industrial production report for August will give an indication of how American manufacturers are dealing with the strong dollar, which makes exports more expensive while cheapening imports. The report offers a measure of output in the manufacturing, utilities and mining sectors. It rose a seasonally adjusted 0.6% in July, the largest gain since November and the second straight increase following a string of five monthly decreases.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒