Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 27 Agustus 2015 (TIPS INVESTASI saat ketidakpastian TINGGI: para ANALIS): update on 911-2015

NEW YORK. Bursa AS mencatatkan reli terbesar sejak 2011 lalu, tadi malam (27/8). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 melompat 3,9% menjadi 1.940,51. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 3,95% menjadi 16.285,51.
Sektor teknologi memimpin kenaikan. Di mana saham Apple Inc dan Google Inc melonjak setidaknya 5%. Sementara itu, saham Cameron International Corp melambung hingga 41% setelah sepakat untuk dibeli oleh Schlumberger Ltd senilai US$ 14,8 miliar.
Wall Steet berhasil melesat setelah sebelumnya sempat melempem pada transaksi pagi.Ada beberapa sentimen yang menyokong pergerakan positif Wall Street pada hari ini. Pertama, pernyataan dovish dari the Federal Reserve.sejak JUNI 2015, gw DAH EKSPEKTASI penundaan kenaekan THE FED FUND RATE kok  Kedua, data ekonomi AS yang membaik. Dua faktor ini cukup ampuh menahan anjloknya pasar saham yang sudah menghapus nilai saham sebesar US$ 2,2 triliun.
"Cukup jelas, merupakan hal yang sangat positif melihat pergerakan bursa saham yang naik. Saya tidak tahu apakah kita sudah menyentuh bottom.Saya tidak yakin, hari-hari buruk sudah berakhir," jelas Tom Manning, chief investment officer Boston Private Wealth.
Volatilitas masih terlihat melalui pasar finansial. Ambil contoh, harga komoditas masih merosot setelah Selasa (25/8) kemarin sempat naik. Sedangkan harga emas dunia mencatatkan penurunan untuk hari ketiga. Adapun bijih besi menyeret sektor industri logam lebih dalam dan harga minyak diperdagangkan di bawah US$ 40 per barel.
Pada transaksi sebelumnya, ada upaya untuk mendorong pasar saham global agar naik. Namun belum berhasil. Shanghai Composite Index, misalnya, berakhir dengan penurunan 1,3% setelah dibuka dengan lompatan 4,3%. Demikian pula halnya dengan pasar saham Eropa yang sudah berhasil menghapus penurunan sebesar 2,7% untuk kemudian tersungkur lagi.
"Devaluasi yuan China membuat investor cemas dan data ekonomi belum pulih. Selain itu, potensi kenaikan suku bunga AS juga memberikan kecemasan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat," papar Jacques Porta, fund manager Ofi Gestion Privee di Paris.
Editor: Barratut Taqiyyah
JAKARTA. Ditengah gejolak yang terjadi di bursa saham dan pelemahan rupiah yang kian tajam, investor harus berhati-hati dalam menentukan langkahnya.
Pemilihan instrumen investasi sebaiknya mempertimbangkan risiko yang siap ditanggung dan tujuan awal dari investasi yang dilakukan.
Di pasar spot, Rabu (26/8) posisi rupiah terhadap USD menukik tajam 0,56% ke level Rp 14.133 dibanding hari sebelumnya.
Serupa, di kurs tengah Bank Indonesia pun rupiah ikut melemah 0,24% di level Rp 14.102. Ini menyeret rupiah ke level terendahnya sejak 1998 silam.
Sedikit lebih baik indeks harga saham gabungan (IHSG) Indonesia kembali mendapatkan kekuatannya setelah rebound di 0,22% kembali ke level 4.237,73.
Namun, itu pun tidak lantas positif bagi bursa saham karena level tersebut masih berada di kisaran terendahnya sejak Februari 2014 lalu.
Mengantisipasi goyahnya perekonomian saat ini, Prita Ghozie, Chief Financial Planner ZAP Finance menyarankan investor untuk mengalihkan aset investasinya ke portofolio seperti logam mulia dan instrumen pasar uang.
Sebabnya, ini menjadi aset dengan risiko yang paling minim.
“Untuk instrumen pasar uang bisa deposito dan reksadana pasar uang,” tambah Prita.
Seperti yang diketahui, aset sejenis ini memiliki likuiditas yang tinggi serta memiliki waktu pencairan yang lebih fleksibel.
Begitu pun, Prita masih memberi ruang bagi instrumen saham. “Tetap bisa ditempatkan di saham sekitar 30%,” papar Prita.
Baru sisa 70% dibagi merata pada instrumen pasar uang dan emas.
Selain itu Prita juga menjelaskan, jika potensi kerugian masih di bawah 10% bisa diambil lalu ditempatkan di pasar uang.
Namun sudah lebih dari 10% dan tidak dibutuhkan dananya dalam waktu 3 tahun atau kurang, lebih baik ambil posisi hold.
“Untuk investor yang agresif, momen seperti bisa ini bisa dijadikan momentum beli saham atau reksadana berbasis saham dengan catatan kinerjanya baik secara bertahap dari sisa penghasilan,” terang Prita.- NAMIRA DAUFINA

Editor: Adi Wikanto

JAKARTA kontan. Pasar saham Indonesia hari ini diperkirakan masih bisa menguat terbatas. Pada perdagangan kemarin (26/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 022,% menjadi 4.237,73. Meski menguat, para pemodal asing masih menarik dana dari pasar modal domestik.
Kemarin asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 527,58 miliar. Pada hari ini (27/8), analis memproyeksikan indeks saham lokal masih bisa menguat terbatas.
Analis Lautandhana Securindo Krishna Setyawan mengatakan peraturan dan kebijakan pemerintah terkait auto rejection saham mampu mendorong pasar saham domestik. "Juga ada tindakan pemerintah buyback surat utang negara (SUN) demi menahan kejatuhan SUN lebih dalam," tambah Fadli, analis Net Sekuritas.
Fadli juga menduga, pasar saham domestik hari ini masih bisa menguat terbatas. Apalagi, pasar saham Asia cenderung stabil. Dia menerka, IHSG hari ini bergerak menguat terbatas di kisaran 4.180 hingga 4.275.
Krishna melihat, harga sejumlah saham sudah cukup murah. Menurut hitungannya, IHSG pada hari ini akan bergerak menguat terbatas di kisaran 4.228 hingga 4.260. "Saham-saham yang dapat dicermati investor antara lain BBRI, BBTN, WSKT dan MIKA," tutur dia.
Editor: Barratut Taqiyyah

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan yang berimbas terhadap fluktuasi pasar modal. Kurs tengah rupiah terhadap dollar Amerika serikat di Bank Indonesia pada perdagangan Selasa (25/8/2015) melemah ke level Rp 14.067 dibandingkan Senin (24/8/2015) sebelumnya yang Rp 13.998 per dollar AS.
Perencana keuangan dan CEO Mitra Rencana Edukasi Mike Rini mengatakan investor jangka pendek dengan profil trader perlu mewaspadai kondisi tekanan pasar modal. Investor ini perlu memarkir dananya untuk sementara di reksadana pasar uang sambil menanti sinyal beli atau jual.
"Sebab meski harga saham saat ini stabil namun masih terancam berfluktuasi. Apabila investor membeli, maka terpaksa dijual kembali dalam waktu dekat untuk trading saham sehingga tidak merugi apabila harga jual turun," tutur Mike.
Bagi investor trader yang terlanjur menggenggam saham, kata Mike, perlu melakukan cut loss. Investor ini harus memiliki risk management target loss yang bisa ditanggung.
Sebaliknya, investor jangka panjang bisa masuk ke saham atau reksadana saham dengan memanfaatkan melemahnya IHSG. Sehingga, investor bisa mendapatkan saham bagus dengan harga diskon. "Investor jenis ini bisa hold atau menambah lagi alokasi sahamnya. Saat ini waktu yang tepat untuk masuk," ujarnya.
Untuk investor konservatif, bisa masuk ke deposito tiga bulan ataupun reksadana pasar uang. Instrumen tersebut menarik lantaran naiknya suku bunga deposito.
Instrumen lain seperti emas diperkirakan kurang menarik. Pasalnya, kata Rini, instrumen ini telah mengalami kenaikan harga sehingga cukup mahal apabila dikoleksi investor saat ini. "Seharusnya emas beli saat kemarin turun," ujar Mike.
Demikian juga dengan properti yang nasib berisiko karena harganya yang mahal. Menurut dia, harga properti akan murah saat nilai tukar rupiah kembali terjun."Apabila terdapat sinyal harga properti turun, maka investor baru bisa membelinya," tutur dia.
Sementara itu Chief Economist and Director for Investor Relation Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, volatilitas pasar saham dan obligasi masih akan berlangsung hingga adanya kepastian suku bunga bank sentral Amerika Serikat, the Fed.
Menurut dia, investor bisa masuk ke reksadana terstruktur ataustructured product. Sekadar informasi, ada tiga reksadana yang masuk jenis ini, yakni reksadana terproteksi, reksadana dengan penjaminan dan reksadana indeks. "Sehingga tidak perlu pusing dengan volatilitas harga," kata Budi.
Namun, bagi investor yang terlanjur menggenggam saham bisa sabar dan tetap hold. Pasalnya, Menteri Keuangan mengindikasikan belanja pemerintah bulan Augustus cukup baik. "Kendati demikian, kita diselimuti sentimen negatif yang ekstrim. CDS negara berkembang melonjak dan adanya kekhawatira terhadap dampak perlambatan Tiongkok," kata Budi.
Adapun Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management Rudiyanto optimistis nilai tukar rupiah akan kembali menguat pasca keputusan suku bunga the Fed. "Untuk sementara memang masih minim sentimen baik," kata dia.
Namun, investor tak perlu khawatir menghadapi kondisi ini. Menurut dia, investasi dana investasi tetap harus disesuaikan dengan tujuan keuangan dan bukan kondisi pasar. Misalnya, tujuan investasi satu tahun, satu hingga tiga tahun, tiga hingga lima tahun ataupun lima tahun ke atas.
Sedangkan bagi segmen investor tertentu atau high net worth individual, aset alokasi disesuaikan dengan profile risiko, seperti sangat konservatif, konservatif, moderate dan agresif.
Berikut pilihan strategi investasi:
Rudiyanto
Investor ritel biasa
Investasi 1 tahun: 100 persen pasar uang
1-3 tahun: 100 persen pendapatan tetap
3-5 tahun: 100 persen campuran
5 tahun ke atas: 100 persen saham
HNWI investor1. Sangat konservatif
Deposito 70 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Rekadana Saham 10 persen
2. Konservatif
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 70 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 10 persen

3. Moderat
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 70 persen
Reksadana Saham 10 persen
4. Agresif
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 70 persen
(Wahyu Satriani)


Editor: Erlangga Djumena
SumberKONTAN
Perencana keuangan dan CEO Mitra Rencana Edukasi Mike Rini mengatakan investor jangka pendek dengan profil trader perlu mewaspadai kondisi tekanan pasar modal. Investor ini perlu memarkir dananya untuk sementara di reksadana pasar uang sambil menanti sinyal beli atau jual.
"Sebab meski harga saham saat ini stabil namun masih terancam berfluktuasi. Apabila investor membeli, maka terpaksa dijual kembali dalam waktu dekat untuk trading saham sehingga tidak merugi apabila harga jual turun," tutur Mike.
Bagi investor trader yang terlanjur menggenggam saham, kata Mike, perlu melakukan cut loss. Investor ini harus memiliki risk management target loss yang bisa ditanggung.
Sebaliknya, investor jangka panjang bisa masuk ke saham atau reksadana saham dengan memanfaatkan melemahnya IHSG. Sehingga, investor bisa mendapatkan saham bagus dengan harga diskon. "Investor jenis ini bisa hold atau menambah lagi alokasi sahamnya. Saat ini waktu yang tepat untuk masuk," ujarnya.
Untuk investor konservatif, bisa masuk ke deposito tiga bulan ataupun reksadana pasar uang. Instrumen tersebut menarik lantaran naiknya suku bunga deposito.
Instrumen lain seperti emas diperkirakan kurang menarik. Pasalnya, kata Rini, instrumen ini telah mengalami kenaikan harga sehingga cukup mahal apabila dikoleksi investor saat ini. "Seharusnya emas beli saat kemarin turun," ujar Mike.
Demikian juga dengan properti yang nasib berisiko karena harganya yang mahal. Menurut dia, harga properti akan murah saat nilai tukar rupiah kembali terjun."Apabila terdapat sinyal harga properti turun, maka investor baru bisa membelinya," tutur dia.
Sementara itu Chief Economist and Director for Investor Relation Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, volatilitas pasar saham dan obligasi masih akan berlangsung hingga adanya kepastian suku bunga bank sentral Amerika Serikat, the Fed.
Menurut dia, investor bisa masuk ke reksadana terstruktur ataustructured product. Sekadar informasi, ada tiga reksadana yang masuk jenis ini, yakni reksadana terproteksi, reksadana dengan penjaminan dan reksadana indeks. "Sehingga tidak perlu pusing dengan volatilitas harga," kata Budi.
Namun, bagi investor yang terlanjur menggenggam saham bisa sabar dan tetap hold. Pasalnya, Menteri Keuangan mengindikasikan belanja pemerintah bulan Augustus cukup baik. "Kendati demikian, kita diselimuti sentimen negatif yang ekstrim. CDS negara berkembang melonjak dan adanya kekhawatira terhadap dampak perlambatan Tiongkok," kata Budi.
Adapun Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management Rudiyanto optimistis nilai tukar rupiah akan kembali menguat pasca keputusan suku bunga the Fed. "Untuk sementara memang masih minim sentimen baik," kata dia.
Namun, investor tak perlu khawatir menghadapi kondisi ini. Menurut dia, investasi dana investasi tetap harus disesuaikan dengan tujuan keuangan dan bukan kondisi pasar. Misalnya, tujuan investasi satu tahun, satu hingga tiga tahun, tiga hingga lima tahun ataupun lima tahun ke atas.
Sedangkan bagi segmen investor tertentu atau high net worth individual, aset alokasi disesuaikan dengan profile risiko, seperti sangat konservatif, konservatif, moderate dan agresif.
Berikut pilihan strategi investasi:
Rudiyanto
Investor ritel biasa
Investasi 1 tahun: 100 persen pasar uang
1-3 tahun: 100 persen pendapatan tetap
3-5 tahun: 100 persen campuran
5 tahun ke atas: 100 persen saham
HNWI investor1. Sangat konservatif
Deposito 70 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Rekadana Saham 10 persen
2. Konservatif
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 70 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 10 persen

3. Moderat
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 70 persen
Reksadana Saham 10 persen
4. Agresif
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 70 persen
(Wahyu Satriani)


Editor: Erlangga Djumena
SumberKONTAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih